Masyarakat Lingkungan PKS Tanjung Seumantoh Minta Rekrutmen Pekerja Prioritaskan Warga Lokal

Datok Penghulu Kampung Tanjung Seumantoh, Yusrizal. (Foto ist/Portalnusa.com)

Laporan Saiful Alam, Aceh Tamiang

PORTALNUSA.com | ACEH TAMIANG – Masyarakat Kampung Tanjung Seumantoh, Kecamatan Karang Baru, Aceh Tamiang meminta manajemen PTPN I memprioritaskan warga sekitar dalam penerimaan karyawan berstatus Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) yang sedang berproses.

Hal ini disampaikan Datok Penghulu Kampung Tanjung Seumantoh, Yusrizal kepada Portalnusa.com, Jumat pagi, 31 Desember 2023. Menurutnya, permintaan masyarakat ini dirasa logis untuk dapat direalisasikan perusahaan, sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan sekitar.

Pabrik Kelapa Sawit Tanjung Seumantoh PTPN I Aceh Tamiang. (Foto Saiful Alam/Portalnusa.com)

Yusrizal mengungkapkan, Kampung Tanjung Seumantoh memiliki peran penting dalam keberlangsungan pengolahan kelapa sawit di PKS Tanjung Seumantoh, di mana sumber air untuk pengolahan diambil dari Sungai Tamiang melalui mesin pompa air di kampung ini sejak pabrik berdiri.

Selain itu, Yusrizal mengatakan limbah pembuangan akhir PKS Tanjung Seumantoh yang sudah melalui proses pengolahan juga dibuang  ke Sungai Tamiang yang ada di kampung ini.

“Kita berharap adanya simbiosis mutualisme antara PTPN I dengan masyarakat, terutama dalam penerimaan PKWT yang saat sedang berproses,” ujarnya.

Yusrizal menyebutkan sejak 10 tahun terakhir tidak pernah ada masyarakat Kampung Tanjung Seumantoh yang diterima bekerja di PTPN I baik tamatan SMA maupun sarjana.

“Kita berharap dan meminta agar pada perekrutan PKWT ini dapat memprioritaskan masyarakat di  Kampung Tanjung Seumantoh,” tuturnya.

Informasi yang diperoleh saat ini ada sekitar 3 sampai 5 orang pemuda Kampung Tanjung Seumantoh yang lulus seleksi administrasi untuk ikut ujian sebagai PKWT di PTPN I.

“Kita berharap manajemen BUMN perkebunan terbesar di Aceh ini dapat memproritaskan tenaga kerja dari pemuda yang ada di sekitar pabrik kelapa sawit PTPN I, jangan sampai mereka bekerja sendiri menjadi buruh harian malam (ninja TBS),” demikian Datok Yusrizal. []