Ketua PWI Aceh Apresiasi Pemkab Gayo Lues

Nasir Nurdin

PORTALNUSA.com | BANDA ACEH – Pengurus PWI Aceh mengapresiasi Pemkab Gayo Lues (Galus) yang telah memfasilitasi sekretariat untuk kepentingan PWI Galus.

“Alhamdulillah, meski masih berstatus Balai namun kawan-kawan Pengurus dan anggota PWI Galus kini telah memiliki kantor sebagai pusat administrasi dan berbagai fungsi lainnya,” kata Ketua PWI Aceh, Nasir Nurdin.

Pengurus PWI Gayo Lues foto bersama di depan Kantor PWI yang difasilitasi Pemkab Gayo Lues. (Dok PWI Galus)

Nasir juga berharap dengan adanya kantor semakin memaksimalkan fungsi pengurus dalam melayani kepentingan anggota dan menampung aspirasi masyarakat.

Nasir mengatakan, berdasarkan laporan Ketua PWI Galus, Anuar Syahadat, Kantor PWI yang difasilitasi Pemkab Galus tersebut berlokasi di Kecamatan Blangkejeren, tepatnya di Simpang Empat Blower.

Selain sebagai pusat administrasi dan koordinasi wartawan, bangunan tersebut juga difungsikan sebagai rumah singgah bagi anggota PWI yang melintas atau berkunjung ke Galus.

“Atas nama keluarga besar PWI kami ucapkan terima kasih kepada Pj Bupati Gayo Lues H. Alhudri, Plt Sekda, Kadiskominfo, Kaban Keuangan dan berbagai pihak lainnya yang telah memfasilitasi kantor untuk PWI Galus. Semoga bermanfaat untuk peningkatan kinerja organisasi maupun fungsi pers secara umum,” kata Nasir Nurdin.

Khusus kepada Pengurus dan anggota PWI Galus, diharapkan oleh Ketua PWI Aceh agar terus meningkatkan kerja sama dengan pemerintah daerah untuk menjawab berbagai kepentingan masyarakat.

“Tetaplah profesional dalam melaksanakan tugas kewartawanan dan menjadi mitra pemerintah dalam menjembatani aspirasi masyarakat,” ujar Ketua PWI Aceh.

Ketua PWI Aceh juga berharap pemerintah daerah bersama dunia usaha bisa menjadi mitra untuk peningkatan kapasitas wartawan melalui program pendidikan, misalnya uji kompetensi wartawan (UKW).

“Dengan semakin banyaknya wartawan kompeten akan semakin baiklah wajah pers nasional termasuk di Aceh dan Galus pada khususnya. Ini juga akan meminimalisir berbagai benturan di lapangan karena ada rambu-rambu hukum dan etika yang jadi pedoman,” demikian Ketua PWI Aceh.[]