PORTALNUSA.com | JAKARTA – Dunia jurnalistik Indonesia berduka. Atmakusumah Astraatmadja, sosok jurnalis senior yang sangat dihormati dan berperan penting dalam kemerdekaan pers Indonesia, mengembuskan napas terakhir, Kamis, 2 Januari 2025, di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Beliau wafat pada usia 86 tahun. Innalillahi wa inna ilaihi rajiun.
Melansir wartagema.com, Atmakusumah dikenal sebagai pilar utama dalam dunia jurnalistik Indonesia. Sebagai Ketua Dewan Pers pertama, Pat Atma—begitu almarhum akrab disapa—meletakkan dasar-dasar penting bagi kebebasan pers yang berkembang hingga kini. Kepergiannya meninggalkan ruang kosong yang sangat besar bagi dunia pers dan jurnalisme di Tanah Air.
Lahir di Labuan, Banten, pada 20 Oktober 1938, Atmakusumah menapaki karier jurnalisnya dengan penuh dedikasi.
Ia pernah menjadi redaktur di sejumlah media ternama, seperti Harian Indonesia Raya, Antara, hingga media internasional seperti Radio Australia (ABC) dan Deutsche Welle. Selain itu, ia juga dikenal sebagai pengajar di Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS) dan Direktur Eksekutif LPDS antara tahun 1994 hingga 2002.
Sebagai penulis, tulisan-tulisan Atmakusumah mencakup berbagai isu penting, mulai dari kebebasan pers, jurnalisme, hingga masalah sosial lainnya. Karya-karyanya dimuat di sejumlah media terkemuka, termasuk Kompas, Tempo, dan Republika. Ia juga aktif menyuarakan kebebasan pers di berbagai seminar dan lokakarya di lebih dari 40 kota di Indonesia.
Penghargaan bergengsi yang diterima Atmakusumah, seperti Ramon Magsaysay Award pada tahun 2000, menjadi bukti pengakuan internasional atas kontribusinya yang luar biasa di dunia jurnalistik. Dedikasinya dalam memperjuangkan kebebasan pers dan keadilan melalui media akan terus dikenang.
Atmakusumah juga menerima Penghargaan Kebebasan Pers 2008 dari Aliansi Jurnalis Independen dan Lifetime Achievement Award dari Dewan Pers pada 2023. Dedikasi tanpa henti terhadap dunia pers telah mengukir jejak yang tak akan terlupakan.
Di mata para kolega dan rekan jurnalis, Atmakusumah bukan hanya seorang mentor, tetapi juga seorang pembela sejati kebebasan pers.
“Turut berduka cita yang sedalam-dalamnya. Merasa bersyukur pernah belajar dan berguru pada beliau,” ujar Taufik Al Mubarak, Alumni LPDS Tahun 2006, asal Trueng Camplie, Pidie, Aceh, Kamis, 02 Januari 2025.
Rasa kehilangan juga disampaikan Ketua PWI Aceh, Nasir Nurdin yang pernah bergabung dalam program Investigative Reporting LPDS Angkatan I pada 1997 semasa Atmakusumah sebagai Direktur Eksekutif dan pengajar di lembaga tersebut.
“Semoga arwah almarhum mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan tabah menghadapi cobaan ini. Semoga jasa-jasanya selalu dikenang dan menjadi inspirasi bagi generasi penerus dalam menjaga kebebasan pers yang sejati,” kata Tufik, penggiat Blogger Aceh dan Nasir Nurdin, mantan Waredpel Harian Serambi Indonesia dalam pernyataan keduanya secara terpisah.[]