DASHAT, Cara Sabang Atasi Stunting

Pj Wali Kota Sabang, Reza Fahlevi menyerahkan bantuan DASHAT kepada lima keuchik di wilayahnya.

PENJABAT Wali Kota Sabang, Reza Fahlevi mengatakan, program percepatan penurunan stunting merupakan  salah satu masalah penting yang harus segera ditangani. Solusi yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan asupan gizi yang maksimal bagi ibu hamil dan balita di bawah umur 2 tahun. Oleh kerenanya, kegiatan Dapur Sehat Atasi Stunting atau disingkat DASHAT sangat berperan dalam menurunkan angka stunting di Kota Sabang.

Pj Wali Kota Sabang, Reza Fahlevi menyerahkan paket bantuan makanan tambahan kepada masyarakat.

Program DASHAT ini merupakan bentuk kegiatan pelatihan untuk membuat makanan bagi ibu hamil dan balita dengan bahan lokal.

Bahan masakan tidak harus mahal akan tetapi kita bisa memilih dan memilah bahan-bahan yang terjangkau dengan kualitas dan kandungan gizi yang bagus.

Pemerintah Kota Sabang melalui Dinas Kesehatan dan KB Kota Sabang berkolaborasi dengan seluruh pihak terkait, terus berupaya menurunkan angka stunting anak-anak di pulau paling ujung sumatera ini.

Untuk mengatasi permasalahan telah diresmikan Gampong Keluarga Berkualitas dan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) di Kota Sabang.

Ada delapan gampong di Kota Sabang yang ditetapkan sebagai Gampong Keluarga Berkualitas dan Dapur Sehat Atasi Stunting, yakni Cot Ba’u, Cot Abeuk, Balohan, Ie Meulee, Kuta Ateuh, Kuta Timu, Kuta Barat, dan Gampong Paya Seunara.

“Dapur sehat dengan pemberian makanan bergizi ini penting untuk mengatasi stunting,” kata Pj Wali Kota Sabang, Reza Fahlevi.

Pj Wali Kota Sabang, Reza Fahlevi didampingi keuchik Kuta Barat foto bersama dengan masyarakat penerima bantuan program stanting.

“Sabang makanan lokalnya sehat, ikan banyak. Agar program DASHAT ini terlaksana dengan baik diharapkan Dinas Kesehatan untuk mengawal dan membantu para keuchik agar mengampanyekan pemberian makanan yang sesuai dengan standar gizi, agar asupan gizi anak Kota Sabang terpenuhi,” lanjut Reza.

Kepada semua keuchik nantinya dapat menelaah berbagai potensi pangan lokal seperti sayur, ikan dan buah yang bisa dimanfaatkan di gampong masing-masing, serta sebisanya mengurangi makanan instan atau kemasan.

Menurutnya, yang menjadi persoalan stunting sebenarnya  tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak, tetapi juga berdampak pada psikologis anak.

Dalam beberapa penelitian mengenai stunting dan efeknya pada kondisi psikologis, yang mencuat paling banyak adalah anak dengan stunting memiliki risiko perkembangan verbal terhadap anak yang kurang optimal.

Perkembangan yang kurang optimal tersebut berdampak pada kapasitas belajar dan prestasi belajar di sekolah pun menjadi kurang optimal.

Pj Wali Kota Sabang Reza Fahlevi tanda tangani komitmen bersama tekan stunting di Sabang. (Foto: RRI)

Sehingga sangat dikawatirkan kapasitas belajar anak di Kota Sabang tidak optimal dan menurunnya performa pada masa sekolah, dapat menyebabkan produktivitas dan kinerja saat anak dewasa juga tidak optimal.

Secara umum DASHAT diartikan sebagai kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting terutama dari keluarga kurang mampu.

Oleh sebab itulah melalui pemanfaatan sumberdaya lokal termasuk bahan pangan lokal merupakan salah satu upaya perbaikan gizi pada anak.

Dan ini adalah bentuk edukasi dan perbaikan konsumsi pangan ibu hamil, menyusui dan balita dari berbagai pangan yang tersedia, bergizi dan terjangkau dengan cita rasa yang sesuai dengan selera mereka.

“Pada prinsipnya daerah kita ini kaya akan sumber daya pangan yang diproduksi, dan banyak sekali diperjualbelikan. Makanya, kehadiran dan tujuan DASHAT secara umum adalah meningkatkan kualitas gizi masyarakat dalam rangka mempercepat upaya  penurunan stunting melalui pendekatan di tingkat desa ataupun gampong,” ujar Reza.

Lebih lanjut dijelaskan, hasil yang diharapkan dengan keberadaan DASHAT potensi dan  kebutuhan penanganan stunting yang sekarang tersebar di sejumlah desa atau gampong maka sasaran utamanya akan lebih luas selain ibu hamil, ibu menyusui dan balita juga catin (calon pengantin) yang menjadi bagian dari keluarga berisiko stunting.

“Kemudian, TP-PKK Kota Sabang juga harus mendorong kadernya di kecamatan dan gampong untuk ikut bersinergi dan memantau kegiatan ini dengan sebaik-baiknya,” imbau Pj Wali Kota Sabang.

“Kita harus berkolaborasi dengan seluruh pihak dalam penanganan stunting, kampanye ini harus terus menerus kita sampaikan kepada masyarakat,” tandasnya.

Menyahuti ajakan tersebut, Pj Ketua TP-PKK Kota Sabang Kamelia Nasri menyatakan siap melakukan sosialisasi dan mengajak seluruh kader kadernya yang ada di tiga kecamatan di Kota Sabang.

Terutama dalam melaksanakan  praktek pengolahan makanan melalui pangan lokal. Program DASHAT ini akan dikawal TP-PKK Kota Sabang sampai ke tingkat gampong.

“Kita pastikan proses pemberian PMT yang akan dilaksanakan benar-benar memberikan dampak nyata khususnya bagi anak stunting maupun anak yang berisiko stunting,” demikian Ketua TP-PKK Kota Sabang.(adv)