Laporan Nasir Nurdin/Pemred Portalnusa.com
SETELAH diambil sumpah dan dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh periode 2025-2030, Muzakir Manaf (Mualem) dan Fadhullah (Dek Fadh) langsung tancap gas. Tugas pertama yang dilakukan pasangan pemenang Pilkada Aceh 2024 tersebut adalah melantik kepala daerah dan wakil kepala daerah di berbagai kabupaten/kota di Aceh.
Berikut catatan media ini tentang perjalanan melintas batas yang dilakukan Mualem untuk legalitas bupati/wali kota guna memastikan keberlanjutan pemerintahan di setiap daerah.
Menurut informasi, pascapelantikan Mualem-Dek Fadh pada 12 Februari 2025, selanjutnya hingga 18 Februari 2025, Panglima bergerak dari satu daerah ke daerah lainnya melantik bupati/wali kota, yaitu:
- Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal-Afdhal Khalilullah, Rabu sore, 12 Februari 2025;
- Kabupaten Aceh Besar, Muharram Idris- Syukri A Jalil, Kamis, 13 Februari 2025;
- Kabupaten Aceh Singkil, Syafriadi Oyon-Hamzah Sulaiman, Sabtu, 15 Februari 2025;
- Kota Subulussalam, Rasyid Bancin- Nasir Kombih, Sabtu sore, 15 Februari 2025;
- Kabupaten Aceh Tenggara, Muhammad Salim Fakhry-Heri Al Hilal, Minggu, 16 Februari 2025;
- Kabupaten Gayo Lues, Suhaidi- Maliki, Minggu sore, 16 Februari 2025;
- Kabupaten Abdya, Safaruddin-Zaman Akli, Minggu malam, 16 Februari 2025;
- Kabupaten Aceh Utara, Ismail A Jalil- Tarmizi, Senin, 17 Februari 2025;
- Kabupaten Aceh Tamiang, Armia Fahmi- Ismail, Senin sore, 17 Februari 2025;
- Kabupaten Pidie Jaya, Sibral Malasyi- Hasan Basri, Selasa, 18 Februari 2025;
- Kabupaten Pidie, Sarjani Abdullah-Alzaizi, Selasa, 18 Februari 2025.
Ini amanah Mualem
Pidato yang berisi penegasan maupun amanah Mualem terekam jelas di berbagai media ketika melantik kepala daerah di jajarannya—setidaknya hingga Minggu, 16 Februari 2025 ketika melantik Muhammad Salim Fakhry-Heri Al Hilal sebagai Bupati/Wakil Bupati Aceh Tenggara. Berikut rangkumannya:
- Bekerjalah dengan penuh tanggung jawab karena rakyat telah memberikan kepercayaan. Jadilah pemimpin yang amanah, bijaksana dan bertanggung jawab dalam mengembangkan tugas selama lima tahun ke depan;
- Perubahan hanya bisa terjadi jika semua pihak bersatu dan mengesampingkan perbedaan. Perkuat sinergi antara eksekutif dan legislatif untuk memastikan program pembangunan berjalan dengan baik dan bermanfaat bagi rakyat. Eksekutif dan legislatif agar menyingkirkan ego masing-masing dan menjadikan kepentingan rakyat sebagai prioritas utama;
- Agar selalu berkomunikasi dengan Pemerintah Aceh. Gubernur Aceh selalu mendukung pembangunan di kabupaten/kota untuk kesejahteraan masyarakat. Selalu libatkan akademisi dalam merancang kebijakan pembangunan agar program yang dijalankan lebih terukur. Keterlibatan sektor swasta juga sangat penting guna menciptakan nilai tambah dan menjaga pertumbuhan ekonomi daerah. Jangan lupa pula untuk selalu meminta dukungan dan doa para ulama agar seluruh program pembangunan Aceh selalu mendapat ridha Allah;
- Kepala daerah/Wakil Kepala Daerah termasuk bupati/wali kota adalah pemimpin yang lahir dari proses pemilihan umum dan mnngemban amanah yang tidak ringan dari masyarakat. Karena itu, jadilah pemimpin yang amanah, bijaksana dan bertanggungjawab;
- Jagalah hutan, termasuk hutan Leuser sebagai kekayaan alam yang harus dilestarikan untuk modal pembangunan daerah. Alam yang diberikan Allah adalah kekayaan yang sangat berharga. Salah satu aset terbesar kita adalah kayu dan hutan. Jangan biarkan suara mesin chainsaw berkeliaran di hutan-hutan kita.[]