Dari Forum Diskusi ICMI Aceh: “Jangan Tunda Berbisnis, Bermimpilah Jadi Orang Kaya”

Sesi foto bersama Pengurus ICMI Aceh, peserta, dan pemateri Diskusi Kebangkitan Ekonomi Syariah di Aceh di Kuala Village Restoran, Banda Aceh, 29 Maret 2024. (Dok ICMI Aceh)

PORTALNUSA.com | BANDA ACEH –  Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Aceh menggelar diskusi bertema ‘Kebangkitan Ekonomi Syariah di Aceh’, berlangsung di Kuala Village Restoran, Banda Aceh, 29 Maret 2024.

“ICMI sebagai organisasi yang mewadahi para cendekia memiliki peran strategis dan tanggung jawab untuk membangun Aceh,” kata Ketua ICMI Aceh, Dr Taqwaddin saat membuka forum diskusi yang dirangkai buka puasa bersama.

Taqwaddin menyebutkan, “diskusi yang kita laksanakan hari ini adalah mengawali serial diskusi yang akan dilakukan ICMI Aceh lebih lanjut. Tujuannya untuk memberikan kontribusi dan referensi bagi para pengambil kebijakan, baik ekesekutif maupun legislatif.”

Taqwaddin berharap kepada semua anggota dan Pengurus ICMI Aceh supaya melakukan berbagai diskusi tematik merespons berbagai persoalan di daerah ini.

Dikatakannya, ICMI harus menjadi lembaga pemikir atau think tank bagi kemajuan Aceh.

“ICMI Aceh harus berfungsi mempengaruhi kebijakan publik yaitu dengan memberi kontribusi pemikiran, referensi dan solusi terhadap berbagai permasalahan,” kata Taqwaddin.

Diskusi bertema ‘Kebangkitan Ekonomi Syariah di Aceh’ yang dipandu Syarifah Rahmatillah, SH  menghadirkan pemateri Prof Apridar, Prof Rajuddin, Sp.OG, Jafaruddin, MT dan Sugito, MM.

Prof Apridar, Ketua Dewan Pakar ICMI Aceh yang juga Guru Besar FE USK menyampaikan faktor-faktor pendukung kebangkitan ekonomi syariah di Aceh, yaitu karena kesesuaian dengan nilai lokal, regulasi syariah, peningkatan kesadaran, potensi wisata religius, dan dukungan pemerintah.

“Harus diakui memang kebangkitan ekonomi syariah memiliki hambatan dan tantangan. Tidak semudah membalik telapak tangan,” ujar Prof Apridar, sosok penulis produktif tersebut.

Pemateri lainnya, Sugito, MM, Dirut BPRS Hikmah Wakilah. Menurut Sugito, bank yang dikelolanya dibidani kelahirannya oleh ICMI Aceh pada era kepemimpinan Syamsunan Mahmud (almarhum).

Saat ini, menurut Sugito, total aset bank yang dipimpinnya mencapai lebih Rp 183 miliar dengan jumlah nasabah 1.532 orang. Jumlah pembiayaan untuk UMKM telah mencapai Rp 153.476.533.000.

“Saya mengajak agar semua warga ICMI Aceh berkenan menjadi nasabah BPR Hikmah Wakilah yang sangat peduli pada UMKM,” pinta Sugito.

Mimpi jadi orang kaya

Suasana diskusi semakin semarak ketika Ir Jafaruddin Husin, MT tampil menyampaikan materinya.

Pria yang akrab disapa Abi yang merupakan owner Kuala Village Restoran dan juga pemilik saham BPR Hikmah Wakilah menyampaikan pengalamannya dan kiat sukses dirinya menjalankan bisnis.

Abi menegaskan, perlu ada perubahan mindset bahwa berbisnis adalah juga pekerjaan yang menjanjikan. Artinya, kata Abi, pekerjaan bukan hanya PNS, tetapi juga berwirausa atau berbisnis.

“Kita perlu bermimpi jadi orang kaya. Profesi yang tepat untuk menjadi orang kaya adalah bisnis,” tandas Abi disambut tawa 100-an peserta diskusi.

Abi menambahkan, “kemauan bisnis harus segera dimulai, jangan habis waktu untuk perdebatan. Segeralah dimulai dengan bisnis yang kecil-kecilan, walaupun jatuh bangun dan merugi. Yang paling penting adalah pebisnis harus jujur.”

Generasi berkualitas

Diskusi semakin lengkap dengan tampilnya Prof Rajuddin, Sp.OG yang mengacu pada Alquran Surat Az-Zumar ayat 6 dan Surat An-Nahl ayat 78 yang menekankan pentingnya pelayanan kesehatan ibu hamil untuk melahirkan generasi yang berkualitas, tidak stunting.

Dalam konteks kebangkitan ekonomi syariah, menurut Prof Rajuddin diperlukan ekonomi keluarga yang memadai agar bisa mewujudkan balita yang sehat pada seribu hari pertama.

Diskusi turut dihadiri Mejelis Pimpinan Pusat ICMI, Prof Teuku Abdullah Sany; Rektor USK, Prof Marwan; mantan Dirut Bank Aceh Syariah, Haizir Sulaiman; Hakim Tinggi Ad Hoc Tipikor, Firmansyah dan sejumlah pakar dalam berbagai bidang ilmu lainnya.

Setelah sesi diskusi—sebelum buka puasa bersama—dilaksanakan penyerahan santunan untuk belasan anak yatim oleh Ketua dan Sekretaris ICMI Aceh.

“Saya ucapkan terima kasih atas kerja keras dan kekompakan panitia yang diketuai Pak Fauzi Umar dibantu para aktivis ICMI, sehingga acara berlangsung tanpa kendala dan sangat menggembirakan,” tutup Taqwaddin yang baru tiga minggu mempimpin ICMI Aceh.[]