Kadis Pangan Aceh Besar ke Pulo Aceh, Ada Apa?

Kepala Dinas Pangan Aceh Besar, Ir. Fuadi Akhmad memberi edukasi dan penyuluhan kepada warga Pulo Nasi, di Gampong Alue Riyeung, Kecamatan Pulo Aceh, Aceh Besar, Selasa, 9 Agustus 2023. (Foto MC Aceh Besar)

PORTALNUSA.com | BANDA ACEH – Kepala Dinas Pangan Kabupaten Aceh Besar,  Ir Fuadi Akhmad menyeberang ke Pulo Aceh, satu kawasan kepulauan berpenduduk hampir 5.000 jiwa yang tersebar dalam 17 desa di wilayah paling barat Indonesia tersebut.

Kehadiran Fuadi ke Kecamatan Pulo Aceh, Rabu, 9 Agustus 2023 untuk memberikan edukasi dan penyuluhan tanaman pekarangan kepada warga Gampong Alue Riyeung, Kemukiman Pulau Nasi.

“Kita berikan edukasi dan penyuluhan supaya warga Pulo Nasi dapat menanam tanaman di pekarangan rumah dengan hasil yang memuaskan, setidaknya dapat menjaga ketahanan pangan dan menekan laju inflasi serta mendongkrak pertumbuhan ekonomi,”   ujarnya.

Fuadi berharap pemberian edukasi dan penyuluhan ini dapat diterapkan dan ditumbuhkembangkan di Pulo Aceh supaya pertumbuhan ekonomi di Pulo Aceh meningkat dan untuk keperluan rumah tangga pun tidak perlu lagi menghabiskan uang untuk belanja sayur di seberang lautan.

Selain memberi edukasi mengenai tanaman pekarangan, Fuadi juga memberi edukasi mengenai pengukuran PH tanah atau tingkat keasaman tanah dengan menggunakan skala pH antara 0 hingga 14.

Biasanya, jika pH tanah semakin tinggi maka unsur hara semakin sulit diserap tanaman, demikian juga sebaliknya jika terlalu rendah akar juga akan kesulitan menyerap makanannya yang berada dalam tanah. Akar tanaman akan mudah menyerap unsur hara atau pupuk yang diberikan jika pH dalam tanah netral.

Dijelaskannya, pengukuran pH tanah bisa dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan kertas lakmus, pH indikator dan pH meter atau secara tradisional.

Pengukuran yang paling akurat dengan menggunakan pH meter, namun alat tersebut harganya mahal sehingga kurang terjangkau bagi petani kecil.

“Pada kesempatan kali ini kita hanya membahas cara menggunakan kertas lakmus atau pH indikator yang harganya terjangkau oleh petani dan pengukuran secara tradisional,” pungkas Fuadi.[]