PORTALNUSA.com | BANDA ACEH – Payung Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh yang menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan kini tinggal rangka sehingga wajah Madinah di masjid bersejarah itu tak terlihat lagi sejak beberapa waktu terakhir.
Ketiadaan payung raksasa yang menciptakan nuansa sejuk dan teduh di Masjid Raya Baiturrahman berlanjut hingga puncak peringatan 20 tahun tsunami yang dilaksanakan Pemerintah Aceh di halaman masjid kebanggan tersebut.
Peringatan 20 tahun bencana tsunami selain dihadiri pejabat Pusat dan tamu penting lainnya juga perwakilan (duta besar) sejumlah negara sahabat yang membantu Aceh pascabencana dahsyat dua dekade lalu.
“Mengecewakan. Harusnya tamu yang hadir pada puncak peringatan 20 tahun tsunami di Masjid Raya Baiturrahman bisa merasakan sensasi yang berbeda, bukan malah melihat kerangka payung seperti proyek terbengkalai,” kata Abdul Hadi (42), warga Aceh Besar menanggapi kondisi itu.
Kecewaan juga diungkapkan seorang pelancong bernama Subki Muhammad Ichsan (50) asal Tanjung Balai Karimun, Provinsi Riau.
“Sejak masih di kampung, anak istri saya sudah berangan-angan bisa foto-foto di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh yang ada payungnya. Nggak tahunya sudah dibongkar,” kata Subki yang berprofesi sebagai pengusaha rumah makan ini.
Pelancong dari Kota Kinabalu, Sabah, Muhammad Harun bin Abdullah juga menyiratkan kekecewaan karena tak bisa membuat foto kenangan di Masjid Raya Baiturrahman yang sangat mereka kagumi, apalagi payung-payung besarnya yang sangat ikonik.
“Ya, tak terlalu kami risaukanlah, karena masih ada beberapa objek lainnya yang juga menarik,” ujar Harun didampingi rekan-rekannya.
Pantauan media ini, sejak beberapa hari sebelum peringatan 20 tahun tsunami hingga puncak acara dan pada hari-hari menjelang akhir 2024 sejumlah objek wisata di Aceh penuh sesak, termasuk yang berkunjung ke Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh.
Ada apa dengan payung masjid?
Media ini berupaya memintai konfirmasi terkait kondisi payung Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh yang kini tidak fungsional—bahkan hanya terlihat tiang penyangga dan kerangka payung.
Penelusuran Portalnusa.com, ternyata payung Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh dan marmer di halaman (pelataran) masjid sedang dalam proses perawatan/perbaikan yang dilaksanakan oleh Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman (Perkim) Aceh.
Namun beberapa kalangan menilai, proses perbaikannya seperti kurang mempertimbangkan waktu penyelesaian dan keterkaitan dengan agenda besar yang digelar di Aceh yang berdampak tingginya kunjungan—terutama di Masjid Raya Baiturrahman, seperti peringatan 20 tahun tsunami.
Plt Kepala Dinas Perkim Aceh, Dr. T. Aznal Zahri, S. STP, M. Si menanggapi pertanyaan yang diajukan secara tertulis oleh media ini. Berikut kutipannya:
Izin mengonfirmasikan kekecewaan masyarakat terkait payung Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, kenapa hingga puncak peringatan 20 tahun tsunami Aceh, 26 Desember 2024 proses pekerjaan perbaikan payung tidak selesai, apa kendalanya?
- Rehabilitasi payung elektrik dan perbaikan marmer tidak terkait dengan peringatan 20 tahun tsunami Aceh yg pelaksanaan kegiatannya dilakukan diarea halaman mesjid raya.
Apa betul sebelumnya Pak Kadis (Plt Kadis Perkim Aceh) menargetkan payung tersebut termasuk penggantian marmer plaza Masjid Raya Baiturrahman siap sebelum puncak peringatan 20 tahun tsunami?
- Target penyelesaian pekerjaan dilaksanakan sesuai kontrak yg dimulai pada 12 November dan berakhir 31 des 2024.
Masyarakat Aceh menyatakan sangat kecewa dan malu kepada turis asing yang ingin melihat keindahan dan kesejukan Baiturrahman dengan payung seperti di Masjid Nabawi ternyata hanya tinggal kerangka, bagaimana tanggapan Pak Kadis?
- Perbaikan/pemeliharaan saat ini hanyan 6 payung elektrik dari total 12 payung, semua komponen payung elektrik seperti hidrolik dan membrane payung.
Berapa anggaran yang diplotkan dalam APBA-P 2024 utk pemeliharan payung dan marmer Masjid Raya Baiturrahman?
- Pagu anggaran utk rehabilitasi payung 15 M dengan progress fisik sampai dengan saat ini 79% setelah ke enam payung terpasang maka bobot telah mencapai 100%. Pagu anggaran untuk rehabilitasi lantai marmer 9,1 M dan saat ini progress mencapai 99 %.
Untuk diketahui, pada 6 September 2024 atau sekitar 15 hari setelah dilantik sebagai Pj Gubernur Aceh, H. Safrizal ZA berkeliling melihat kondisi Masjid Raya Baiturrahman seusai melaksanakan shalat Jumat di masjid kebanggaan masyarakat Aceh tersebut.
Waktu itu Safrizal mendapat info dari Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman, Prof Tgk Azman Ismail tentang ada beberapa bagian masjid yang perlu rehab akibat kerusakan sehingga perlu direhab.
Safrizal menyatakan setelah mendengar penjelasan dari Imam Besar dan melihat langsung kondisi bagian masjid yang rusak, dirinya sepakat perlu ada perbaikan-perbaikan di berbagai sisi masjid.
Waktu itu Safrizal mengatakan, usai PON akan memanggil instansi terkait untuk rapat bersama melakukan rehab Masjid Raya Baiturrahman—termasuk payung dan marmer.
“Secara teknis, instansi terkait akan rapat bersama membahas hal-hal yang berkaitan dengan rehab Masjid Raya Baiturrahman,” kata Safrizal diaminkan oleh Tgk Azman Ismail.[]