PORTALNUSA.com | BANDA ACEH – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh mendorong kemajuan industri kreatif lewat Panggung Apreasiasi. Kegiatan itu diharapkan dapat membranding Aceh hingga ke tingkat internasional.
Event Panggung Apreasiasi berlangsung di Lapangan Expo Bank Aceh di Lampineung, Kota Banda Aceh, Sabtu-Minggu 17-18 Agustus 2024. Kegiatan itu mengusung tema ‘Kilau Budaya Aceh Nusantara’.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Almuniza Kamal melalui Kepala Bidang Bahasa dan Seni Nurlaila Hamzah, menyebutkan, panggung pertunjukkan tersebut merupakan salah satu subsektor penting dari industri kreatif yang menggunakan ide dan kreativitas sebagai mesin penggerak kerja untuk melahirkan produk maupun jasa.
Nilai bisnis kreatif itu, katanya, mempunyai peluang pasar yang besar di masa sekarang karena dilakoni para anak muda. Mereka dapat melakukan perubahan cepat di berbagai aktivitas.
“Semoga dengan kegiatan ini menambah semangat dan motivasi untuk melahirkan karya besar di bidang pertunjukkan yang dapat membangun dan membranding Aceh baik di internasional maupun nasional,” kata Nurlaila.
Menurut Laila, generasi muda juga memiliki rasa ingin tahu yang dominan sehingga dapat menggerakkan mereka untuk bekerja cepat di era digital.
“Kami sangat mengharapkan kita semua dapat mengimbangi pergerakan itu untuk terus memacu diri, berkreativitas lewat pengembangan seni pertunjukkan yang bagus dan menarik,” ungkapnya.
Laila berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran kegiatan tersebut khususnya Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN). Mereka diharapkan dapat terus berpartisipasi aktif mendukung perkembangan seni budaya di Aceh.
Ketua KSBN Aceh dan Pemerhati Budaya, Sulaiman, mengungkapkan, panggung apresiasi seni tahun 2024 mengangkat tema Kilau Budaya Aceh Nusantara yang disingkat menjadi Kiban. Singkatan itu merupakan kata sapaan dalam bahasa Aceh yaitu apa kabar..
“Sebagaimana yang kita ketahui bahwa Aceh selain memiliki potensi alamnya yang sangat melimpah juga memiliki khasanah seni dan budaya yang sangat fundamental yang menjadi bagian dari keseharian masyarakat Aceh,” jelasnya.