Investasi di Aceh Tahun 2023 Lampaui Target tapi belum Mengurangi Kemiskinan, Ini Penyebabnya

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh, Marthunis pada kegiatan Aceh Business Forum (ABF)-Aceh Economic Review 2023: Media Initiative, di Banda Aceh, Senin, 11 Desember 2023. (Dok Bithe.co)

PORTALNUSA.com | BANDA ACEH –  Nilai investasi di Aceh hingga akhir 2023 mencapai Rp 10,6 triliun atau melebihi target sebesar Rp 10,5 triliun.

“Target Pemerintah Aceh untuk tahun 2023 sebesar Rp 10,5 triliun, namun nyatanya hingga saat ini investasi di Aceh telah mencapai Rp 10,6 triliun,” kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh, Marthunis pada kegiatan Aceh Business Forum (ABF)-Aceh Economic Review 2023: Media Initiative, di Banda Aceh, Senin, 11 Desember 2023.



Ia menjelaskan, nilai investasi paling besar di Aceh adalah di bidang kelistrikan, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Peusangan 1 di Aceh Tengah.

Kepala DPMPTSP Aceh, Marthunis berbicara di forum nasional ketika masih menjabat Pj Bupati Aceh Singkil periode 2022-2023. (Foto Kemendagri)

“Jadi memang investasi kita masih besarnya di sektor kelistrikan. Yang di Aceh Tengah itu investornya adalah BUMN,” ungkap Mathunis.

Diakui Marthunis, angka investasi di Aceh yang sudah mencapai Rp 10,6 triliun belum memberikan dampak untuk mengurangi angka kemiskinan. Pasalnya, di sektor kelistrikan menyerap tenaga kerja yang sifatnya memiliki skil khusus.

Baca: Kelistrikan Aceh Makin Handal untuk Mendukung Kebutuhan Industri

“Kelistrikan itu kan menyerap tenaga kerja yang lebih high skill (keterampilan tinggi), makanya untuk peran mengurangi kemiskinan itu perlu ada proses selanjutnya,” kata Mathunis.

Ia berharap dengan investasi kelistrikan yang surplus bisa meningkatkan investasi baru lainnya yang memang punya kaitannya untuk peningkatan pendapatan masyarakat. Misalnya, sektor hilirisasi di mana bahan baku yang dibutuhkan adalah bahan baku yang dihasilkan oleh masyarakat, sehingga harganya lebih baik.

Baca: Aceh Surplus Energi Listrik, Apa Kabar Investasi? 

Dijelaskan Marthunis, dengan banyaknya investasi diharapkan bisa mengurangi kemiskinan.

“Kalau kita hilirisasi di sektor pertanian, karena memang orang miskin itu paling banyak di sektor pertanian, karena memang harganya murah dan sebagainya, misalnya tomat, kadang kalau panen harganya murah akhirnya mereka tidak ada peningkatan dalam pemasukan, tapi dengan adanya pabrik pasti nilainya meningkat,” ungkap Marthunis.

Untuk itu, kata Mathunis, Pemerintah Aceh mendorong dengan adanya investor kecukupan energi, tentu ke depan ada pabrik tomat, pabrik saos yang bahkan menjamin tomat-tomat ataupun komoditas pertanian yang dihasilkan masyarakat itu terserap.

“Kalau soal keamanan, saya kira di Aceh untuk keamanan tidak ada masalah, walaupun masih ada persepsi yang negatif dari orang yang ngga pernah di Aceh, tapi saya kira kalau orang yang sudah ada di Aceh akan berbicara lain,” ujarnya.

Selain itu, kata Marthunis, perlu didorong investor-investor yang ada di Aceh untuk memberikan testimoni soal keamanan dan kenyamanan berinvestasi di Aceh.

“Seperti PT Solusi Bangun Andalas yang sudah memberikan testimoni bahwa ternyata investasi di Aceh dari sisi keamanan nggak ada masalah,” demikian Kepala DPMPTSP Aceh.(adv)