Aceh Tamiang Miliki Pusat Pelatihan Komoditas Lestari

Plt Sekda Aceh Tamiang, Drs. Tri Kurnia meresmikan Pusat Pelatihan Komoditas Lestari di halaman belakang Kantor Distanbunnak Aceh Tamiang, Kamis 18 Januari 2024.(Foto Saiful Alam/Portalnusa.com)

Laporan Saiful Alam, Aceh Tamiang

PORTALNUSA.com | ACEH TAMIANG – Pemkab Aceh Tamiang mendukung sepenuhnya mengembalikan komoditi kakao yang pernah menjadi salah satu hasil perkebunan andalan di daerah tersebut.

Bukti dukungan itu ditandai peresmian Pusat Pelatihan Komoditas Lestari oleh Plt. Sekretaris Daerah, Drs. Tri Kurnia, di kompleks Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan, Karang Baru, Kamis 18 Januari 2024.

Pj Bupati Aceh Tamiang dalam sambutan tertulis yang dibacakan Tri Kurnia menyebutkan, keberhasilan program pengembangan komoditas lestari berbasis yurisdiksi ini sangat dipengaruhi oleh perubahan pengetahuan, keterampilan dan sikap petani.

Karenanya, dengan menggandeng multi pihak, Pemkab Aceh Tamiang melalui PUPL mendirikan pusat pelatihan sebagai inkubator agribisnis berkelanjutan.

Penanaman perdana kakao bersama duta besar sejumlah negara sahabat, pimpinan serta perwakilan lembaga dan perusahaan mitra dari dalam dan luar negeri, (Foto Saiful Alam/Portalnusa.com)

“Keberhasilan yang kita raih sejauh ini erat sekali dengan perubahan pengetahuan, keterampilan dan sikap petani. Karenanya, dengan menggandeng multi pihak, kami melalui PUPL mendirikan pusat pelatihan sebagai inkubator agribisnis berkelanjutan,” ungkapnya.

Dikatakan, Aceh Tamiang telah memulai program pengembangan ekonomi lestari yang ditandai dengan penandatanganan kesepakatan produksi, proteksi dan inklusi (PPI) bersama multi pihak sejak 2019.

“Langkah ini dirancang sebagai milestone (tonggak) menjadikan Aceh Tamiang sebagai salah satu kabupaten penghasil komoditas lestari di Indonesia,” tutur Tri. Lebih lanjut Plt. Sekda Tri Kurnia menyebutkan, selama hampir lima tahun sejak program PPI berbasis yurisdiksi ini dijalankan, pemkab bersama multi pihak telah mencatatkan sejumlah keberhasilan.

“Angka deforestasi turun lebih dari 50% berdasarkan hasil penelitian HAkA tahun 2022. Selanjutnya, lebih dari 2.200 petani-pekebun swadaya telah bersertifikasi ISPO dan RSPO. Lebih dari 3000 petani-pekebun telah memiliki STDB dan SHM lahan miliknya sendiri serta diperoleh secara gratis, dan mereka semua mendapatkan pendampingan budidaya kelapa sawit berkelanjutan,” lanjut Plt. Sekda Tamiang.

Menutup amanat Pj. Bupati Aceh Tamiang, Sekda Tri Kurnia berharap, Pusat Pelatihan Komoditas Lestari mampu dikelola dengan optimal guna memberikan sebesar-besar manfaat yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan petani di Bumi Muda Sedia.

Mewakili Pemerintah Aceh, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, Ir Cut Huzaimah MP,, mengapresiasi semua pihak yang telah berkontribusi dalam membangun sektor perkebunan di Kabupaten Aceh Tamiang khususnya dan Aceh pada umumnya.

”Kami menyadari masih butuh pendampingan dari semua pihak, hal ini tentunya dengan keterbatasan pemerintah daerah antara lain keterbatasan anggaran,” sebut Cut Huzaimah.

Huzaimah mengajak semua pihak yang berkontribusi agar tetap berkomitmen bersama-sama memajukan komoditi kakao dan tingkatkan produksi serta produktivitas lebih baik lagi sehingga petani menjadi lebih bergairah lagi.

“Akhirnya petani kita memiliki masa depan yang lebih baik lagi dan kami menyambut baik dan apresiasi terhadap program pusat pelatihan komoditi lestari yang salah satunya adalah kakao,” ujar Kadis Pertanian dan Perkebunan Aceh.

“Saat itu kami bermitra dengan Koompasia Enviro Institute dan PT Socfindo, guna melatih 25 orang yang terdiri 18 Penyuluh Pertanian, 7 staf lapangan PUPL dan FKL,” lapornya.

Ditambahkannya, bersamaan dengan peresmian Pusat Pelatihan Komoditas Lestari Pusat Pelatihan Komoditas Lestari juga digelar Pelatihan Angkatan II yakni Pelatihan Master of Trainer Kakao bagi para Penyuluh Pertanian dan petugas pendamping dari lembaga mitra.[]