Ketua dan Penasihat PWI Aceh Narasumber Workshop Perhumas

Dari kiri ke kanan; Ketua PWI Aceh Nasir Nurdin, Wakil Rektor III Unida Bustamam Ali, Ketua BPC Perhumas Aceh Amal Hasan, Senior Manager Communication PT Medco E&P Leony Lervyn, dan Dian Budi Wijaksono dari BSI Regional I Aceh pada acara Workshop Perhumas Aceh di Aula DPKA, Sabtu, 16 Desember 2023. (Foto Portalnusa.com)

PORTALNUSA.com | BANDA ACEH – Badan Pengurus Cabang (BPC) Perhimpunan Hubungan Masyarakat (Perhumas) Aceh menggelar workshop bertajuk Peran Public Relations & Media Relations untuk Indonesia Maju di Aula DPKA, Banda Aceh, Sabtu, 16 Desember 2023.

Workshop yang dirangkai dengan peringatan 51 Tahun Perhumas Indonesia dibuka oleh Kadiskominsa Aceh, Marwan Nusuf. Hadir langsung dan memberikan sambutan Ketua BPC Perhumas Aceh, Amal Hasan.



“Pemerintah Aceh sangat mendukung kegiatan ini dan diharapkan melalui workshop yang digelar Perhumas Aceh semakin memperkuat fungsi humas di lembaga pemerintahan maupun perusahaan,” begitu inti arahan Pj Gubernur Aceh diwakili Marwan Nusuf.

Workshop itu sendiri menghadirkan empat narasumber; Nasir Nurdin, Bustamam Ali, Djarot Handoko, dan Leony Lervyn.

Nasir Nurdin merupakan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh sedangkan Bustamam Ali adalah Wakil Rektor III Universitas Iskandar Muda (Unida) Banda Aceh yang juga praktisi media/Penasihat PWI Aceh.

Dua narasumber lainnya; Leony Lervyn adalah Senior Manager Communication PT Medco E&P dan Djarot Handoko selaku Wakil Ketua Umum Bidang Kampanye Kehumasan (Head of Communication Asia Fasific Rayon).

Workshop yang dikemas dalam bentuk diskusi panel itu dipandu oleh Dian Budi Wijaksono dari BSI Regional I Aceh dan Co-Host Selamat Ariga.

Acara sekitar dua jam itu diisi oleh masing-masing narasumber dengan pemaparan materi yang menekankan pada pentingnya fungsi humas sebagai layanan publik untuk memberikan informasi yang jelas dan sesuai fakta yang ada di perusahaan, pemerintahan maupun organisasi lainnya, dengan cara yang baik dan benar.

Pada kesempatan itu, Leony Lervyn dan Djarot mencontohkan beberapa kisah sukses pejabat humas di tengah krisis yang menerpa perusahaan.

“Kemitraan dengan pers (media) dibangun sebelum krisis terjadi. Pengalaman kami di Medco, pendekatan secara emosional (membangun komunikasi termasuk ngopi bareng) rutin dilakukan sehingga bukan sesuatu yang sulit bagi kami bekerjasama dengan wartawan,” kata Leony Lervyn.

Bustamam Ali dalam paparannya menekankan tentang pentingnya pejabat humas berkolaborasi dengan media demi semakin luas dan efektifnya penyebaran informasi kepada masyarakat.

“Setiap media memiliki karakter masing-masing, karenanya setiap pejabat humas harus memahami itu,” tandas pria yang akrab disapa Bang Bus tersebut.

Apa yang menjadi penekanan Bang Bus juga dipaparkan Ketua PWI Aceh, Nasir Nurdin dalam presentasinya berjudul, ‘Pentingnya Humas Memahami Fungsi Pers.’

“Secara teori, tugas seorang praktisi humas nyaris tak ada beda dengan yang dijalankan oleh wartawan. Namun, masing-masing kita punya style tersendiri dalam menyajikan informasi. Nah, tim humas yang akan berkolaborasi dengan media arus utama (mainstream) harus tahu bagaimana kemauan mitranya, agar informasi yang dikirim (terutama dalam bentuk siaran pers) bisa menjadi referensi awal yang memenuhi syarat,” kata Nasir Nurdin.

Ketua Panitia Pelaksana, Nursyidah mengatakan, komponen peserta workshop dari unsur BPC Perhumas Aceh, Perhumas Muda Aceh, organisasi pers, BUMN, Pemerintahan Aceh, perusahaan swasta, organisasi masyarakat, dan umum.

Menurut Nursyidah, salah satu alasan pelaksanaan workshop adalahy untuk menganulir setiap berita hoaks yang sering bermunculan di media sosial maupun media mainstream terhadap kinerja positif yang telah dilakukan oleh pemerintah, lembaga dan perusahaan.

“Kita juga mengkritisi bahwa fungsi dan peran kehumasan tidak saja pada tatanan membuat rilis, mengundang wartawan atau menjembatani wartawan dengan pimpinan, namun humas juga ingin berkolaborasi dengan media pers bagaimana mengangkat branding dari program pemerintah/lembaga/perusahaan dan kinerja para pimpinan,” demikian Nursyidah.[]