Peringatan Tsunami di BKOW Diwarnai Aksi tak Simpatik Pengelola Gedung, Kursi yang Disiapkan untuk Tamu Ditarik Paksa

Peringatan Hari Ibu ke-95 dan Mengenang 19 Tahun Tsunami Aceh di Gedung BKOW, Banda Aceh diwarnai kepanikan dan kekacauan ketika petugas di gedung tersebut menarik paksa kursi tamu yang sudah disiapkan oleh panitia. Insiden itu terjadi menjelang dimulainya doa dan zikir untuk syuhada tsunami, sekitar pukul 09.45 WIB, Jumat, 22 Desember 2023.(Dok IKWI Aceh)

PORTALNUSA.com | BANDA ACEH – Rangkaian acara peringatan Hari Ibu ke-95 dan Mengenang 19 Tahun Tsunami Aceh yang dilaksanakan oleh Badan Kerja Sama Organisasi Wanita (BKOW) di Gedung BKOW di Banda Aceh, Jumat pagi, 22 Desember 2023 diwarnai insiden yang seharusnya tak perlu terjadi. Puluhan kursi yang sudah disiapkan untuk tamu undangan diangkat paksa oleh petugas yang diduga atas perintah pengelola gedung sehingga suasana menjelang pembukaan acara menjadi kacau balau.

Ketua Panitia Pelaksana Peringatan Hari Ibu ke-95 dan Mengenang 19 Tahun Tsunami Aceh, Dr. Harbiyah Gani, M.Pd kepada wartawan mengatakan pihaknya sangat menyesalkan terjadinya insiden menjelang zikir dan doa untuk syuhada tsunami yang dilaksanakan di Gedung BKOW di Banda Aceh, Jumat 22 Desember 2023.

Harbiyah didampingi Humas Panitia, Ny Hanifah menceritakan, menjelang acara itu seksi tempat melakukan persiapan termasuk menyediakan kursi untuk tamu undangan.

Ketika akan mengambil kursi plastik di salah satu ruangan gedung, ternyata ruangan terkunci. Karena acara segera dimulai, panitia langsung mengambil kursi bersarung di ruangan lainnya (di lobi). Dengan cepat kursi itu pun diatur di tempat acara.

Ketika tamu sudah tiba dan sudah ada yang duduk, dan MC sudah siap-siap membuka acara, mendadak masuk seorang pria mengangkat paksa kursi itu dengan mengatakan bahwa itu kursi yayasan tidak bisa dipakai.

“Kursi ini tak bisa dipakai, saya harus ambil, kalau tidak saya akan kena tegur karena tidak bisa melaksanakan tugas,” kata pria tersebut sambil terus mengangkat kursi yang sudah disusun.

Dalam kondisi begitu, suasana mendadak kacau. Tamu yang sudah berdatangan tak tahu duduk di mana, karenanya ada yang langsung pulang.

Atas nama panitia, Harbiyah mengaku sangat menyayangkan sikap pihak yayasan melalui pekerjanya di lapangan.

“Padahal kami menyewa gedung itu selama dua hari. Harusnya kalau kursi itu tak bisa kami pakai karena untuk keperluan lain, janganlah dipaksa angkat ketika tamu-tamu kami sudah sampai dan acara mau dibuka. Seperti ada upaya mempermalukan,” tandas Harbiyah didampingi unsur panitia lainnya.

Kesalahan pekerja

Ketua Yayasan Cut Nyak Dhien yang mengelola Gedung BKOW Aceh melalui salah seorang pengurusnya, Suryati membantah kalau dikatakan pemindahan kursi pada acara peringatan Hari Ibu ke-95 dan Mengenang 19 Tahun Tsunami Aceh di Gedung BKOW dilakukan atas perintah pihak yayasan.

“Kalau ada yang menuding begitu, sangat tidak benar. Ini murni kesalahan akibat kelalaian petugas di lapangan,” kata Suryati.

Setelah kejadian itu, Suryati mengaku ditelepon oleh Ketua Yayasan agar menegur petugas tersebut karena tidak bertanggungjawab dalam melaksanakan tugasnya.

Soalnya, kata Suryati, menjelang acara itu seharusnya petugas sudah melakukan berbagai persiapan termasuk menyusun kursi yang telah tersedia dan memasang sarung.

Nyatanya, lanjut Suryati, menjalang acara Ibu-ibu BKOW pada Jumat pagi, si petugas tidak ada di tempat tetapi keluar makan. Akibatnya, panitia (ibu-ibu BKOW) mengambil terus kursi yang sudah ada dan menyusunnya di tempat acara.

“Ibu-ibu BKOW tidak salah, tetapi ini akibat kelalaian petugas kami di lapangan. Dia itu sudah sering dimarahi ibu ketua tetapi tidak berubah juga,” ujar Suryati sambil meminta maaf atas kejadian tersebut.[]