Rencana BNN untuk Tes Ganja dalam Masakan Aceh Memicu Cemoohan

Ilustrasi tanaman ganja. (Foto Kompas.com)

PORTALNUSA.com | BANDA ACEH – Program yang diinisiasi oleh Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Aceh untuk pengawasan dan pengujian makanan atau masakan yang dicurigai menggunakan ganja ditanggapi beragam oleh masyarakat, bahkan ada yang mencemooh karena mengganggap lembaga sebesar BNN seperti kurang kerjaan.

Mengutip pemberitaan yang dilansir infoaceh.net, Kepala BNNP Aceh Brigjen Pol Marzuki Ali Basyah memperlihatkan keseriusannya untuk mewujudkan Indonesia bersih narkoba (Bersinar) khususnya di Provinsi Aceh.

Terkait dengan upaya itu, Brigjen Marzuki menginisiasi program pengawasan dan pengujian terhadap makanan atau masakan yang dicurigai menggunakan bahan baku narkoba jenis ganja dalam proses pengolahannya.

Program tersebut dipaparkan dalam acara Rapat Koordinasi Pemetaan Program Pemberdayaan Masyarakat yang dilaksanakan di Hotel Kyriad Muraya Banda Aceh, Rabu, 8 Mei 2024.

Kegiatan itu dihadiri perwakilan dari Kodam IM, Polda Aceh, Kejati Aceh, Pengadilan Tinggi Aceh, MPU, Kemenag Aceh, Kesbangpol, BPOM Aceh dan beberapa stakeholder lainnya.

Fenomena penggunaan ganja dalam bahan baku makanan di Aceh merupakan sebuah isu yang sudah lama menyebar di khalayak ramai.

Imbasnya, menurut Marzuki adalah orang yang tidak tahu mengenai hal ini pasti akan dirugikan.

Brigjen Marzuki mencontohkan kasus seorang warga Aceh terjaring razia tes urine di warkop Jakarta. Hasil tes menunjukkan positif menggunakan narkoba jenis ganja.

Setelah dilakukan pemeriksaan dan asesmen selama lima hari, terduga tidak menunjukkan tanda-tanda pengguna narkoba.

Menurut pengakuan warga tersebut, sebelum berangkat ke Jakarta di hari yang sama dia ada mengkonsumsi makanan yang ia beli di Aceh.

“Mencegah kasus serupa terulang maka BNNP Aceh ingin mencoba membuktikan, apakah penggunaan ganja pada makanan atau masakan merupakan fakta atau hanya mitos yang berkembang dengan besar di daerah Aceh,” kata Brigjen Marzuki Ali Basyah seperti dilansir infoaceh.net.

Kurang kerjaan?

Program yang disampaikan oleh Kepala BNNP Aceh memicu beragam tanggapan dari masyarakat termasuk masyarakat yang bergabung dalam WhatsApp Group (WAG) SAHABAT SE-ACEH.

Seorang anggota grup menulis dalam bahasa Aceh, Bak makanan pih..hana meu pu lee..krg krjaan.”

Terjemahan bebasnya, “Di makanan pun…nggak jelas, kurang kerjaan.”

Anggota lainnya, juga dengan bahasa Aceh menulis, Hana buet lain bnn. jeo taduk besengab keon urg mita rezeki kuliner. Dalang sabu2 yg harus selidiki siapa yg bermain berpuluhan ton beredar dlm negri.”

Terjemahan bebasnya kira-kira, “Nggak ada kerjaan BNN, ini kan orang cari rezeki (kuliner). Selidiki saja dalang sabu-sabu yang beredar puluhan ton dalam negeri.”

Yang lain menulis, “BNNP belajar dulu cara masak bumbu Aceh jangan curiga dengan makanan Aceh. Jelas jelas masakan Aceh terkenal sampai belahan dunia.”

Ada juga tanggapan yang lumayan panjang, “Emng kalau ada ganja terus salah ya….ada ada saja gebrakan ide …utk bisa ke aceh dan main main ke sabang atau takengon harus menjual sebuah info yg notabene dimana urgennya…kita ketahui kasus yg paling banyak adalah narkoba jenis sabu, kenapa program selalu terkait dgan ganja yg merupakan iconnya bebrrapa tahun lalu gebrakan alih tanam ganja ke tanaman pangan ..eh sekarang tanaman ganja yg diracik di makanan akan di uji….ado ado saja.”

Tanggapan lain, “Hhhhh…dang2 na but lain…ho alat deteksi narkoba yg dulu pengadaan yg harga mencapai 10 milyar saat bpk zaidan nafi kepala bnp pu mantong berfungsi..Ci peuduk di simpang 5 ubena awak bawa sabu di dlm  mobil radius 100 m terdeteksi…ayo..maaf ide gila daripada deteksi bumbu masak cuma bijik ganja.”

Terjemahan bebasnya kira-kira, “Hahahah, sambil ada kerjaan lain. Kemana alat deteksi narkoba yang harganya mencapai Rp 10 miliar saat Pak Saidan Nafi Kepala BNNP, apa masih berfungsi. Coba tempatkan alat itu di Simpang Lima semua orang bawa sabu dalam mobil berjarak 100 meter terdeteksi.”

Melalui salah seorang admin grup, Fikram, Portalnusa.com meminta izin untuk mengutip tanggapan terhadap rencana BNNP menguji makanan/masakan Aceh yang dicurigai mengandung ganja.

“Silakan (dikutip). Bagus itu. Demi yang terbaik untuk masyarakat luas, supaya publik di Aceh tahu tentang penyalahgunaan narkoba (ganja di Aceh). Tidak ada makanan di Aceh menggunakan bumbu ganja. Alhamdulillah semua makanan kuliner dan minuman warung kopi di Aceh halal. Semua di bawah pengawasan BPOM Aceh,” begitu pernyataan admin grup.[]