NEWS  

“Buya Tamoeng Meuraseuki” Warnai Bazar UMKM HUT Kota Langsa

Suasana bazar UMKM HUT Kota Langsa (Dok portalnusa.com) T. Syafrizal.

PORTALNUSA.com | LANGSA – Bazar UMKM Hari Ulang Tahun  Pemerintah Kota Langsa hanya menguntungkan pelaku usaha dari luar Aceh, sementara pengusaha lokal terkesan dikesampingkan.

Hal itu menimbulkan reaksi protes dari masyarakat, sebab setengah dari sejumlah bazar yang ada dimanfaatkan oleh pelaku usaha yang didatangkan dari Sumatera Utara oleh pemerintah.

“Buya tamoeng meuraseuki” (Buaya pendatang mengabil manfaat) begitulah masyarakat memberi perumpamaan akibat dari kebijakan pemerintah itu.

“Ini sama seperti membuka peluang orang luar meraup keuntangan di tempat kita,  sedangkan pelaku usaha lokal dibiarkan begitu saja,” kata seorang pelaku UMKM.

Disebutkan, uang yang diperoleh para pedagang luar itu sudah pasti  dibawa pulang dan tidak beredar di Langsa. Sehingga multi player efek untuk perkembangan ekonomi cenderung menguntungkan individu pengelola saja.

Pelaksana kegiatan, Rico Karuna  membenarkan bahwa dari 80 peserta Bazar UMKM yang digelar itu hanya  50 persen pelaku usaha lokal, selebihnya didatangkan dari luar.

Riko mengaku seluruh pelaku UMKM lokal yang ada di Langsa sudah diundang jauh hari sebelum kegiatan, tetapi hanya sekitar 35 yang mendaftar, padahal undangannya mencapai seratus lebih.

Karena kebingungan takut kegiatannya  gagal kata Rico, pihaknya terpaksa mensiasati  dengan mendatangkan pelaku usaha dari luar.

Kepala  Disperindag Kota Langsa, Mahlil SH selaku penanggung jawab kegiatan mengaku dirinya sedang mengikuti Diklat PKN II LAN Aceh di Banda Aceh saat persiapan acara.

Tetapi  begitu mendapat kabar masuknya  UMKM dari luar, Mahlil langsung menghubungi Rico sebagai pelaksana. “UMKM luar yang sudah terlanjur masuk ya sudah, tapi yang lain tolong distop jangan masuk lagi,” kata Mahlil.

Acara tersebut digelar dalam rangka memperingati HUT Pemerintah Kota  Langsa ke 23 di lapangan Merdeka Langsa mulai  23 hingga 27 Oktober 2024 mendatang. [ ]

Penulis: T. SyafrizalEditor: Redaksi