SEJAK beberapa waktu terakhir kita semakin akrab dengan kata-kata retret karena diikuti oleh kepala daerah hasil Pilkada 2024 se-Indonesia. Retret kepala daerah—gubernur, bupati, dan wali kota berlangsung di Akademi Milter (Akmil) Magelang, Jawa Tengah pada 21-28 Februari 2025 yang konon disebut-sebut menguras anggaran miliaran rupiah. Lalu, apa sebenarnya arti retret dan kenapa kepala daerah harus mengikutinya? Berikut laporan yang dikutip Portalnusa.com dari Tirto.id.
Presiden Prabowo Subianto mengagendakan retret bagi kepala daerah yang terpilih dan dilantik pada 20 Februari 2025.
Kepala daerah yang melaksanakan retret di Magelang terdiri 481 bupati dan wali kota serta 33 gubernur.
Baca: Berseragam Loreng, Mualem Mulai Kegiatan Retret di Akmil Magelang
Kepala daerah akan tidur bersama dalam satu tenda yang akan diisi oleh dua hingga empat kepala daerah yang berasal dari daerah berbeda.
Bagi kepala daerah berusia di atas 60 tahun akan berada di tenda yang dekat dengan ruang kelas. Sementara bagi kepala daerah yang berusia di 40 tahun akan berada di tenda yang lebih jauh dari ruang kelas.
Apa itu retret?
Retret adalah kegiatan yang lazim dilakukan baik oleh perusahaan maupun sekolah.
Retret merupakan cara perusahaan untuk meningkatkan moral, memperkuat ikatan antara karyawan, dan menunjukkan penghargaan kepada staf.
Retret perusahaan merupakan cara bagi perusahaan untuk mendorong ikatan tim dan membangun hubungan karyawan.
Retret perusahaan adalah waktu untuk menjauh dari pekerjaan kantor yang dimaksudkan untuk mendorong pembentukan tim, meningkatkan moral, dan dapat memberikan karyawan waktu istirahat dan relaksasi untuk membantu menghindari kelelahan di tempat kerja.
Retret ini dapat dilakukan di hotel, alam bebas, atau di lokasi pusat retret.
Menurut Career Guide, ada empat elemen yang membantu membangun retret yang sukses. Elemen-elemen tersebut adalah:
1. Pembelajaran
Selama retret, karyawan dapat memiliki kesempatan untuk mempelajari sesuatu yang baru. Ini bisa berupa keterampilan baru, informasi tentang praktik bisnis baru, atau sesuatu yang baru tentang rekan kerja mereka.
2. Berbagi
Mengajak karyawan untuk ikut serta dalam latihan yang memungkinkan mereka untuk berbagi dapat menjadi cara yang bagus untuk mengembangkan hubungan baru dan memberi setiap karyawan kesempatan untuk bersuara di dalam perusahaan.
Mereka dapat berbagi ide tentang bagaimana perusahaan dapat berkembang, mereka dapat saling memberi semangat, atau mereka dapat mengungkapkan keinginan mereka terhadap apa yang ingin mereka lihat di perusahaan.
Apa tujuan retret?
Berikut ini adalah beberapa manfaat dan tujuan retret perusahaan:
1. Mendorong pembentukan tim
Bekerja sebagai tim dapat meningkatkan efektivitas dan dapat menciptakan lingkungan kerja yang positif.
Jika karyawan merasa seperti mereka adalah sebuah tim dan bahwa mereka semua bekerja untuk tujuan yang sama, hal ini dapat membuat kantor menjadi lebih produktif dan meningkatkan kemungkinan bahwa orang-orang mungkin bahagia dengan pekerjaan mereka.
Retret perusahaan menawarkan kesempatan besar untuk menyelenggarakan banyak latihan pembentukan tim yang dapat memungkinkan seluruh perusahaan untuk menjalin ikatan dan menciptakan rasa kebersamaan di tempat kerja.
2. Membantu menghindari kelelahan karyawan
Kekhawatiran utama di perusahaan adalah karyawan menjadi terlalu banyak bekerja dan merasa lelah secara fisik dan emosional. Tanpa keseimbangan kehidupan kerja dan rumah yang tepat, karyawan dapat merasa kewalahan. Retret dapat membantu mengatasi hal ini di tempat kerja dengan menyediakan acara yang mendorong karyawan untuk beristirahat dan bersantai.
Menyelenggarakan retret perusahaan di tempat yang memungkinkan orang untuk bersantai tetapi juga kondusif untuk lokakarya dan pelatihan, menjadikan cara yang bagus untuk memadukan relaksasi sambil tetap produktif. Jika retret ini dilakukan secara teratur, hal itu juga memberi karyawan sesuatu untuk dinantikan dan diupayakan.
3. Meningkatkan moral
Moral yang rendah dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih negatif. Perusahaan dapat menghindari hal ini dengan menemukan cara untuk meningkatkan moral dan membuat karyawan tetap senang.
Retret perusahaan menawarkan kesempatan untuk hal ini karena memungkinkan perusahaan untuk mengungkapkan rasa terima kasih secara fisik kepada karyawan yang bekerja keras.
Ketika karyawan merasa bahwa manajer dan perusahaan benar-benar berterima kasih atas pekerjaan mereka, hal itu dapat membantu menciptakan lingkungan kerja yang sangat positif.
4. Memberikan kesempatan untuk bertukar pikiran
Karyawan dapat mengembangkan banyak ide hebat untuk perusahaan, dan retret perusahaan menawarkan ruang yang bagus untuk memfasilitasi bertukar pikiran. Retret menawarkan lingkungan yang lebih santai daripada ruang kerja normal mereka dan membantu menghilangkan hambatan tempat kerja normal antara manajer dan karyawan.
Kenapa kepala daerah harus retret?
Meski retret, dalam arti sebenarnya, memiliki banyak manfaat positif, namun retret kepala daerah di Indonesia menuai banyak kritik, terutama karena anggaran yang dihabiskan dalam acara tersebut.
Berdasarkan SE Mendagri Nomor 200.5/628/SJ, besaran biaya akomodasi, konsumsi, dan seragam retret untuk setiap kepala daerah sebesar Rp2.750.000 per hari sehingga total untuk keseluruhannya sekitar Rp11,1 miliar. Itu pun belum termasuk biaya-biaya lainnya.
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Hasan Nasbi, mengatakan bahwa pelaksanaan retret kepala daerah bukanlah pemborosan anggaran.
Menurut dia, kegiatan tersebut justru merupakan langkah efisiensi yang telah diperhitungkan.
“Jadi ini sekarang kepala daerah enggak perlu lagi dua diklat. Enggak perlu lagi diklat Kementerian Dalam Negeri, kemudian dilanjutkan dengan diklat Lemhanas (Lembaga Ketahanan Nasional), tapi sekarang (diklatnya) disatuin,” kata Hasan kepada wartawan di Kantor Komunikasi Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat, 14 Februari 2025.
Hasan menjelaskan bahwa kegiatan retret kepala daerah telah tertuang dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 yang mengamanatkan bahwa Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) wajib memberikan pelatihan kepada para kepala daerah terpilih selama dua minggu. Termasuk, kata dia, perintah UU kepada Lemhanas untuk memberikan diklat selama satu bulan.
“Jadi kerja sama antara Kementerian Dalam Negeri dengan Lemhanas. Jadi biayanya pun bisa jadi lebih hemat, prosesnya lebih hemat, dan kemudian juga dari sisi waktu juga jauh lebih efisien,” jelas dia.
Peneliti dari Next Policy, Shofie Azzahrah, mengatakan bahwa urgensi retret kepala daerah perlu dipertimbangkan secara cermat, terutama terkait konteks waktu pelaksanaan dan dampaknya terhadap tata kelola pemerintahan daerah.
Menurut Shofie, momentum retret kepala daerah kurang pas karena digelar menjelang Ramadhan. Ini adalah masa yang sangat krusial bagi pemda karena ia dihadapkan pada tantangan kesiapan stok pangan, pengendalian inflasi daerah, serta antisipasi lonjakan arus mudik.
Tantangan-tantangan itu seharusnya mendapat perhatian lebih dari kepala daerah.
Jika kepala daerah justru absen dari tugasnya dalam waktu yang cukup panjang karena retret, ada potensi ia bakal terlambat merespons permasalahan yang berkembang di daerahnya.
“Pada fase awal kepemimpinan, fokus seharusnya lebih diarahkan pada konsolidasi internal, penyusunan strategi prioritas, serta memastikan bahwa transisi pemerintahan berjalan secara efektif,” ujar Shofie kepada Tirto, Selasa, 18 Februari 2025.[]