Koetaradja Lansia

Oleh Darmansyah

DUA pekan lalu ia baru pulang dari Boston. Boston kota utama negara bagian Massachusetts. Kota yang berumur hampir empat ratus tahun. Lebih muda dari kota provinsi saya. Koetaradja.



Begitu mendarat di Bandara Soeta ia langsung menelepon untuk janjian jumpa. Yang saya candai dengan dua kosakata: turbelensi dan jetleg. Dua kata yang menjadi musuh penerbangan antarbenua.

Ia hanya ketawa. “insya allah …..” Saya tahu jawaban itu nada optimis. Alasannya, dari sebelas kali ia bolak balik Jakarta-Boston gak jetleg amat. Paling hoyong hari pertama lantas hoyong hari kedua.

Hari ketiga udah ke kopi “kenangan”.  Bisa tendang sana-sini dan terus ke gbk menjalani ritus alfatihah berlari lagi.

Namanya: Bondan… Tidak seperti banyak Bondan yang lain, ia Bondan semacam burung merak. Terbang mengepak sayap dengan bulu tegak ke banyak tempat. Dan Boston menjadi ritual utamanya.

Boston yang ia selalu banggakan ke saya sebagai  wilayah tidak resmi dari New England  di teluk Massachusetts.

Kota tertua dan terkaya, dengan ekonomi berbasis pendidikan, perawatan kesehatan, keuangan, dan teknologi tinggi.

Kota yang juga berjulukan banyak: “beantown”, “the hub”, dan “atena amerika”, karena pengaruhnya terhadapa budaya, intelektual, dan politik.

Dan setiap saya ketemu dengan Bondan selalu saya tak kalah ketika dia menceritakan julukan ini. Tak kalah dengan julukan kota saya: “serambi…” koetaradja..gemilang..  dan tolong  Anda sambung…

Bukan hanya gak mau kalah dengan berbagai julukan tentang “tea party”-nya saya gak mau mengalah. Kota provinsi saya punya kopi sharing.

Bahkan sejarah pembantai Boston gak seberapa dibanding dengan pembantaian di negeri saya. Simpang Jambo Keupok hingga Pulot Cot Jeumpa usai kemerdekaan.

Sebagai kota dengan infrastruktur pendidikannya saya gak juga mau kalah dengan kota provinsi saya. kota pelajar tekad bulat… yang kini bangkrut dibanting pokir dan …

Sedangkan sebagai kota yang terkenal dengan klub basketnya tim basketnya, boston celtic, lima kali juara liga utama, kota saya juga punya Persiraja Tim Lantak Laju yang pernah juara perserikatan utama.

Silang saling perbandingan kota kebanggaan saya dan Bondan ini kami akhiri kemarin di Kebun Raya Bogor.

Kami ngopi bersama. Kopi yang saya bawa bubuknya dengan label: arabica gayo mountain coffee.

Bondan lebih muda dari saya. Sembilan tahun. Ia enam puluh enam. Teman lama. Teman sejak ia masih gagah-gagahnya. Masih wal’afiat. Yang wal’afiatnya selalu ia celetukkan bak “nagabonar.”

Ia memang penggemar film “nagabonar,” dulunya. Nagabonar preman. Mantan pimpinan laskar pejuang. Yang diadapsi jadi sebuah film. Terkenal…

Sebuah film komedi situasi di tiga puluh tujuh tahun silam dengan latar peristiwa perlawanan terhadap kedatangan pasukan belanda pascakemerdekaan di “sumut.”

Kini pun, ketika kami jumpa,  si teman masih gagah. Tampilannya malah secara gagah-gagahan. Gagah dengan oblong lacoste, jeans belel dan sepatu kets.  Bak “nagabonar si Dedy Mizwar.

Saya menatap nanar gerak tubuhnya. Masih sangat lentur.

Lentur juga ketika ia menceritakan Boston marathon. Berlari sejauh empat puluh lima kilometer. . Boston-Brooklin. Marathon yang ampun terkenalnya.

Bondan selama sebelas tahun terakhir ini  tak pernah absen dengan marathon di kota yang banyak melahirkan progress hebat. Seperti sekolah latin, sistem kereta api bawah tanah.

Juga kota terkenal dengan Massachusetts Institute Tekchnology-nya. Yang kemudian diadopsi banyak lembaga pendidikan di dunia seperti ITB dan sebagainya.

Ketemuan ini pun mengingatkan saya ke masa lalu. Ketika ia seperti tentara. Tentara yang ketaatan pada panglimanya bernama olahraga. Ia sangat fanatis bercampur mistis amalannya.

Tak ada hari yang ia lewatkan untuk amalan ini. Bisa pagi, sore dan malam. Seperti jadwal shalat. Yang sering saya ketawakan kekurangannya. Yang gak ada cuma tahajudnya.

Ketemuan saya dengan Bondan kali ini gak ada kepentingan khusus. Hanya ingin kongkow. Duduk-duduk. Sembari mengenang hasta pertemanan yang panjang.

Semula ia memakai kata undangan disapa pertama usai ia mendarat dari Boston.

Saya meringankan sebutannya dengan ajakan. Sebab gak formal. Diselipkan ingin cerita  dengan tema: sukses lansia.

Jauh dari pengertian sukses bisnis. Seperti suksesnya sebagai seorang “marketer.” Orang pemasaran.Yang ia katakana memasarkan apa saja.

Marketer yang melakukan “billing” senang sama senang. “Marketing miskin,” katanya merendah. Yang saya tinggikan marketing yang ke boson sebelas perkalian.

Canda yang langsung dijawabnya:  “Udah lansia kok mikirnya bisnis.”  Saya “prank” lagi dengan kata “sukses” marketer.

Saya tahu ada banyak faktor yang membuat seseorang bisa sukses di usia senja atau lansia. Ketika usia beringsut di lima puluhan tahun dan seterusnya  “Salah satunya soal kebiasaan.”

Lanjutnya saya dan Bondan ngomong ngelantur ke banyak hal tentang sukses lanjut usia ini. Inilah dia kutipan-kutipannya yang saya rangkai dengan paragraph yang gak utuh.

Mereka yang sukses saat lansia biasanya memiliki kebiasaan-kebiasaan baik yang dipupuk sejak masih remaja. Hal itu membuat mereka bisa mendapatkan hasilnya saat di usia tua dan produktif.

Ini bukan hanya soal bagaimana seseorang sukses secara finansial, tapi juga sukses mempertahankan agar tubuh tetap bugar dan sehat saat lansia tentu bukan hal mudah.

Nah, bila Anda ingin sukses saat sudah menjadi lansia, maka jangan pernah mengabai kebiasaan-kebiasaan baik seperti yang saya lakukan ini.

Untuk menjadi seorang sukses dalam pengertian mampu melewati masa sehat di usia lanjut. Olahraga teratur menjadi jawaban utamanya.

Orang sukses dengan harta yang melimpah tak berarti apa-apa bila tubuh akhirnya cepat renta seiring bertambahnya usia. Maka olahraga penting untuk mempertahankan kebugaran

Bagi mereka yang sukses di usia tua, olahraga bukanlah tugas atau solusi cepat untuk menurunkan berat badan – olahraga adalah bagian rutin dari rutinitas harian mereka.

Aktivitas fisik tidak hanya menjaga kebugaran tubuh. Aktivitas fisik juga meningkatkan kesehatan mental, mempertajam daya ingat, dan bahkan memperbaiki suasana hati.

Baik itu jalan cepat di taman, sesi yoga, atau angkat beban di pusat kebugaran, mereka memastikan untuk bergerak setiap hari.

Dan Anda tidak harus menjadi seorang fanatik kebugaran untuk mendapatkan manfaat ini. Bahkan aktivitas sedang pun dapat membuat perbedaan yang signifikan.

Jadi, jika Anda ingin meniru kebiasaan orang-orang yang tumbuh subur di tahun-tahun terakhirnya, memasukkan olahraga teratur ke dalam rutinitas harian Anda adalah tempat yang baik untuk memulai.

Selain itu tidak pernah mengabaikan pembelajar seumur hidup

Saat seseorang berhenti belajar, maka saat itu juga dunianya berhenti. Hidupnya akan berhenti di satu momen itu saja meski dunia terus berubah tiap detiknya.

Orang yang sukses di usia tua menyadari itu. Makanya mereka komitmen untuk belajar seumur hidup.

Keingintahuannya dan haus akan pengetahuan membuatnya tajam, terlibat, dan selalu penuh dengan cerita menarik.

Belajar adalah perjalanan seumur hidup yang membuat kita tangkas secara mental dan berpikiran terbuka.

Jadi, entah itu mempelajari bahasa baru, menguasai alat musik, atau mengikuti perkembangan terkini, jagalah rasa ingin tahu tetap menyala. Itu adalah salah satu kunci untuk berkembang di segala usia.

Mereka yang sukses di usia tua tahu bahwa Anda adalah apa yang Anda makan.

Pola makan seimbang yang kaya buah-buahan, sayuran, protein rendah lemak, dan biji-bijian utuh tidak hanya baik untuk tubuh – tetapi juga merupakan bahan bakar bagi pikiran.

Menariknya, diet Mediterania yang terkenal di seluruh dunia karena manfaatnya bagi kesehatan, dikaitkan dengan tingkat penurunan kognitif, depresi, dan penyakit Alzheimer yang lebih rendah.

Diet ini menekankan buah-buahan, sayuran, ikan, kacang-kacangan, dan minyak zaitun sambil membatasi makanan olahan dan gula.

Jadi, jika Anda ingin menerapkan kebiasaan yang meningkatkan umur panjang dan vitalitas di usia lanjut, jangan abaikan manfaat dari sepiring makanan sehat.

Tubuh dan otak Anda akan berterima kasih.

Dalam dunia yang serba cepat yang sering kali mengagungkan kesibukan, mereka yang sukses di usia tua memahami pentingnya istirahat yang berkualitas.

Tidur bukan hanya tentang mengisi ulang baterai Anda. Tidur adalah waktu ketika tubuh Anda memperbaiki dirinya sendiri dan otak Anda mengonsolidasikan ingatan.

Tanpa tidur yang cukup, Anda dapat mengalami penurunan fungsi kognitif, perubahan suasana hati, dan bahkan peningkatan risiko penyakit kronis.

Jadi, entah itu menjaga jadwal tidur yang teratur , menciptakan lingkungan tidur yang tenang, atau membangun rutinitas sebelum tidur yang menenangkan, memastikan

Anda cukup tidur adalah kebiasaan yang layak untuk diterapkan. Ini bukan hanya tentangkuantitas jam tidur, tetapi juga kualitas istirahat Anda.

Dalam perjalanan hidup, kita semua adalah penumpang di kapal yang sama, bukan?

Jadi, kita harus saling menjaga.

Mereka yang sukses di usia tua tahu pentingnya menjaga hubungan baik.

Mereka menginvestasikan waktu dalam memelihara hubungan dengan keluarga dan teman.

Memahami bahwa ikatan ini bukan hanya sumber kegembiraan, tetapi juga komponen penting bagi kesejahteraan mereka.

Ada sesuatu yang sangat mengharukan tentang tawa yang dibagikan dengan teman lama, kumpul keluarga, atau bahkan percakapan yang penuh makna dengan orang yang dicintai.

Momen-momen ini, tidak peduli seberapa kecilnya, memiliki kekuatan untuk membangkitkan semangat kita dan mengingatkan kita tentang apa yang benar-benar penting.

Pada akhirnya, ini bukan hanya tentang berkembang secara fisik atau mental, ini tentang menjalani hidup yang penuh dengan cinta dan hubungan.

Jadi, hargai hubungan Anda – hubungan membuat kita tetap hidup dan bahagia.[]

  • Darmansyah adalah wartawan senior, penulis “Kolom Bang Darman”