PORTALNUSA.com | BANDA ACEH – Mantan Panglima Kodam Iskandar Muda (Pangdam IM), Mayjen TNI (Purn) TA. Hafil Fuddin mengaku miris dengan persiapan Aceh selaku tuan rumah PON XXI yang akan dilaksanakan bersama Sumatera Utara (Sumut) dalam waktu kurang dari setahun lagi.
Ungkapan miris dan kekecewaan itu disampaikan Hafil ketika menjadi narasumber Focus Group Discussion (FGD) bertema “Apa Kabar PON Aceh-Sumut” diselenggarakan oleh Forum Pemred SMSI Aceh di Kyriad Muraya Aceh Hotel, Banda Aceh, Kamis 12 Oktober 2023.
Dalam forum itu, Hafil yang juga Presiden Federasi Kurash Indonesia (Ferkushi)—cabang olahraga bela diri yang juga masuk dalam PON XXI—tampil bersama dua nara sumber lainnya, yaitu Wakil Ketua Umum KONI Aceh, T. Rayuan Sukma dan praktisi olahraga yang juga Ketua PB Petanque Aceh, Abdurrahman.
FGD diikuti oleh para Pemred dan CEO di organisasi Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) serta Ketua PWI Aceh bersama sejumlah pengurus di jajarannya. FGD dimoderatori oleh Ketua Forum Pemred Aceh, Nurdinsyam.
Suasana diskusi berlangsung sangat dinamis lantaran ada kekhawatiran jika PON Aceh tidak terlaksana dan gencarnya penolakan sejumlah kalangan—termasuk anggota DPRA—yang tak setuju dana APBA sebesar Rp 1,2 triliun digunakan untuk PON XXI.
T Hafil Fuddin dalam pemaparannya secara blak-blakan menyatakan keheranan kenapa hingga saat ini belum ada pergerakan yang bisa menjadi pengetahuan bagi masyarakat kalau daerah ini akan melaksanakan sebuah event besar bernama PON.
Menurut Hafil, event sebesar PON dengan tuan rumah bersama antara Aceh dan Sumut harusnya sudah terlihat persiapan seperti terbangunnya infrastruktur olahraga yang baru, bahkan ada venue-venue baru.
Selain itu, sosialisasi PON, sebagai informasi kepada masyarakat, seperti baliho di ttitik-titik strategis yang berisi kalimat-kalimat kesiapan daerah ini melaksanakan PON XXI juga belum terlihat.
“Harusnya sudah ada informasi PON dengan hitungan mundur di berbagai media. Misalnya, 300 hari lagi menuju PON XXI. Ini tidak ada sama sekali, sepi dan miris,” katanya.
Menurut Hafil, even sebesar PON tersebut bisa meningkatkan prestasi atlet sebab adanya fasilitas baru olahraga, sehingga optimalisasi pemanfaatan sarana olahraga mampu mendorong prestasi atlet di Aceh.
Selain itu, lanjutnya, dengan PON Aceh akan mendongkrak nama daerah dan berdampak peningkatan ekonomi bagi masyarakat selain meninggalkan legecy Pemerintah Aceh sebagai karya dalam mengelola daerah.
Tak ada cerita mundur
Meski ada kekhawatiran dari berbagai pihak, termasuk pandangan yang disampaikan mantan Pangdam IM, T Hafil Fuddin, namun Wakil Ketua Umum KONI Aceh mengimbau semua pihak untuk tetap optimis bahwa Aceh siap melaksanakan event berskala nasional tersebut.
“Apapun hambatannya, tak ada cerita mundur. Kita harga upaya Pj Gubernur Aceh yang terus berjuang habis-habisan di tingkat Pusat agar PON XXI Aceh-Sumut terlaksana sesuai jadwal. Kini sudah dalam tahapan finalisasi penyesuaian anggaran bersama Pemerintah Pusat,” kata Rayuan Sukma sambil menceritakan bagaimana Aceh berjuan agar bisa menjadi tuan rumah PON XXI.
“Menurut saya, sukses PON ini bukan hanya atas dukungan Pemerintah Pusat tetapi juga Pemerintah Aceh karena kita memang menawarkan diri untuk menjadi tuan rumah dan kita berjuang untuk mendapatkan peluang itu melalui bidding PON beberapa tahun lalu,” ungkapnya.
Dikatakannya, berbagai tahapan untuk menuju pelaksanaan pada September 2024 terus dilaksanakan oleh Pemerintah Aceh –melalui PB PON—yang di dalamnya termasuk KONI beserta SKPA terkait.
“Semoga semuanya berjalan sesuai rencana dan sebagaimana dikatakan Presiden Jokowi pada rapat terbatas di Jakarta beberapa hari lalu, PON XXI harus terlaksana sesuai jadwal,” demikian Rayuan Sukma.[]