Ampon Yub: Bad News is Good News, Itulah yang Ditunggu Wartawan dari PDAM Tirta Daroy

Dirut Perumdam Tirta Daroy, T. Novizal Aiyub (tengah) didampingi salah seorang staf utamanya, Azhari (kiri) foto bersama dengan Pengurus PWI Aceh termasuk pimpinan media seusai silaturahmi dan diskusi terkait pelayanan air bersih di Kota Banda Aceh, Jumat, 20 Januari 2023. (Dokumen Perumdam Tirta Daroy)

PORTALNUSA.com | BANDA ACEH – Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Daroy, T. Novizal Aiyub mengapresiasi peran pers dalam menayangkan berbagai informasi terkait kepentingan masyarakat termasuk mengkritisi pejabat publik jika abai dengan kewajibannya.

“Kalau boleh saya berterus terang, ada juga kawan-kawan wartawan yang hanya menunggu sesuatu yang buruk barulah menulis berita. Karena fakta buruk itu bisa menghasilkan berita besar, viral. Meski adagium itu tidak bisa digeneralisir tetapi khusus di PDAM Tirta Daroy, saya merasakan gejala itu. Bad news is good news,” kata Novizal Aiyub yang akrab disapa Ampon Yub ketika bersilaturahmi dengan Pengurus PWI Aceh di kantornya, Jumat, 20 Januari 2023.

Dalam silaturahmi yang dihadiri langsung oleh Ketua PWI Aceh, Nasir Nurdin, Ampon Yub menginformasikan kondisi terkini perusahaan yang dinakhodainya.

Jumlah pelanggan Perumdam Tirta Daroy hingga posisi Januari 2023 mencapai 53.000 sambungan rumah (SR) atau 53.000 Kepala Keluarga (KK).

Cakupan layanan sudah mencapai 90 persen lebih. Air bersih sudah mengucur di semua kecamatan hingga gampong dalam wilayah Kota Banda Aceh. Cakupan ini jauh di atas dari rata rata nasional yang masih sekitar 60 persen, bahkan cakupan layanan PAM Jaya Jakarta di ibu kota negara, sekitar 70 persen,” ujar Ampon Yub.

Ampon Yub mengakui, masih ada persoalan layanan yang dihadapi Perumdam Tirta Daroy namun relatif kecil dibanding jumlah sambungan yang mencapai 53.000 KK lebih.

“Ada yang komplain karena air ngadat, tetapi jumlahnya tidak lebih 100 orang. Kita tidak bermaksud mengecilkan jumlah orang yang komplain karena idealnya memang tidak boleh ada yang tidak terlayani. Tetapi yang ingin saya katakan adalah, angka yang relatif kecil itu mencuat jadi isu luar biasa di media, padahal ada 52.900 orang lainnya yang lancar-lancar saja,” katanya.

Perumdam Tirta Daroy, lanjut Ampon Yub terus berusaha meningkatkan pelayanan agar kebutuhan air bersih rakyat terlayani secara maksimal. Namun dalam menjalankan usaha, pihaknya berhadapan dengan kondisi yang tidak baik-baik saja akibat kenaikan harga kebutuhan operasional untuk memproduksi air.

“Sebagai pembanding, harga produksi untuk setiap meter kubik air bersih mencapai Rp 4.000. Sedangkan harga jual ke masyarakat Rp 3.000/meter kubik (tak pernah naik sejak lima tahun lalu). Tak ada teori bisnis yang bisa membenarkan cara seperti ini. Modal Rp 4.000 jual Rp 3.000. Tetapi tujuan PDAM memang bukan untuk berbisnis,” ujar putra Aceh Besar ini.

Ampon Yub berharap dukungan dari berbagai pihak—termasuk media—agar upaya meningkatkan pelayanan Perumdam Tirta Daroy bisa terus berjalan.

Menyangkut pemberitaan media, menurut Ampon Yub, pihaknya tidak berharap pujian atas berbagai keberhasilan yang mereka capai.

Namun, media sebagai mitra strategis diharapkan bisa menyikapi secara bijak berbagai persoalan di lapangan.

“Benar, media wajib menyuarakan keluhan masyarakat. Kami tidak bermaksud membungkam media, tetapi berikanlah hak jawab kami pada kesempatan pertama, bukan setelah diobok-obok dengan berbagai pemberitaan negatif baru meminta hak jawab. Kalau begini, nggak usah lagi hak jawab, karena sulit membersihkan opini negatif yang sudah terbentuk di masyarakat,” tandas Dirut Perumdam Tirta Daroy pada pertemuan yang juga dihadiri Sekretaris PWI Aceh, Muhammad Zairin.[]