PORTALNUSA.com | SABANG – Lomba merajut jaring atau bahasa Aceh cop pukat menyedot perhatian pengunjung dan wisatawan yang menyaksikan rangkaian kegiatan Sabang Marine Festival (SMF) 2023 hari kedua di Tugu Merah Putih, Sabang, Sabtu, 18 Maret 2023.
Cop pukat merupakan salah satu aktivitas masyarakat nelayan dan digunakan sebagai alat mencari ikan di laut. Bagi masyarakat Sabang, cop pukat sudah menjadi kebiasaan saat tidak melaut.
Dalam cop pukat tersebut, pihak panitia memberikan benang dan jarum sebagai media untuk menjahit dan para peserta yang notabenenya bapak-bapak itu kemudian mulai membuat pola dari benang.
Pola yang telah dibuat langsung dirangkai dengan gerakan cepat. Tampak tangan-tangan peserta ini sangat telaten meliuk-liukkan jarum di antara ruang-ruang benang.
Pawang gurita
Selain lomba cop pukat, pada hari yang sama juga digelar lomba pawang gurita diikuti sejumlah peserta baik lokal maupun luar Aceh.
Pada lomba ini, peserta diadu untuk menangkap gurita yang telah disediakan dalam kolam aqurium, kemudian peserta diminta untuk menangkap gurita secara cepat dalam dua menit.
Pj Wali Kota Sabang, Reza Fahlevi, menjelaskan lomba tangkap gurita dengan tangan kosong ini dibuat untuk mempromosikan kekayaan bahari Kota Sabang yaitu gurita yang juga menjadi salah satu ikon kuliner khas, sate gurita.
Reza Fahlevi menyampaikan, di Kota Sabang, gurita merupakan komoditas laut yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Selain itu, gurita merupakan sumber penghasilan masyarakat Sabang.
“Di sisi lain, di Indonesia sendiri gurita merupakan salah satu produksi perikanan yang menjadi komoditi ekspor dengan nilai tinggi,” kata Reza Fahlevi.
Berdasarkan data dari International Trade Centre (ITC) Trade Map menunjukkan volume ekspor gurita sepanjang 2020 mencapai 17.752 ton dengan nilai ekspor sebesar USD 68,5 juta atau setara dengan Rp 979,4 miliar.
Adapun negara tujuan ekspor gurita terbesar pada 2020 adalah Cina sebanyak 3.464 ton, Italia 3.343 ton, dan Amerika Serikat 2.837 ton.
Kendati demikian, lanjutnya, proses menangkap gurita sebaiknya memang diperhatikan agar tidak membahayakan bagi biota laut lain seperti karang.
“Perlombaan menangkap gurita ini salah satu upaya untuk mensosialisasikan teknik menangkap gurita dengan tangan kosong tanpa menggunakan tombak untuk tetap menjaga kelestarian dan keindahan biota laut yang dilindungi,” demikian Pj Wali Kota Sabang. (*/sbg)