Masuk 50 Besar ADWI, Kemenparekraf Visitasi Desa Wisata Jaboi

Warga Desa Wisata Jaboi menyambut kedatangan tim Kemenparekraf melakukan visitasi setelah ditetapkan masuk 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024. (Foto Humas Pemko Sabang)

PORTALNUSA.com | SABANG – Desa Wisata Jaboi merupakan salah satu desa di Indonesia yang masuk dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024 yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Membawa konsep “Desa Wisata Menuju Pariwisata Hijau Berkelas Dunia”, tim Kemenparekraf turun langsung mengunjungi desa wisata Jaboi untuk melakukan penilaian.



Kedatangan tim disambut hangat oleh Pemerintah Kota Sabang.

Pj Wali Kota Sabang, Andri Nourman mengatakan sejauh ini Pemko Sabang bersama masyarakat, kepala desa, pokdarwis, bahkan unsur pimpinan daerah, terus berupaya mengembangkan objek wisata di Kota Sabang, termasuk Gampong Jaboi.

“Tentu harapan besar kita dengan kehadiran tim visitasi dari Kemenparekraf, Sabang akan terus semakin baik lagi. Tidak hanya Sabang terkenal dengan alam bawah lautnya yang indah, tetapi di atas air juga,” kata Andri Nourman, Kamis, 28 Agustus 2024.

Andri juga berharap Kota Sabang bisa mendapatkan hasil terbaik dalam ajang ADWI sesuai dengan harapan bersama masyarakat Kota Sabang.

Staf Ahli Pengembangan Bidang Usaha Kemenparekraf/Baparekraf, Masruroh, mengatakan, Desa Wisata Jaboi layak masuk dalam 50 besar kategori salah satu desa terbaik.

Berbagai keunggulan dimiliki baik dari segi objek wisata alam yang unik maupun khas jajanan yang dikelola oleh UMKM.

Desa Jaboi sudah sejak lama memiliki konservasi alam yang menjadi penting untuk pariwisata hijau dan didukung oleh wisata gunung merapi serta pemandian air panas yang bersumber langsung dari kawah tersebut.

“Kenapa Desa Wisata Jaboi masuk dalam ADWI 2024 terjawab sudah,” ujar Msruroh.

Menurutnya, Desa Jaboi sebenarnya sudah juara dengan masuk dalam 50 besar dari seluruh Indonesia, akan tetapi komitmen dari Kemenparekraf untuk desa-desa ini akan dilakukan bimbingan dan pembinaan sesuai dengan apa yang lebih dibutuhkan.

“Kami memang tidak bisa melakukannya sendiri, kita butuh komitmen dari Pemerintah Daerah, kita butuh kerja sama dengan LSM, dengan pihak dunia usaha untuk bersama-sama mengembangkan ini, kita sudah masuk 50 besar. Nah,  kelebihannya apa, kekurangannya apa itu nanti sama-sama kita kerjakan,” tutupnya.[]