Oleh: TM Zulfikar*)
DALAM beberapa waktu ke depan, Aceh diprediksi akan terus diterpa hujan dengan berbagai intensitas, baik gerimis, sedang, maupun deras. Namun, dampak dari hujan tentu harus tetap diwaspadai, terutama jika hujan deras disertai angin kencang.
Di musim hujan ini, kita semua wajib siaga agar risiko akibat bencana dapat diminimalkan. Terutama bagi warga yang bermukim di sepanjang daerah aliran sungai, penting untuk waspada jika sewaktu-waktu banjir menerjang wilayah pemukiman.
Bencana banjir sering kali terjadi akibat berbagai kondisi yang tanpa disadari, kita ikut menjadi bagian dari penyebab terjadinya bencana ekologis, salah satunya adalah banjir.
Kita semua harus menjaga kualitas hutan untuk mencegah banjir, karena hutan memiliki peran krusial dalam mengatur siklus air dan melindungi ekosistem.
Hutan yang terjaga mampu menyerap air tanah. Akar pohon di hutan membantu menyerap dan menyimpan air hujan, sehingga mengurangi aliran permukaan yang berpotensi menyebabkan banjir.
Selain itu, hutan juga mampu mengendalikan terjadinya erosi atau tanah longsor. Tutupan hutan yang baik melindungi tanah dari erosi, sehingga tanah tetap dapat menyerap air dan tidak menambah sedimen di sungai yang justru mempersempit alirannya.
Hutan yang berkualitas berfungsi sebagai penyaring alami, memperlambat aliran air hujan menuju sungai, sehingga mengurangi risiko debit air sungai meluap. Selain itu, hutan juga mampu menyerap karbon dan menjaga stabilitas iklim, mengurangi cuaca ekstrem yang dapat memperparah risiko banjir.
Hutan yang sehat menjaga keseimbangan ekosistem, sehingga mendukung fungsi alamiah dalam pengaturan siklus hidrologi.
Upaya menjaga kualitas hutan meliputi penghentian deforestasi, reboisasi, pengelolaan hutan secara berkelanjutan, serta peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya hutan bagi kehidupan.
*)Penulis adalah Pemerhati Lingkungan/Senior Advisor Yayasan Ekosistem Lestari (YEL)