Kepala Basarnas Banda Aceh soal Perempuan Lompat ke Laut: Secara Logika Tak Mungkin Selamat  

Ibnu Harris Al-Hussain. (Foto Portalnusa.com)

PORTALNUSA.com | BANDA ACEH – Insiden penumpang perempuan yang melompat ke laut dari KMP Aceh Hebat 2 dan kemudian ditemukan selamat setelah berenang selama 17 jam dinilai oleh Kepala Basarnas Banda Aceh, Ibnu Harris Al-Husaini sebagai sesuatu yang unik dan langka.

Tim Basarnas Banda Aceh bersama unsur SAR lainnya terlibat langsung dalam upaya pencarian dan penyelamatan terhadap seorang perempuan bernama Haji Armah (38) yang melompat ke laut dari atas KMP Aceh Hebat 2 yang sedang menyeberang dari Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh tujuan Balohan, Sabang, pukul 17.59 WIB, Sabtu, 20 Agustus 2023.



Keesokan harinya, Minggu sekitar pukul 11.00 WIB, nelayan Pulo Aceh menemukan perempuan tersebut dalam posisi mengapung sambil berenang di perairan Pasi Janeng, kawasan laut lepas yang menghadap ke Teluk Benggala.

Baca: Insiden di KMP Aceh Hebat 2, Penumpang Perempuan Melompat ke Laut

Berita penemuan Haji Armah dalam kondisi selamat dan segar bugar tentu saja memunculkan kehebohan baru setelah drama terjun bebas dari buritan KMP Aceh Hebat 2 menjelang magrib sehari sebelumnya.

Baca: Terungkap, Alasan Perempuan Penumpang KMP Aceh Hebat 2 Lompat ke Laut

Terhadap kenyataan yang nyaris tak bisa dipercaya itu, Portalnusa.com mengajukan pertanyaan kepada Kepala Basarnas Banda Aceh, Ibnu Harris Al-Husaini.

Assalamualaikum Pak Harris.

Ada sesuatu yang luar biasa di balik insiden perempuan lompat ke laut dari KMP Aceh Hebat 2.

Si perempuan ternyata mampu berenang di laut selama 17 jam tanpa alat bantu.

Bagaimana Pak Kepala Basarnas Banda Aceh bisa menjelaskan fenomena ini.

Apa yang menyebabkan perempuan ini mampu bertahan selama 17 jam di laut dengan kondisi ketika ditemukan tetap sehat. Apakah ini temasuk kejadian luar biasa atau langka?

Awalnya pertanyaan itu ditanggapi singkat saja oleh Ibnu Harris Al-Hussain.”Belum ajalnya Bang.”

Tetapi kemudian, Kepala Basarnas Banda Aceh itu menulis tanggapannya. “Menurut kami ini memang kejadian yang unik dan langka. Jarang sekali ada orang yang mampu bertahan di laut tanpa peralatan apapun dan tanpa makanan serta minuman selama 17 jam.”

Ditanya apakah ada kasus serupa yang terjadi sebelumnya?

Menurut Ibnu Harris, meskipun bukan kasus di laut tetapi pada 2016 di Aceh Tenggara ada orang berusia 80 tahun berhasil bertahan hidup saat hilang di hutan. Sementara dua orang yang lebih muda justru meninggal dunia.

Dalam berita yang dilansir media ini sebelumnya, Kepala Basarnas Banda Aceh, Ibnu Harris Al-Hussain membenarkan korban ditemukan selamat oleh nelayan, Minggu, 20 Agustus 2023 setelah terkatung-katung di laut lepas selama 17 jam.

Menurut Ibnu Harris, pada Minggu siang, tim SAR memperoleh informasi bahwa korban telah ditemukan oleh nelayan di Desa Pasi Janeng, Kecamatan Pulo Aceh. Korban ditemukan pada pukul 11.30 WIB atau setelah lebih kurang 17 jam terkatung-katung di laut. Lokasi temuan berjarak sekitar 10 mil dari lokasi korban terjun ke laut.

”Kondisi korban ketika ditemukan sehat, tetapi lengan dan kaki sakit karena berenang dalam waktu lama,” kata Kepala Basarnas Banda Aceh.

Hal yang dianggap luar biasa adalah perempuan itu terus berenang mempertahankan diri agar tidak tenggelam. ”Dia bertahan tanpa alat bantu,” kata Ibnu Haris.

Pada Minggu siang, tim Basarnas, TNI AL, dan KPLP menjemput korban untuk dibawa ke rumah sakit. Setelah merapat di Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh, korban dirujuk ke RSUDZA.[]