TMMD bukan Cuma Membuka Keterisoliran Desa tetapi Mengubah Cuekku Menjadi Suka

Alat berat sedang bekerja membangun jalan program TMMD ke-119 di Kampung Kaloy, Kecamatan Tamiang Hulu, Kabupaten Aceh Tamiang. (Foto Saiful Alam/Portalnusa.com)

Tulisan Saiful Alam, Aceh Tamiang*)

PORTALNUSA.com | ACEH TAMIANG – Terus terang selama ini aku cuek dan masa bodoh saja untuk mengetahui segala macam tetek bengek tentang Tentara Republik Indonesia (TNI) padahal aku terlahir sebagai anak TNI. Aku tak peduli mereka mau buat apa.



Sikap cuekku itu bisa jadi akibat konflik berkepanjangan antara TNI dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang begitu menyulitkan kehidupan masyarakat sehingga aku cuek dan apatis mendengar dua nama itu. TNI dan GAM.

Entah kenapa tiba-tiba rasa ingin tahuku dengan berbagai kegiatan TNI muncul. Setiap kali ada kegiatan TNI aku memantaunya dari jarak jauh dan bertanya kepada rekan-rekanku yang kerap mengikut kegiatan seperti Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD).

Mereka bercerita banyak tentang keberhasilan TMMD. Misalnya, membuka keterisoliran kampung dengan adanya akses jalan serta pembangunan fisik dan non-fisik lainnya. Secara kultural, eksistensi militer di Indonesia memiliki ciri yang khas tersendiri. Berbeda dengan militer lain di dunia. Pola interaksi antara TNI dan rakyat telah melahirkan kedekatan yang mendalam, yang tergambar dalam kemanunggalan TNI-Rakyat.

Hal ini tidak terlepas dari doktrin dan kesejarahan. Salah satu program untuk merawat dan mengokohkan kemanunggalan TNI-Rakyat adalah TMMD.

TMMD merupakan salah satu implementasi dari tugas militer selain perang, yaitu memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya secara dini sesuai dengan sistem pertahanan semesta. Selain itu, TMMD juga sebagai sarana memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, karena TMMD merupakan kegiatan lintas sektoral yang memungkinkan seluruh elemen bangsa terlibat di dalamnya.

Nilai strategis lain dari TMMD adalah membantu pemerintah di daerah dalam percepatan pembangunan yang dilaksanakan melalui kegiatan gotong royong di tengah masyarakat.

Aku pernah mendengar Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Dr Dudung Abdurachman dalam amanat penutupan TMMD beberpa waktu lalu menyatakan, progam TMMD telah dimulai sejak 980-an dengan sebutan ABRI Masuk Desa atau AMD.

Setelah melalui berbagai evaluasi dan penyempurnaan, program TMMD yang telah berlangsung selama 45 tahun ini, semakin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Mengingat sebagian besar wilayah Indonesia merupakan daerah pedesaan, sehingga keterlibatan TNI dalam membangun sarana prasarana dan infrastruktur wilayah masih sangat dibutuhkan.

Pelan namun pasti, seiring dengan waktu, saat ini program TMMD telah mampu bertransformasi menjadi bagian penting dalam membantu pemerintah guna mempercepat pembangunan, khususnya di daerah-daerah pedesaan dan pelosok Tanah Air yang sulit dijangkau.

Pelaksanaan TMMD yang digelar serentak di berbagai daerah di Indonesia, juga dinilai telah mampu berperan menjadi indikator penting bagi suksesnya pembangunan di pedesaan dan semakin meningkatnya kesejahteraan rakyat, serta menjadi program yang dinanti-nantikan oleh masyarakat Indonesia.

TMMD di Kampung Kaloy

Beginilah penampakan beberapa hasil program TMMD di Desa Kaloy, Kecamatan Tamiang Hulu, Kabupaten Aceh Tamiang. (Foto Saiful Alam/Portalnusa.com)

Sebagaimana TMMD ke-119 yang dilaksanakan di Kampung Kaloy, Kecamatan Tamiang Hulu, Kabupaten Aceh Tamiang.

Melalui tangan-tangan terampil dilandasi niat tulus ikhlas prajurit TNI terus manunggal, menyatu dan bergotong-royong dengan masyarakat. Berbagai sarana dan prasarana yang bersentuhan langsung dengan kepentingan masyarakat sudah hadir di Kampung Kaloy.

Hasil TMMD di Kampung Kaloy, misalnya berupa sasaran fisik seperti pengerasan dan pelebaran jalan sepanjang 3.200 meter x 6 meter, rehab jembatan sebanyak dua  unit, pembuatan pelat beton sebanyak dua unit, pembangunan gorong-gorong sebanyak enam unit, dan pembangunan rumah sederhana bagi warga tidak mampu, pengecatan surau, dan lain-lain. Juga ada pembangunan nonfisik berupa penyuluhan bagi masyarakat.

Selama ini Kampung Kaloy terisolir dan mengalami kesulitan menuju kampung lainnya, seperti Kampung Perkebunan Pulotiga yang memiliki akses ke jalan utama yaitu jalan menuju pusat Pemerintahan Kecamatan Tamiang Hulu.

Kondisi ini membuat desa tersebut sulit untuk dijangkau, sehingga untuk mobilitas penduduk dan distribusi hasil bumi mengalami kendala.

“Dapat dikatakan, desa kami, Desa Kaloy Lama termasuk desa tertinggal bila dibandingkan dengan desa-desa lain yang memiliki akses lebih mudah ke jalan utama. Dari segi infrastruktur masih sangat terbatas,” kata Datok Penghulu Kampung Kaloy Lama, Andi Syahputra saat ditemui di rumahnya beberapa waktu lalu.

Diakui oleh Datok bahwa dengan kondisi tersebut sangat berdampak terhadap kemajuan dan perkembangan Kampung Kaloy Lama, terutama terkait kesejahteraan masyarakat. Hal ini juga berpengaruh terhadap cara berpikir sebagian generasi muda, mereka cenderung sederhana dan mewarisi pekerjaan orang tua, yaitu berkebun dan bertani.

Namun, melalui TMMD Reguler ke-119 di kampungnya sudah muncul berbagai pembangunan infrastruktur mulai dari pembukaan jalan, pembangunan jembatan, pengecatan rumah ibadah, dan pembangunan rumah sederhana bagi warga tidak mampu (rumah tidak layak huni).

Datok Penghulu memiliki ekspektasi dan optimis bahwa kondisi itu akan dapat berdampak positif terhadap semakin maju dan berkembangnya Kampung Kaloy dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat.

Dengan dilandasi ketulusan yang mendalam, mewakili seluruh masyarakat di desanya, Datok Penghulu mengucapkan terima kasih atas terseleggaranya TMMD Reguler ke-119 di kampungnya.

“Terima kasih yeng setulus-tulusnya kepadaTNI, terima kasih Satgas TMMD yang sangat ramah dan selalu bersama rakyat,” ujarnya.

Sesuai Harapan

TMMD Reguler ke-119 Kodim 0117/Atam yang dilaksanakan di Kampung Kaloy dinilai tepat sasaran dan memenuhi harapan masyarakat serta sangat membantu pemerintah daerah untuk mempercepat pembangunan di perkampungan.

“Program TMMD yang dilaksanakan ini dalam rangka menenuhi harapan rakyat kampung dengan mengembangkan potensi dan meningkatkan pembangunan yang ditujukan untuk menjangkau keterbatasan di wilayah pedesaan yang belum tersentuh program lainnya,” kata Dandim 0117/Atam Letkol Inf Andi Ariyanto S.I.P selaku Dan Satgas di lokasi TMMD ke-119.

“Kita berharap melalui TMMD ke-119 mampu membantu masyarakat agar lebih mudah mendapatkan akses infrastruktur yang lebih baik untuk membuka keterisolasian dan meningkatkan taraf hidup masyarakat menjadi semakin sejahtera. Selain itu dengan hadirnya program TMMD juga akan mampu lebih merekatkan hubungan emosional antara prajurit TNI dan masyarakat yang diwujudkan dengan semangat saling bahu-membahu dan bergotong-royong pada setiap kegiatan yang dilaksanakan,” lanjut Dandim Andi Ariyanto.

Hemat Anggaran Pemda

Program TMMD Reguler ke-119 Kodim 0117/Atam yang dilaksanakan secara bersinergi dengan lintas sektoral juga mampu menghemat anggaran pemerintah daerah (pemda) dalam hal ini Pemkab Aceh Tamiang di bidang pembangunan.

“Program TMMD ini, Pemkab Aceh Tamiang sangat terbantu karena dapat mengefisiensi anggaran bila dibandingkan dengan pembangunan serupa melalui APBK reguler. Ada beberapa pos anggaran yang tidak perlu dikeluarkan. Di samping itu pengerjaan lebih cepat tuntas. Program seperti ini harus terus berkelanjutan,” tandas Penjabat Bupati Aceh Tamiang, Drs. Asra.

Menurut Asra, pengerasan dan pelebaran jalan sepanjang 3,2 km x 6 meter yang dilakukan dalam TMMD Reguler ke-119 ke depan akan ditingkatkan. Bahkan bisa sampai pengaspalan.

Diharapkan, dengan akses jalan yang telah terbuka dapat membantu masyarakat dalam beraktivitas sehari-hari dan mampu menggerakkan roda perekonomian Kampung Kaloy.

Kesejahteraan dan Derajat Kesehatan

Dasar pertimbangan dipilihnya Kampung Kaloy Lama sebagai sasaran pelaksanaan TMMD ke-119 yaitu karena kurangnya infrastruktur jalan yang memadai di kampung tersebut dan kurangnya tingkat kesejahteraan masyarakat.

Untuk menjawab permasalahan itu, selain membangun berbagai sarana infrastruktur, juga dilakukan kegiatan yang bersifat nonfisik dengan memberikan penyuluhan-penyuluhan di bidang pertanian, peternakan, kesehatan, pendidikan, penanganan stunting, KB, bahaya narkoba, bahaya karhutla, wawasan kebangsaan dan bela negara.

Hal yang menjadi penekanan adalah penyuluhan stunting, kesehatan dan KB. Hal itu sejalan dengan komitmen TNI AD untuk menyiapkan generasi muda yang sehat, cerdas dan tumbuh kembang yang optimal.

Sedangkan penyuluhan pertanian diarahkan untuk membekali masyarakat dalam memanfaatkan lahan tidur menjadi produktif untuk ketahanan pangan.

Sesuai yang Dibutuhkan

Progres pencapaian dalam gelaran TMMD Reguler ke-119 Kodim 0117/Atam juga diakui oleh Ketua Tim Wasev TMMD, Kolonel Kav Jaelani saat melakukan tugas dan fungsinya dalam meninjau berbagai sasaran fisik dan nonfisik.

Tim Wassev menilai, pengerjaan dan kegiatan TMMD ke-119 Kodim 0117/Atam telah tepat sasaran, sesuai yang dibutuhkan rakyat setempat.

“Saya melihat sasaran yang dipilih dan progress pengerjaannya sangat baik dan tepat sasaran. Saya optimis TMMD di Kampung Kaloy akan dapat berhasil dan bermanfaat bagi masyarakat,” katanya.

Kolonel Jaelani berharap berbagai pencapaian itu dapat terus dipelihara dan dirawat sehingga usia pakainya dapat lebih lama dinikmati masyarakat.

“Semoga bermanfaat sampai lintas generasi,” tandas Jaelani.

Begitulah. TMMD Reguler ke-119 Kodim 0117/Atam di Kampung Kaloy telah selesai dan terbukti mampu memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat. Program ini menjadi indikator pemerataan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan, termasuk untuk warga Kampung Kaloy di pedalaman Aceh Tamiang.[]

 *) Tulisan Ini Diikutkan pada Lomba Karya Tulis Program TMMD Reguler Ke-119 Kodim 0117/Aceh Tamiang