PORTALNUSA.com | SIGLI – Kebakaran menghannguskan rumah yang ditempati Agus Maramis dan keluarganya di Asrama Benteng Sigli, menjelang magrib, Sabtu, 9 September 2023.
Musibah itu menyebabkan putra dari Agus Maramis bernama Muhammad Haris (17) yang merupakan mantan anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) 17 Agustus 2023 Kabupaten Pidie meninggal dunia. Innalillahi wa inna ilaihi rajiun.
“Ketika kebakaran terjadi, Muhammad Haris berusaha menyiramkan air ke api yang mulai berkobar. Namun kabel listrik yang terkena siraman masih mengalirkan arus mengakibatkan korban kesetrum. Sang ayah yang berusaha membantu juga ikut tersengat,” kata Erwin Yamin Topa, salah seorang kerabat korban yang tergabung dalam Komunitas Anak Kolong Mata Ie.
Dikutip dari AcehHerald.com, Kalak BPBD Pidie, Muhammad Rabiul, S.T., M.T., melalui Kabid Kesiapsiagaan dan Damkar, Ns. Syahrial, S.Kep., MKM., mengatakan, dugaan sementara api yang menghanguskan rumah milik Agus Maramis berasal dari pembakaran sampah oleh tetangganya.
BPBD Pidie meluncurkan empat unit armada Damkar bersama personel ke lapangan. Api berhasil dipadamkan sekira pukul 20.20 WIB.
Akibat musibah itu, salah seorang putra Agus Maramis bernama Muhammad Haris (17) tersengat listrik ketika hendak membantu memadamkan api, di mana pada saat terjadi kebakaran aliran listrik di wilayah tersebut belum sempat dipadamkan.
Melihat korban terjatuh akibat tersengat listrik, warga langsung mengevakuasi korban ke RSU Chik Ditiro Sigli. Ayah korban disebut-sebut sempat tersengat juga ketika berusaha membantu putranya.
“Muhammad Haris sempat mendapat penanganan medis namun nyawanya tak tertolong,” kata Ns Syahrial.
Pihak BPBD belum dapat menghitung kerugian dari dampak kebakaran. Tingkat kebakaran 100 persen beserta isi rumah.
Beberapa saat pasca-musibah itu, jenazah almarhum Muhammad Haris dibawa pulang ke Lhong Cut, Kecamatan Banda Raya, Kota Banda Aceh. Proses pemakaman dilakukan pada pukul 03.00 WIB dinihari, Minggu, 10 September 2023.
Suasana duka menyelimuti keluarga besar Agus Maramis. Pelayat datang silih berganti ke rumah duka. Di antara para pelayat termasuk Dandim Pidie bersama anggotanya.[]