Pj Bupati Abdya Soal Kabid BPBK Sebut Wartawan Tak Punya Otak: Ini Etika Komunikasi

Darmansah

PORTALNUSA.com | BLANGPIDIE – Pj Bupati Abdya, Darmansah menyikapi persoalan antara Kabid BPBK dengan salah seorang wartawan dengan menugaskan Sekda untuk memprosesnya.

“Masya Allah. Ini menyangkut etika berkomunikasi yang tidak pada tempatnya,” begitu kata Darmansah menanggapi berita yang ditayangkan media ini terkait persoalan antara Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBK Abdya, Maimun Sabri, ST dengan wartawan Antero Aceh bernama Ilyas.

Ditanya apa langkah yang akan dilakukan pihaknya untuk menangani persoalan yang sudah meruyak di ranah publik tersebut, Darmansah mengatakan sudah menugaskan Sekda Abdya untuk memprosesnya.

“Kita berharap bisa selesai secara baik-baik dan menjadikan persoalan ini sebagai pelajaran dan introspeksi diri dalam menjalankan tugas untuk kepentingan masyarakat,” kata Darmansah.

Seperti diberitakan, seorang pejabat di Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten (BPBK) Abdya mengeluarkan pernyataan tak pantas dengan menyebut wartawan tak ada otak ketika si wartawan meminta data banjir di wilayah tersebut, Jumat, 3 Maret 2023.

Perlakuan tak menyenangkan itu dialami Ilyas, wartawan anteroaceh.com yang bertugas di Abdya.

“Saya kecewa sekali dengan sikap Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBK Abdya Maimun Sabri, ST. Tanggapannya tidak mencerminkan sebagai seorang pejabat publik. Ketika saya menjalankan tugas jurnalistik dengan memintai data wilayah terdampak banjir malah dia bilang saya tidak ada otak,” kata Ilyas.

“Hy, munyo keumeung data jak lapangan, bek preh di rumoh mantong, kah pike len budak kah, marit beuna utak bacut, kah pike len lage peugawai laen takot keu wartawan.”

Tanggapan dalam bahasa Aceh tersebut bisa diterjemahkan sebagai berikut. “Hy, kalau mau data turun ke lapangan, jangan menunggu di rumah saja, kamu pikir saya budak kamu, ngomong harus ada otak sedikit, kamu pikir saya seperti pegawai yang lain takut kepada wartawan.”

“Saya semakin kecewa karena tanggapan itu disampaikan si pejabat ketika saya sedang menjalankan tugas jurnalistik, wartawan itu profesi saya saat ini,” tandas Ilyas.

Parahnya lagi, lanjut Ilyas, setelah ucapan tak beretika itu, Maimun Sabri, ST selaku Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBK Abdya memblokir nomor Whatsapp dirinya, hingga beberapa kali dicoba telpon melalui seluler, namun tak digubris.

“Saya telepon nggak diangkat, nomor WA saya pun diblokir,” sambungnya.

Membenarkan

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBK Abdya, Maimun Sabri yang dikonfirmasi PORTALNUSA.com membenarkan dia bersitegang dengan wartawan Antero Aceh, namun ia mengatakan ada pangkal persoalan tapi masalah bukan berawal darinya.

“Benar, tapi dia duluan mengatai-ngatai saya lewat statusnya, pada hal kami BPBK sedang sibuk urusi banjir, dia terus paksakan telepon minta data, bagaiman saya berikan data, sementara saya sedang kehujanan di lapangan,” kata Maimun.

Mengenai pernyataanya yang menyebut wartawan tidak ada otak dan tidak takut sama wartawan, dia juga tak membantah itu.

“Tapi saya bukan katakan wartawan tapi yang saya katakan untuk dia (oknum), selama ini kami selalu berikan data jika kami sedang tidak sibuk urusi bencana, itu tolong jangan dikaitkan dengan organisasi wartawan,” katanya.

Mengenai pernyataan bahwa ia tidak takut dengan wartawan, itu pun diakuinya.

“Saya tidak takut kalau saya tidak salah,” tutupnya. []

Berita terkait: Pejabat BPBK Abdya Sebut Wartawan Tak Punya Otak, Terkait Permintaan Data Banjir