Gempa M7,3 Guncang Mentawai, Ini Penyebabnya

Foto dokumen: Dampak gempa Mentawai 25 Oktober 2010. (Foto Tribunnews.com)

PORTALNUSA.com | KEPULAUAN MENTAWAI – Gempa yang pada awalnya dilaporkan dengan magnitudo (M7,3) dan kemudian dikoreksi menjadi M6,9 mengguncang Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, pukul 03.00.57 WIB, Selasa, 25 April 2023.

Titik gempa laut itu pada jarak 177 km barat Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat pada kedalaman 23 km.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan gempa tersebut merupakan gempa tektonik. Gempa semula tercatat berkekuatan M7,3 tetapi setelah pemutakhiran data, kekuatan gempa diupdate menjadi M6,9.

“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal,” tutur Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Daryono, dalam keterangan resminya.

Gempa terjadi karena adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault ). Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Siberut, Mentawai dengan skala intensitas VI MMI.

“Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan,” imbuh Daryono.

Di daerah Pasaman Barat, Padang Pariaman, Agam dan Padang, skala gempa intensitas V MMI.

“Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti,” tuturnya.

Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini berpotensi tsunami. Namun BMKG sudah mencabut peringatan dini tsunami sekitar pukul 05. 15 WIB.

BMKG sempat memberi peringatan dini kepada daerah yang berpotensi terdampak tsunami dengan status Waspada di daerah Nias Selatan, Pulau Tanabala Sumatera Utara.

Berdasarkan hasil pengamatan tinggi muka laut, tercatat ketinggian tsunami di lokasi TG Tanah Bala pada pukul 03. 17 WIB dengan ketinggian tsunami 11 cm.

Hingga pukul 04. 35 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya delapan aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M4,6.

Menyusul gempa, masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Masyarakat juga diminta menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.[]