PORTALNUSA.com | BANDA ACEH – Sejumlah kalangan menilai penyebab terpuruknya ekonomi Aceh karena pemangku kepentingannya yang berjalan sendiri-sendiri sehingga perlu ‘terapi’ yang tepat untuk menyembuhkan ‘penyakit’ kronis tersebut.
“Semua kita bertanggungjawab untuk memulihkan penyakit yang menggerogoti ekonomi Aceh sesuai kapasitas masing-masing. Karenanya diperlukan kekuatan bersama (kolektif),” kata Ketua Brigade Anak Serdadu (BAS) Aceh, Isa Alima.
Menurut Isa Alima, organisasi yang dipimpinnya—dengan berbagai potensi yang berhimpun di dalamnya—siap berkontribusi tenaga dan pemikiran untuk kebaikan ekonomi Aceh.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh BAS Aceh, menurut Isa Alima adalah menghimpun berbagai pemikiran dari para pakar guna mencari solusi yang tepat untuk pemulihan penyakit ‘kronis’ yang menggerogoti Aceh.
“Aceh memiliki berbagai potensi ekonomi dan diyakini bisa berkembang dengan berbagai potensi itu. Nah, kita perlu mendorong terus semua pihak untuk melakukan langkah konkret guna mencari solusi atas berbagai kendala,” ujarnya.
Isa Alima berpandangan, Aceh hanya sejahtera jika masyarakat memiliki kemandirian secara ekonomi. Sistem pengelolaannya harus bersama-sama bukan sendiri-sendiri apalagi mengedepankan ego sektoral.
“Kami berharap lembaga seperti Kadin, Pema, Gapensi, dan dunia usaha pada umumnya saling bahu membahu dan melengkapi. Sokongan ini penting agar terjadi pemerataan dan penguatan ekonomi Aceh pada khususnya,” kata mantan anggota DPRK Pidie tersebut.
Forum Diskusi
Untuk menghimpun berbagai pikiran dan memetakan persoalan terkait ekonomi, BAS Aceh memfasilitasi pelaksanaan Forum Group Discussion (FGD) yang dijadwalkan Sabtu, 26 Agustus 2023 di Kyriad Muraya Hotel, Banda Aceh.
FGD menghadirkan sejumlah pakar (pemateri sesuai kapasitas), termasuk diundang Pj. Gubernur Achmad Marzuki, pakar ekonomi Universitas Syiah Kuala (USK) Dr. Amri, SE, M.S.Si Amri, Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Aceh Aminullah Usman, Wakil Ketua DPR Aceh Teuku Raja Keumangan, Ketua Forbes DPR-DPD RI Nasir Djamil, dan Ketua PWI Aceh Nasir Nurdin/Wakil Ketua PWI Aceh Asnawi Kumar.[]