Yayasan Aceh Bergerak Gelar Nobar dan Diskusi Film Peristiwa Nakba, Palestina

Info Film Farha. (Dok Panitia)

Laporan Zuraida, Banda Aceh

PORTALNUSA.com | BANDA ACEH – Yayasan Aceh Bergerak menggelar nonton bareng (nobar) dan diskusi film peristiwa Nakba, yaiktu pengusiran masal bangsa Palestina ketika pendirian Israel pada 1948.



Info Nobar Film Farha. (Dok Panitia)

Nobar dan surah film tersebut berlangsung Selasa, 14 Novamber 2023 pukul 19.30 WIB sampai selesai di Sekretariat Aceh Bergerak, Lambhuk, Ulee Kareng, Banda Aceh.

Film berjudul Farha tersebut disutradarai Darin J. Sallam asal Yordania. Film berdurasi 1 jam 32 menit ini awal dirilis pada tahun 2021. Film Farha sempat menuai kontroversi di Israel saat dirilis oleh Neflix pada 2022.

Ketua Yayasan Aceh Bergerak, Eva Hazmaini menyebutkan alasan film ini dipilih untuk nobar dan diskusi dikarenakan peristiwa yang sedang terjadi di Palestina saat ini.

“Kita tahu bahwa sejak 7 November lalu Palestina kembali diluluhlantakkan oleh rudal-rudal Israel dan kita sebut ini bukan peperangan, tetapi genosida. Untuk itu kita rasa perlu kembali melihat peristiwa-peristiwa serupa yang terjadi sebelumnya,” kata Eva.

Menurut Eva, pihaknya ingin memberikan ruang dan kesempatan bagi sebagian masyarakat yang masih berpikir tentang apa yang bisa kita lakukan untuk membantu Palestina.

“Banyak timbul pertanyaan, apa yang bisa kita lakukan untuk membantu saudara muslim kita di Gaza. Untuk itu kita mencoba memberikan ruang dengan menghadirkan narasumber dari Ikatan Sarjana Alumni Dayah dan Global Ehsan Relief,” katanya.

“Tujuan dari pemutaran film ini adalah untuk membuat kita paham apa yang harus kita lakukan untuk membela Palestina. Setidaknya kita tahu dan paham apa yang bisa dan harus kita lakukan untuk membela saudara seiman baik dari sisi agama dan praktek para relawan,” tambahnya.

Selain nobar dan diskusi, juga akan diiringi dengan doa bersama untuk Palestina dan donasi. Surah Film juga merupakan kegiatan rutin Aceh Bergerak yang dilaksanakan setiap dua minggu sekali. Tujuannya adalah sebagai ruang eksistensi dan ruang kritik terkait permasalahan sosial. []