Catatan Firnalis, Ketua PWI Simeulue
MENJELANG tengah malam, Minggu, 3 Desember 2023, lapangan pendopo Bupati Simeulue di Sinabang semakin redup. Tak ada lagi aktivitas dan riuh rendah keramaian setelah MTQ XXXVI Tingkat Provinsi Aceh berakhir pada Sabtu malam, 2 Desember 2023.
Tribun utama dan semua fasilitas pendukung lainnya yang bermandikan cahaya tiba-tiba redup. Yang tersisa kini kesepian yang begitu mengiris. Begitu mengaduk-aduk emosi. Demi Allah saya merasa begitu sedih ketika menatap lokasi yang sejak seminggu terakhir begitu sibuk, begitu gemerlap, tiba-tiba hening. Sinabang kembali berselimut sepi.
Sepekan lamanya, ibu kota Kabupaten Simeulue ini nyaris tak pernah tidur. Kegiatan keagamaan yang mengumpulkan masyarakat dari berbagai penjuru menciptakan momen kebersamaan yang luar biasa.
Namun, kini Sinabang kembali larut dalam sepi, sunyi. Warga Simeulue merasakan kehilangan yang mendalam dengan kepulangan para kafilah MTQ dan pengunjung yang kembali ke daerah masing-masing.
Malam itu, sekitar pukul 22.00 WIB—sehari setelah gemerlap syiar MTQ ditutup–saya tak mampu menahan air mata kesedihan. Emosi saya teriris-iris saat menatap kota ini tak ubahnya rumah besar yang ditinggalkan pemiliknya. Yang tersisa kini hanya bayangan gelap dan remang.
Pedagang kecil yang selama seminggu sibuk melayani pengunjung, kini terlihat bergegas mengemasi barang-barang yang tersisa. Pedagang yang berasal dari luar Simeulue siap untuk meninggalkan Sinabang, mencari keramaian lain, melanjutkan kehidupan.
Kamera yang selama ini saya tenteng untuk merekam berbagai momen MTQ menemukan sisi lain yang sangat berbeda. Demi Allah, saya merasa sangat sedih dan kehilangan. Saya juga merasakan bahwa semua penduduk Sinabang juga merasakan suasana serupa.
Warga Simeulue, khususnya Sinabang menatap kapal penyeberangan bergerak perlahan meninggalkan Teluk Sinabang. Ada lambaian perpisahan sambil mengucapkan selamat jalan, selamat berpisah. Terima kasih untuk semua kenangan yang telah tercipta dalam kesyahduan ayah-ayat suci.
Salam hormat kami, warga Pulau Simeulue untuk saudara-saudara kami yang kembali ke daerah masing-masing. Semoga kita tetap terajut dalam indahnya kenangan. Kenangan dalam syiar Islam yang bernama MTQ.[]