Sri Dewi Utami, Sosok CO BTPN Syariah Mewujudkan Mimpi Masyarakat Inklusi di Aceh

Foto ilustrasi Community Officer BTPN Syariah memberdayakan masyarakat inklusi secara langsung melalui Pertemuan Rutin Sentra (PRS) atau kumpulan setiap dua minggu sekali. (Dokumen BTPN Syariah)

Laporan Nasir Nurdin/Portalnusa.com

NAMANYA Sri Dewi Utami. Sejak tiga tahun lalu perempuan berusia 27 tahun yang akrab disapa Sri ini bergabung di BTPN Syariah sebagai Community Officer (CO) atau petugas lapangan.

Profesi CO sangat menentukan sukses tidaknya program pendampingan dan pemberdayaan ibu-ibu nasabah BTPN Syariah. Karena, nasabah dibina dan didampingi sejak awal proses, hingga mencapai setiap mimpinya.

CO berperan sebagai role model dalam membangun empat karakter unggul nasabah yaitu Berani, Disiplin, kerja Keras, dan Saling Bantu (BDKS). Tugas CO mendampingi kurang lebih 40 komunitas nasabah, masing-masing terdiri dari  10-20 ibu nasabah.

Adalah sosok Sri Dewi Utami yang saat ini tengah meniti karier sebagai CO BTPN Syariah di Aceh. Dia adalah bagian dari 317 CO yang bertugas di Aceh hingga saat ini. Profesinya sebagai CO sesuai dengan karakter dirinya.

Menurut perempuan yang sudah melayani masyarakat inklusi sejak 2021 ini, pekerjaannya bisa memberi makna yang nyata dengan memberi kesempatan ibu-ibu Indonesia agar semakin berdaya dan memiliki kehidupan mereka yang lebih berarti.

“Melihat langsung perjuangan ibu-ibu yang awalnya tidak memiliki apa pun dalam kehidupannya, kemudian perlahan mengalami kemajuan lewat usaha yang dijalankan, menjadi kebahagiaan tak ternilai bagi saya,” ujar Sri, Kamis, 31 Oktober 2024.

Sri mendampingi ibu-ibu nasabah melalui kumpulan atau Pertemuan Rutin Sentra (PRS). Agenda rutin setiap dua minggu sekali itu juga menjadi momen Sri menanamkan sikap BDKS kepada ibu-ibu nasabah agar berani belajar menerima tantangan dan selalu disiplin menjalani hidup, baik untuk membangun usaha dan urusan pribadi.

“Dengan harapan, ibu-ibu nasabah tumbuh menjadi perempuan lebih berdaya dan memiliki hidup yang berarti,” tutur Sri.

Pekerjaan mulia Sri didukung sepenuhnya oleh orang tua. Ibundanya, Ibu Endang Susilawati mengaku bangga dengan sang anak yang sudah mendapatkan pekerjaan di bank atau sebagai bankir setelah lulus dari SMA.

“Di BTPN Syariah, anak saya mendapatkan berbagai macam training untuk mengembangkan pribadinya menjadi lebih baik. Selain itu, jenjang karier di BTPN Syariah juga jelas. Maka dari itu, dibandingkan anak saya bekerja di tempat lain, lebih baik menjadi bankir di BTPN Syariah,” papar Ibu Endang.

Dari segi kepribadian, sambung Ibu Endang, sang anak sudah jauh lebih baik setelah menjadi CO BTPN Syariah. Jika sebelumnya Sri dinilai tak percaya diri jika berbicara di depan banyak orang, kini Sri lebih pandai dan tak malu lagi untuk berbicara di depan publik.

“Dulunya anak saya kurang percaya diri. Setelah 3 tahun menjadi Community Officer di BTPN Syariah, anak saya lebih bisa bergaul dan bersosialisasi dengan banyak orang,” imbuh Ibu Endang.

Ibu Endang mengaku bangga melihat perkembangan Sri. Terlebih, dengan pekerjaannya sebagai CO di BTPN Syariah, Sri dapat membantu perekonomian keluarga.

Alhamdulillah Sri sudah bisa bantu ekonomi keluarga, bahkan Sri juga bisa melajutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi,” kata Ibu Endang.

Bukan hanya berdampak untuk diri sendiri dan keluarga, Ibu Endang juga terharu melihat pekerjaan sang anak yang memberikan manfaat bagi masyarakat inklusi melalui pendampingan yang dilakukan setiap kumpulan dua minggu sekali.

“Sri mendampingi langsung ibu-ibu nasabah, membantu mereka menjadi perempuan yang lebih berdaya, dan memiliki kehidupan yang lebih berarti. Ini seperti doa-doa saya selama ini bahwa anak saya dapat bermanfaat dan menebar kebaikan untuk masyarakat,” jelas Ibu Endang.

Corporate & Marketing Communication Head BTPN Syariah Ainul Yaqin menambahkan, BTPN Syariah merupakan satu-satunya bank syariah yang fokus memberdayakan masyarakat inklusi. Di sini, BTPN Syariah memberikan akses keuangan dengan menyediakan layanan perbankan yang tepat dan adaptif, dan juga akses pengetahuan dengan memberikan program pemberdayaan yang berguna untuk mengembangkan usaha dan mencapai kehidupan yang lebih berarti.

“Bahwa program pemberdayaan BTPN Syariah itu sangat tergantung terhadap Community Officer yang akan menjadi role model atau pendamping bagi ibu-ibu nasabah,” kata Ainul.

Seperti diketahui, yang terpenting dalam proses bisnis BTPN Syariah adalah membangun perilaku unggul nasabah segmen ultra mikro, yaitu BDKS; Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling Bantu atau Solidaritas melalui kumpulan yang digelar setiap dua minggu sekali dan didampingi oleh Community Officer.

”Solidaritas tersebut akan terbangun menjadi daya tahan yang baik untuk menghadapi apapun kondisi komunitas secara bersama-sama,” lanjut Ainul.

Sebagai informasi, jumlah Community Officer di Aceh sudah mencapai sekitar 317 dan telah melayani sekitar 83 ribu nasabah yang seluruhnya adalah ibu-ibu, dengan pembiayaan yang tersalurkan sekitar Rp289 miliar per kuartal III 2024.

Pembiayaan yang tersalurkan ini tak lepas dari peran Community Officer yang telah membuka akses lebih luas bagi masyarakat inklusi di Indonesia, yakni berupa akses keuangan dan pengetahuan untuk mewujudkan hidup yang lebih berarti.[]