Berburu Kuah Beulangong Menjelang Buka Puasa

Bang Man di tempat penjualan kuah beulangong, di Pasar Peukan Bada, Aceh Besar. Foto direkam pada hari ke-5 Ramadhan 1444 H, Senin, 27 Maret 2023. (Foto Murdani/Portalnusa.com)

KUAH beulangong merupakan salah satu menu khas Aceh, bahkan telah menjadi konsumsi masyarakat global. Menu dengan bahan baku utama daging sapi atau kambing ini sarat rempah sehingga menebarkan aroma dan cita rasa yang begitu menggoda. Menu kuah beulangong menjadi salah satu sajian utama berbuka puasa sehingga bisnis kuliner yang satu ini selalu menyemarakkan hari-hari dalam rentang Ramadhan. Wartawan Portalnusa.com, Murdani mengintip salah satu pelaku usaha kuah beulangong di Kota Banda Aceh yang selalu diserbu pelanggang menjelang waktu berbuka.

Aktivitas penjualan penganan berbuka selalu semarak setiap sore di Kota Banda Aceh dan wilayah Aceh Besar, terutama sejak ba’da ashar hingga menit-menit menjelang berbuka. Selain kue dan berbagai minuman yang memancing selera, tak ketinggalan pula kuah beulangong yang langsung dimasak di tempat penjualan.



Di Pasar Peukan Bada, masyarakat sangat mengenal kuah beulangong olahan Usman asal Ulee Kareng. Pria yang dikenal dengan panggilan Bang Man ini membuka usaha kuah beulangong sudah sejak 20 tahun lalu. Bahkan, selama Ramadhan, dia tetap melayani pelanggannya dari berbagai kalangan.

Kuah beulangong Bang Man sudah menjadi menu utama bagi masyarakat Peukan Bada pada khususnya. Kuah beulangong racikannya menebarkan aroma yang menggoda apalagi pada saat-saat menjelang berbuka puasa.

Meski terlihat sama dengan kebanyakan kuah beulangong lainnya, tetapi kuah beulangong Bang Man ada beda, baik kandungan penyedap maupun bahan bakar yang menggunakan kayu. Ditambah lagi pengalamannya yang sudah 20 tahun menekuni usaha ini, menjadi garansi tersendiri bagi masyarakat.

Saat Ramdhan, Bang Man beroperasi  setiap hari mulai ba’da ashar hingga menjelang berbuka. Ditanya bagaimana penjualannya selama bulan puasa, sambil tersenyum Bang Man menjawab, “Poh nam tinggai beulangong (jam enam sudah tinggal kuali kosong).” Begitulah.[]