Digerogoti Penyakit Anemia Aplastik, Adakah yang Peduli Penderitaan Ahlillah?

Ahlillah (23), pemuda asal Aceh Timur terbaring tak berdaya di ruang rawat RSU Zainoel Abidin Banda Aceh karena terindikasi menderita kasus anemia aplastik, Senin, 3 Juli 2023. (Dok keluarga for Portalnusa.com)

PEMUDA berusia 23 tahun itu bernama Ahlillah, mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh. Ahlillah adalah penduduk Gampong Seumamah Jaya, Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur. Dia disebut-sebut didera penyakit anemia aplastik dan menjalani perawatan di RSU Zainoel Abidin Banda Aceh sejak 20 Juni 2023. Keterangan yang dikutip pihak keluarga dari dokter, tindakan medis yang harus dilakukan terhadap Ahlillah (kemungkinan) adalah operasi (transplantasi) sumsum tulang belakang. “Keluarga hanya bisa pasrah sambil terus berdoa semoga ada dermawan yang bisa membantu Ahlillah menuju kesembuhan,” kata Andrew Galota Saragih selaku perwakilan keluarga kepada Murdani dari Portalnusa.com, Senin, 3 Juli 2023.

Hingga Senin, 3 Juli 2023, Ahlillah terkulai lemas di ruang perawatan, High Care Unit (HCU) RSU Zainoel Abidin, Banda Aceh.

Menurut Andrew Galota Saragih, pihak keluarga masih berharap bantuan dari para dermawan, pemerintah maupun anggota DPRA asal Aceh Timur dan DPRK Aceh Timur untuk dapat membantu secara kebijakan atau dukungan biaya agar Ahlilah bisa segera dioperasi.

“Penderitaan yang dialami Ahlillah terlalu berat kalau dipikulkan kepada orangtuanya yang hanya sebagai petani. Sedangkan menurut dokter, kalau tidak segera dioperasi maka kondisinya akan semakin parah,” tutur Andrew.

Dikatakan Andrew, penggalangan dana yang dilakukan oleh aktivis mahasiswa yang notabene adalah teman-teman Ahlillah belum cukup untuk biaya operasi dan pengobatannya.

“Atas nama pasien dan keluarganya, kami berharap uluran tangan para dermawan termasuk pemerintah dan anggota legislatif untuk ikut membantu penyembuhan Ahlillah,” ujar Andrew.

Bagi para dermawan yang ingin berdonasi bisa langsung mengonfirmasi pihak keluarga melalui HP 082166850274 atau datang langsung ke RSU Zainoel Abidjn Banda Aceh.

“Sedangkan bagi yang akan menyumbang dalam bentuk dana bisa juga transfer ke rekening Bank Syariah Indonesia (BSI) 7166027246 atas nama Andrew Galota Saragih,” demikian informasi dari pihak keluarga.

Sekilas tentang anemia aplastik

Dikutip dari berbagai sumber, termasuk dari laman https://www.siloamhospitals.com/ anemia aplastik adalah kondisi kurang darah karena sumsum tulang tidak mampu memproduksi sel darah baru yang cukup.

Beberapa orang mungkin akan kesulitan membedakan anemia aplastik dengan anemia biasa. Penjelasan berikut ini diharapkan bisa menambah pengetahuanh kita tentang penyakit anemia aplastik tersebut.

Anemia aplastik adalah gangguan kesehatan berupa anemia atau kurang darah dikarenakan sumsum tulang tidak mampu memproduksi sel darah baru yang cukup, baik trombosit, leukosit, maupun eritrosit atau ketiganya sekaligus.

Anemia aplastik adalah kondisi langka atau jarang ditemukan kasusnya. Walau begitu, anemia aplastik perlu diwaspadai karena tetap bisa dialami oleh semua kalangan.

Penyakit anemia aplastik digolongkan menjadi dua jenis, yaitu inherited aplastic anemia dan acquired aplastic anemia.

Inherited aplastic anemia adalah anemia aplastik yang diturunkan atau diakibatkan dari kerusakan gen. Sedangkan acquired aplastic anemia merupakan anemia aplastik yang didapatkan oleh seseorang semasa hidupnya.

Penyebab

Anemia aplastik disebabkan oleh dua kondisi, yaitu karena keturunan atau gangguan kesehatan semasa hidup.

Beberapa gangguan kesehatan semasa hidup yang bisa menyebabkan anemia aplastik adalah sebagai berikut:

  • Penyakit autoimun yang dapat mengakibatkan sistem kekebalan tubuh menyerang sel sehat, termasuk sel pada sumsum tulang.
  • Pernah menjalani perawatan radioterapi atau kemoterapi. Dua perawatan kanker ini berisiko menyebabkan kerusakan sel sehat dalam tubuh.
  • Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti beberapa jenis antibiotik dan obat rheumatoid arthritis.
  • Terinfeksi virus tertentu, seperti virus HIV, hepatitis, cytomegalovirus, Epstein-Barr, dan lain sebagainya.
  • Terpapar bahan kimia berbahaya dan terjadi secara terus-menerus, seperti pestisida, benzene, dan lain sebagainya.
  • Kehamilan, karena masa kehamilan berisiko menyebabkan sistem kekebalan tubuh ibu menyerang sel pada sumsum tulang.

Gejala

Anemia aplastik dapat memengaruhi fungsi setiap jenis darah, yaitu leukosit yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh, trombosit untuk pembekuan darah, dan eritrosit untuk penyaluran oksigen ke seluruh tubuh.

Hal tersebut menyebabkan gejala anemia aplastik bervariasi, tergantung dari sel darah yang terdampak. Namun, gejala umum dari anemia aplastik adalah sebagai berikut:

  • Demam.
  • Lemas.
  • Pucat.
  • Sakit kepala atau pusing.
  • Jantung berdebar-debar.
  • Sesak napas.
  • Memar-memar.
  • Perdarahan, seperti mimisan.
  • Mudah terkena infeksi penyakit.

Diagnosis

Dokter akan melakukan beberapa tindakan untuk mendiagnosis seseorang mengalami anemia aplastik. Tindakan tersebut antara lain:

  • Wawancara medis, dilakukan dengan menanyakan keluhan pasien beserta riwayat penyakit yang diderita.
  • Pemeriksaan fisik, dilakukan dengan memeriksa fisik pasien untuk melihat gejala anemia aplastik yang muncul.
  • Pemeriksaan laboratorium, dilakukan dengan mengambil sampel darah pasien lalu memeriksakannya ke laboratorium untuk mendeteksi kadar leukosit, trombosit, eritrosit, dan sel darah lainnya secara lengkap.
  • Prosedur biopsi, yaitu skrining sumsum tulang dengan mengambil sampel jaringan sumsum tulang untuk diperiksa di bawah mikroskop.
  • Prosedur aspirasi, yaitu skrining sumsum tulang dengan mengambil sampel cairan sumsum tulang untuk diperiksa di bawah mikroskop.

Pengobatan

Pengobatan anemia aplastik akan dilakukan oleh dokter tergantung dari tingkat keparahannya. Tindakan yang umumnya akan dilakukan oleh dokter untuk menangani anemia aplastik adalah sebagai berikut:

  • Terapi antibiotik dan antivirus, dilakukan apabila pasien anemia aplastik berisiko tinggi atau telah terserang infeksi.
  • Imunosupresan, yaitu pemberian obat imunosupresan, seperti ciclosporin dan kortikosteroid, untuk mencegah terjadinya kerusakan sumsum tulang karena penyakit autoimun.
  • Transfusi darah, untuk mencukupi sel darah pada pasien anemia aplastik.
  • Transplantasi sumsum tulang, untuk menggantikan sel sumsum tulang yang rusak dengan yang sehat.[]
Writer: MurdaniEditor: Nasir Nurdin