Bustami: “Saya Gunakan Setidaknya Empat Kunci untuk Membangun Aceh”

Bustami Hamzah. (Foto: Infoaceh.net)

PORTALNUSA.com | BANDA ACEH – Pj Gubernur Aceh, Bustami Hamzah mengungkapkan dirinya secara teguh menggunakan setidaknya empat kunci untuk membangun Aceh.

“Keempat kunci itu adalah niat keikhlasan, kekeluargaan, kesabaran, dan kesungguhan,” kata Bustami pada program Serambi Spotlight edisi Kamis, 18 Juli 2024.



Pada program yang dipandu News Manajer Serambi Indonesia, Bukhari M Ali tersebut, Bustami mengatakan, provinsi ini butuh pemimpin yang hebat dalam membangun. Bukan mereka yang mengedepankan kepentingan diri dan kelompoknya saja.

Orang-orang yang berpikir untuk Aceh ke depan, punya profesionalisme, tidak banyak diselingi kepentingan,” ucap Pj Gubernur Aceh tersebut.

Bustami juga mengingatkan bagaimana kejayaaan Aceh di masa lalu, menjadi wilayah disegani, punya kekuatan secara politik dan ekonomi di mata dunia. Kejayaan seperti itu, menurutnya bukan sesuatu yang mustahil untuk diulang di masa modern seperti sekarang.

“Saya kadang-kadang di waktu senggang coba literasi bagaimana Aceh di abad ke-17, masa kita tidak bisa. Apa sih yang salah,” ujar pria kelahiran 22 Juli 1967 tersebut.

Dikatakannya, dalam membangun Aceh setidaknya dia secara teguh memegang (menggunakan) empat kunci, yaitu niat keikhlasan, kekeluargaan, kesabaran, dan kesungguhan.

“Bila keempat (kunci) ini sudah diaktualisasikan, tantangan-tantangan yang sulit akan lebih mudah dilalui dalam membangun Aceh ke depan,” ujarnya.

Dia mengakui, proses itu butuh kesabaran. Kalau dibully, dikritik itu adalah (bagian) dari sebuah proses.

“Bagi saya diam dan menghindari pada waktu-waktu tertentu ada baiknya, biarkan waktu yang menjawab,” ucapnya.

Bongkar Pasang untuk Lebih Baik

Pj Gubernur Aceh itu juga menanggapi terkait beberapa gebrakannya yang kadang mengejutkan publik, termasuk dalam hal bongkar pasang atau mutasi di kalangan pemerintahan.

Menurutnya, setiap keputusan yang diambil tidak lain tujuannya adalah untuk Aceh yang lebih baik.

“Kenapa saya lakukan ini, menurut pemikiran, pantauan, evaluasi, semua berproses. Saya hampir 30 tahun berkarier, saya tahu lho watak hamba-hamba ini,” katanya.

Diakuinya, tidak ada yang sempurna termasuk dirinya, tetapi dalam beberapa hal harus mengambil keputusan yang tak biasa demi membangun Aceh lebih baik.

Dia memberi garansi selalu berpegang pada aturan dan mekanisme yang berlaku saat mengambil keputusan.

“(Sejatinya) saya mau melihat Aceh ini lebih baik ke depan. Saya sebagai manusia biasa tidak mampu saya puaskan semua orang, tapi saya berusaha memuaskan semua orang,” pungkas Pj Gubernur Aceh. []