Laporan Humas Disdik Aceh untuk Portalnusa.com
PESAWAT yang ditumpangi Muhammad Arif Khalfani Ismail mendarat sempurba di Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang, Sabtu sore pekan lalu. Jarum jam menunjukkan pukul 17.35 WIB ketika satu per satu penumpang keluar dari lambung ‘burung besi’ tersebut.
Muhammad Arif Khalfani Ismail yang akrab disapa Alfa tak henti menebar senyum sambil melambaikan tangan kepada orang yang sudah menunggu kedatangannya di Bandara SIM.
Di dalam rombongan yang menyambutnya termasuk Kadis Pendidikan Aceh diwakili Kacabdin Banda Aceh-Aceh Besar Syarwan Joni; Kepala SMA Fatih Bilingual School,Sudarman dan sejumlah guru serta rekan-rekannya di Fatih.
“Saya sangat bangga dan mengapresiasi keberhasilan Alfa. Sebuah prestasi yang mengharumkan nama Indonesia di dunia. Betapa luar biasa gigih perjuangannya,” kata Kepala SMA Fatih Bilingual, Sudarman.
Alfa adalah siswa kelas 12 SMA Fatih Bilingual School. Dia, kata Sudarman, memahami fisika dengan sangat baik. Anak pasangan Yusni dan Ismail Sabri itu juga memiliki segudang prestasi. Dia seperti terlahir untuk fisika. Berbagai kompetisi diikuti Alfa sejak sekolah dasar.
Penggemar catur dan basket itu mendapatkan berkesempatan mengikuti International Physics Olympiad (IPhO) dan Asian Physics Olympiad (APhO). Dia lolos dari seleksi ketat dan berhak mewakili Indonesia di ajang APhO yang diadakan di Ulaanbaatar, Mongolia, 21-29 Mei 2023.
Meski belum meraih hasil yang diinginkan, Alfa tidak menyerah. Dia kembali berjuang pada kompetisi IPhO. Melalui proses yang panjang bersaing dengan 28 siswa siswi terbaik Indonesia, akhirnya pemenang ajang talenta Olimpiade Sains Nasional (OSN) ini merebut satu dari lima kursi dan berhak menjadi bagian tim nasional pada ajang The 53th International Physics Olympiad (IPhO) 2023 yang diselenggarakan pada 10-17 Juli di Tokyo, Jepang.
Prestasi Alfa patut dibanggakan. Alfa menjadi siswa Aceh pertama yang menyumbangkan medali perunggu untuk Indonesia pada ajang IPhO.
Berdasarkan rilis resmi KBRI Tokyo, lima siswa Indonesia meraih hasil luar biasa saat melawan 394 peserta dari 80 negara yang ambil bagian pada kejuaraan itu.
Sudarman mengatakan keberhasilan Alfa tidak jatuh dari langit. Alfa bekerja keras dan membuat banyak pengorbanan. Ia sempat gagal dan terpuruk dalam perjalanan menggapai mimpi.
“Tapi dia bukan pribadi yang mudah menyerah. Dia bangkit dari keterpurukan hingga memenangkan medali pada ajang olimpiade bergengsi dunia tersebut,” kata Sudarman.
Alfa mengorbankan waktu bermain untuk mempelajari silabus olimpiade dan membuat target belajar per materi. Semua ini harus dia lahap dalam sepekan atau sebulan.
Sudarman menilai Alfa sebagai sosok remaja yang mampu mengatur waktu, memiliki rasa keingintahuan dan kemauan belajar tinggi. Inilah yang membuat Alfa berkembang.
Sudarman juga melihat Alfa sebagai anak yang sederhana meski hidupnya serba berkecukupan. Sehari-hari di sekolah, Alfa menyibukkan diri dengan persiapan menuju olimpade itu. Dia juga tetap menjaga pergaulan dengan teman-teman di sekolah dan orang-orang di lingkungan sekolah.
“Semoga prestasi ini bisa menjadi pemantik semangat untuk siswa lain dalam meraih prestasi gemilang ke depannya,” kata Sudarman.
Apresiasi Kadisdik
Selain berterima kasih, Syarwan Joni juga menyampaikan pesan Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Alhudri, kepada Alfa. Dia mengatakan dunia pendidikan di Aceh menghargai segala kerja keras Alfa.
“Pencapaian Alfa membawa banyak kebahagiaan bagi kita di Aceh,” kata Syarwan.
Syarwan berharap seluruh pencapaian itu bisa lebih memacu motivasi Alfa untuk terus membangun reputasi di dunia internasional. Dia mengatakan langkah Alfa saat ini sama seperti yang dilakukan oleh orang-orang hebat di negeri ini dalam memperkenalkan diri dan negaranya pada dunia internasional.
Menurut Alfa, dukungan orang tua dan sekolah adalah hal paling penting yang memungkinkan dia meraih hasil terbaik di Jepang. Sebagai anak, Alfa memotivasi diri menjadi yang terbaik untuk membahagiakan orang tua. Dan, salah satu cara membahagiakan orang tua adalah prestasi.[]