Laporan Imran, Banda Aceh
PORTALNUSA.com | BANDA ACEH – Film Paleo Smong; Menelusuri Jejak Tsunami Purba bercerita tentang jejak tsunami purba (paleotsunami) di Aceh yang sudah terjadi sejak 7.400 tahun lalu.
Jejak tsunami purba di Aceh ditemukan setelah peneliti melakukan penelitian di Guha Ek Leuntie di Gampong Meunasah Lhok, Kecamatan Lhoong, Kabupaten Aceh Besar.
Kawasan itu sekarang telah ditetapkan sebagai Geopark Tsunami Aceh.
Menurut penelusuran, di Aceh juga pernah terjadi tsunami “kembar tiga” dalam kurun waktu satu abad. Yaitu, peristiwa tsunami yang terjadi dalam rentang waktu berdekatan
Ketua Yayasan Khadam Indonesia, Muhammad Ikbal mengatakan, pemutaran film Paleo Smong bagian dari refleksi 20 tahun tsunami guna memberi informasi kepada masyarakat tentang tsunami purba sehingga menjadi pengetahuan pengurangan risiko bencana.
“Film ini merekam sebuah temuan spektakuler tentang sejarah kebencanaan tsunami di Indonesia,” kata Iqbal dalam sambutannya pada acara nonton bareng film Paleo Smong diikuti 300 mahasiswa keperawatan di Universitas Bina Bangsa Getsampena, Sabtu 23 November 2024.
Ahmad RamadanI, Produser Film Paleo Smong, mengungkapkan film dokumenter ini diawali dengan cerita perkembangan Aceh saat ini, pengalaman tentang fakta tsunami, kisah dari saksi hidup dan diakhiri dengan penemuan situs tsunami purba oleh sekelompok peneliti Universitas Syiahkuala (USK).
Produksi film ini didukung sepenuhnya oleh Program Danaindonesiana-kemdikbud RI.
Ketua Aceh Documentary, Faisal Ilyas menambahkan, Aceh memiliki sejarah dan peristiwa unik seperti konflik, bencana tsunami, penerapan syariat Islam dan kearifan lokal yang di balik itu ada cerita individu tokoh yang menarik diangkat menjadi cerita film.
Regina Rahmi Kepala Lembaga Bahasa, Budaya, Humas dan Internasionalisasi UBBG menyebutkan, setiap momen adalah kesempatan untuk belajar, dan pendidikan tidak terbatas pada ruang kelas atau pertemuan resmi, tetapi dapat terjadi di mana saja dan kapan saja.
“Diskusi dapat menginspirasi mahasiswa untuk lebih peduli dan siap menghadapi potensi bencana di masa depan,” tandas Regina.[]