Dilantik sebagai Ketua Umum PB HUDA, Tu Sop: Kita Hadir Memberi Solusi untuk Umat

Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab menyampaikan sambutan usai dilantik sebagai Ketua Umum Majelis Tanfiziyah PB HUDA, di Hotel Grand Aceh Syariah, Banda Aceh, Rabu malam, 17 Juli 2024. (Dok Humas PB HUDA)

PORTALNUSA.com | BANDA ACEH – Ketua Umum Majelis Syuriah Pengurus Besar Himpunan Ulama Dayah Aceh (PB HUDA), Tgk. H. Syaikh Hasanoel Basry, HG melantik dan mengukuhkan Pengurus Besar Himpunan Ulama Dayah Aceh (PB HUDA) periode 2023-2028.

Proses pelantikan yang berlangsung di Hotel Grand Aceh Syari’ah, Banda Aceh ini dihadiri 500 tamu undangan dari berbagai kalangan.



Baca: PB HUDA Periode 2023-2028 Dikukuhkan, Ini Pengurus Lengkapnya

Hadir juga para ulama kharismatik Aceh seperti Waled Nuruzzahri Samalanga, Abi Daudi Hasbi, Tgk. H. Muhammad Amin Daud (Ayah Cot Trueng) dan lainnya.

Adapun pembacaan Surat Keputusan (SK) PB HUDA periode 2023-2028 ini dibacakan oleh Tgk. H. Faisal Ali selaku Sekretaris Umum (Katib ‘Am) Majelis Syuriah PB HUDA.

Para Pengurus Harian PB HUDA yang dilantik antara lain yaitu, Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab selaku ketua Umum, para wakil Ketua yaitu Abi Hidayat Muhibuddin Waly, Abiya Dr. Tgk. H. Anwar Usman, Abu Yazid Al Yusufi dan belasan lainnya.

Baca: HUDA Desak Pemerintah Aceh Segera Selesaikan Rumusan Konsep serta Regulasi Grand Desain Syariat Islam

Sementara posisi Sekjen PB HUDA dijabat oleh Tgk. H. Hasbi Albayuni atau Abi Bayu dan dibantu puluhan sekretaris lainnya.

Solusi untuk umat

 Usai dilantik sebagai Ketua Umum Majelis Tanfiziyah PB HUDA, dalam sambutannya, Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab yang akrab disapa Tu Sop mengatakan, ke depan HUDA harus lebih eksis lagi dan memberi manfaat untuk umat.

Tu Sop juga mengatakan bahwa HUDA ini akan besar karena kepengurusan diisi oleh orang-orang besar yang komit mendidik umat baik lewat pendidikan, dakwah dan lainnya di mana mereka sepakat untuk mengorganisir diri di bawah HUDA.

Baca: Gubernur pada Pengukuhan PB HUDA: Pemerintah Aceh Mendukung Kemandirian Dayah

Tu Sop juga mengatakan bahwa HUDA yang hadir di masa konflik telah berhasil memposisinya diri sebagai meditor dalam konflik, menjadi solusi dalam segudang masalah Aceh saat itu.

“Jadi, ke depan HUDA harus terus memposisikan dirinya sebagai pemberi solusi dalam berbagai masalah umat. Dua hal solutif yang harus terus dilakukan sampai kapan pun, yaitu selalu membina, mengawal dan mengarahkan umat supaya dalam menjalani semua aspek kehidupan selalu selaras dengan ajaran Islam. Untuk apa?, Supaya sesuai dengan pesan Rasulullah Saw, jangan sampai duniamu menjadi malapekata bagi akhiratmu,” ujar Tu Sop mengingatkan sembari mengutup pesan Rasulullah Saw.

Tu Sop juga menyampaikan bahwa HUDA harus membantu umat untuk selesai dengan problem dunia dan juga problem akhirat. Manhaj Ahlusunnah wal Jama’ah yang merupakan prinsip utama pengurus HUDA, harus mampu menjaga keseimbangan.

“Kalau umat berkonflik, maka pengurus HUDA tidak boleh menjadi salah satu keseblasan dalam konflik. HUDA harus menjadi mediator yang melakukan ishlah (perdamaian). HUDA harus mampu mengorganisasir pemikiran dan sikap ummat menunju  hasanah  di dunia dan hasanah di akhirat,” terang Tu Sop sebagaimana oleh Ketua Bidang Media dan Hubungan Masyarakat, Tgk. Dr. Teuku Zulkhairi, MA.

Tu Sop juga menjelaskan bahwa saat ini banyak ruang kosong yang belum terisi sehingga menjadi persoalan bagi ummat dan agama. Maka itu, kata Tu Sop kepengurusan HUDA periode ke depan ini mari kita sempurnakan yang masih lemah.

“Saya mengajak seluruh PW HUDA yang hadir memberi untuk memberi solusi untuk ummat lewat nur dan cahaya pengetahuan yang telah diberikan Allah kepada kita. Bagaimana agar ajaran agama itu tersampaikan kepada ummat,” ujar Tu Sop.

Menurut Tu Sop, kondisi saat ini banyak umat yang tahu atau mengerti dalam urusan beribadah, tapi ironisnya justru sesat dalam menjalani kehidupan.

Maka itu, Tu Sop menekankan para pengurus HUDA agar betul-betul memperhatikan, jangan sampai masyarakat kita rajin beribadah, tapi justru salah menjalani kehidupan karena tidak berpedoman pada nilai-nilai Islam.

“Kita harus buktikan bahwa Ahlusunnah wal Jama’ah yang menjadi manhaj kita, dan bahwa syariat Islam yang diterapkan di Aceh betul-betul dapat menjadi solusi bagi segudang persoalan yang dihadapi masyarakat kita,” katanya.

“Maka mari kita sempurnakan dan berikan rumusan-rumusan hidup bagi umat sehingga HUDA bisa hadir sebagai organisasi yang penting dengan melakukan hal-hal yang penting untuk umat,” pungkas Tu Sop.

Sebelumnya, usai melantik pengurus Tanfiziyah PB HUDA, Abu Mudi selaku Ketua Majelis Syuriah mengatakan bahwa HUDA merupakan hasil kesepakatan Musyawarah Besar (Mubes) ulama Aceh di makam Syiah Kuala di masa konflik.

Saat itu, di antara keputusan penting yang dikeluarkan oleh HUDA antara lain menghentikan segala bentuk kekerasan menuju terwujudnya perdamaian.

Dalam sambutannya, Abu Mudi juga mengatakan bahwa para ulama Aceh tidak hanya mencerdaskan anak bangsa, tapi juga membangun peradaban Aceh.[]