PORTALNUSA.com | JAKARTA – Cerpenis Bireuen, Ida Fitri, yang dikenal lewat buku “Neraka yang Turun ke Kebun Kelapa” (2023), kini meluncurkan novel terbarunya berjudul “Paya Nie”.
Novel ini meraih juara III pada Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta tahun 2023.
“Novel ini diterbitkan oleh Marjin Kiri, salah satu penerbit independen di Indonesia yang menyajikan berbagai buku kritis,” ujar Ida Fitri, Rabu, 24 Juli 2024.
Ida menyebutkan bahwa “Paya Nie” adalah novel perdananya yang diterbitkan oleh penerbit nasional.
“Novel ‘Paya Nie’ merupakan narasi kehidupan keseharian perempuan Aceh di masa konflik, dengan elemen-elemen Aceh yang kental, seperti sejarah dan budaya,” jelas Ida.
“Novel ini baru dikerjakan pada 2019 dan akhirnya selesai juga.”
Ida, yang lahir dan besar di masa konflik Aceh, menyimpan berbagai memori yang dituangkan dalam novelnya. Kenangan-kenangan tersebut menjadi bahan obrolan menarik antara tokoh-tokoh yang dibangunnya.
“Meskipun konflik Aceh telah menjadi kenangan kolektif masyarakat kita, tak banyak generasi Aceh saat ini yang tahu bahwa Aceh pernah didera konflik berkepanjangan,” lanjut Ida.
Dalam konflik bersenjata, pihak yang paling terbeban adalah perempuan, padahal mereka tidak diberi kuasa dalam membuat keputusan politik hingga konflik bersenjata terjadi.
Ida juga mengkhawatirkan perkembangan perekonomian di Aceh, serta kekerasan dan narkoba yang terus terjadi. Ia menilai hal tersebut dipengaruhi oleh konflik bersenjata.
Novel “Paya Nie” berlatar belakang konflik panjang di Aceh, dengan narasi yang mengeksplorasi tema-tema seperti perjuangan, ketahanan, dan hubungan antarmanusia di tengah situasi sulit.
Penggunaan kilas balik dan percampuran legenda lokal dengan kisah sejarah memberikan dimensi tambahan pada cerita, membuatnya menarik bagi pembaca yang menyukai narasi kompleks dan mendalam.
Melalui percakapan tokoh-tokohnya, pembaca dibawa ke masa lalu, menjelajahi lingkungan sekitar, desa mereka, sejarah kekerasan dan militerisme, serta kehidupan masing-masing wanita.
Legenda lokal, kesaksian mata-mata, dan cerita-cerita lain dicampur bersama dalam kisah ini.
“Suara-suara orang kecil dan perempuan hampir tidak pernah didengar dalam membuat keputusan politik, padahal merekalah yang paling terdampak oleh keputusan tersebut,” katanya.
Ida berharap, novelnya dapat memberikan tempat kepada orang-orang yang suaranya tidak didengar melalui narasi fiksi agar lebih mudah dipahami.
“Dalam ‘Paya Nie’, aku ingin memberi tempat untuk suara-suara semacam itu,” tutup Ida.
Ida Fitri lahir di Bireuen pada 25 Agustus 1981. Sejumlah karya cerpennya tersebar di berbagai media seperti Tempo, Jawa Pos, Serambi Indonesia, Media Indonesia, Suara Merdeka, Republika, dan Kedaulatan Rakyat.
Kumpulan cerpen (kumcer) pertamanya berjudul “Air Mata Shakespeare” (2016), diikuti oleh kumcer “Cemong” (2017) dan “Neraka yang Turun ke Kebun Kelapa” (2023).
Novel “Paya Nie” merupakan novel debutnya yang meraih juara III Sayembara DKJ 2023. Saat ini, Ida mengabdikan diri di Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Timur.[]