DAERAH  

Khadam Indonesia Laksanakan Workshop Menulis Cerita Sastra dan Bahasa

Peserta Workshop Menulis Cerita Sastra dan Bahasa foto bersama di sela-sela kegiatan yang berlangsung di Hotel Seventeen, Banda Aceh, 28-29 September 2024.(Dok Khadam Indonesia)

PORTALNUSA.com | BANDA ACEH – Meski data Unesco memperlihatkan tingkat literasi di Indonesia telah mencapai 96,2% pada 2023, namun angka ini belum sejalan dengan budaya membaca dan menulis yang masih perlu ditingkatkan.

“Literasi bukan hanya tentang kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga mencakup bagaimana seseorang memahami, mengkritisi, dan memproduksi teks yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain,” kata Ketua Yayasan Khadam Indonesia, Muhammad Ikbal ketika membuka Workshop Menulis Cerita Sastra dan Bahasa di Hotel Seventeen, Banda Aceh, 28 September 2024.

Menurut Ikbal, workshop yang berlangsung hingga 29 September 2024 tersebut sangat penting untuk menumbuhkan minat, memperkaya wawasan, serta meningkatkan kemampuan menulis para peserta.

Di Aceh, lanjut Ikbal, tantangan literasi juga masih besar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh 2022, meskipun tingkat literasi dasar sudah tinggi, hanya 30% dari populasi yang menghabiskan waktu untuk membaca di luar kegiatan formal pendidikan.

“Ini menunjukkan pentingnya dukungan kegiatan literasi kreatif seperti workshop menulis ini untuk membangun kecintaan masyarakat terhadap dunia literasi,” ujar Ikbal.

Workshop Menulis Cerita Sastra dan Bahasa yang dilaksanakan Khadam Indonesia bertujuan untuk mengasah kreativitas serta kemampuan bahasa dan sastra para peserta agar dapat lebih mengapresiasi karya sastra daerah sekaligus meningkatkan kemampuan menulis cerita yang berkualitas.

Workshop diikuti 50 peserta yang terdiri siswa SMA sederajat dan komunitas yang ada di Banda Aceh dan Aceh Besar.

Kegiatan dua hari itu menghadirkan narasumber Azhari Aiyub (penulis buku Kura-Kura Berjanggut) dan Irma Hafni penulis novel dan jurnalis.

“Salah satu highlight dari workshop ini adalah sesi menulis kreatif, di mana para peserta ditantang untuk membuat cerita pendek bertemakan kearifan dan sastra Aceh. Karya-karya yang dihasilkan kemudian akan diterbitkan dalam sebuah antologi sebagai bentuk apresiasi dan upaya mempublikasikan hasil tulisan mereka kepada khalayak luas,” tambah Ikbal.

“Kegiatan ini juga menjadi langkah nyata untuk membangun budaya literasi yang lebih kuat, tidak hanya di Aceh, tetapi juga di seluruh Indonesia,” pungkasnya. []