Kakorlantas Laporkan Strategi Rekayasa Lalu Lintas Arus Mudik Lebaran ke Kapolri

Rekayasa lalu lintas one way arus mudik ruas tol trans Jawa.

PORTALNUSA.com | JAKARTA –Kakorlantas Polri, Irjen Agus Suryo Nugroho memaparkan strategi mengawal arus mudik 2025 di hadapan Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo, Kamis 20 Maret 2025.

Agus Suryo juga melaporkan sejumlah strategi mulai dari pembatasan kendaraan sumbu tiga, contraflow  hingga one way.

Meskipun sudah dibatasi untuk  kendaraan sumbu tiga mulai 24 Maret hingga 8 April, tetapi larangan itu tidak absolut. Khusus angkutan sembako dan angkutan logistik lainnya sebagainya masih bisa jalan.

Terkait jalan tol dirincikan dari Kilometer 01 sudah 3 lajur, setelah itu akan bertemu 2 lajur, 4, 3, 2 yang  akhirnya terjadi bottleneck.

Sehingga jika terjadi lonjakan tinggi arus mudik harus dilakukan contraflow, namun tak dapat prediksi kapan itu dilakukan, sebab sangat tergantung kondisi di lapangan.

Rumusnya adalah ketika di Kilometer 50 sudah terlintas berkisar 5.500 kendaraan  maka harus dilakukan contraflow arah mudik 1 lajur. Sebab visi rasio panjang jalan tol, lebar dan jumlah kendaraan itu tidak mampu.

Setelah contraflow satu lajur dan arus kenderaan naik  menjadi 6.400 maka harus dilakukan contraflow lajur 2 termasuk di rest area akan terjadi kepadatan.

Sedangkan One way akan diterapkan kembali dari Kilometer 70 hingga Kilometer 414. Jika tidak dilakukan one way maka  kapasitas tol tidak akan mampu dengan bangkitan arus yang cukup deras.

Hal itu dilakukan ketika tol Cikatama jumlahnya mencapai 6.200 per jam. One way arus mudik dan arus balik kali ini kata Kakorlantas akan dimodifikasi berkaitan dengan pembukaan beberapa ruas tol, termasuk di Cisandau dan Ciperna.

Ditambahkannya, hasil koordinasi stakeholder khususnya Jasamarga dan tata kelola jalan tol, akan dibuka tol Cisondong, sedangkan arah Semarang nanti akan dilepas yang tahun lalu tidak.

“Kemungkinan nanti sudah tidak ada lagi dobrak. Dobrak itu hanya dilakukan saat emergency, tetapi kemarin karena sisi kanan A dan B tidak imbang, sehingga dia akan pindah ke jalur B, sehingga terjadi dobrak. Nah ini dengan kita alirkan di Cisandau dan Ciperna, itu akan isi jalur A dan B. Nanti A dan B kalau dilihat dari udara akan imbang,” jelas Kakorlantas.

Kakorlantas juga melaporkan kesiapannya menghadapi arus balik, formulanya masih sama dengan arus mudik,  namun tetap dipersiapkan kemungkinan lain jika arus balik lebih padat.

Ia menjelaskan tol fungsional akan berada di persimpangan Tol Cipularang dan Tol TransJawa. Kakorlantas menyebut tol fungsional ini nantinya akan menuju daerah Deltamas sehingga bisa mencegah adanya penumpukan di pertemuan Tol Cipularang dan Tol TransJawa.

“Tahun lalu belum dilakukan kaitannya dengan tol fungsional Japek 3. Japek 3 dulu dari Bandung itu crossing di Km 66, sekarang dari Bandung di Sadang itu sudah ada tol fungsional yang menuju Deltamas. Jadi crossing dari TransJawa yang ketemu di 66 sama dari Bandung, tahun ini tidak ketemu, langsung dipotong di Japek 3 sampai Deltamas nanti ada arteri sepanjang 3 km, ini cukup representatif,” kata Kakorlantas.

Tol fungsional lainnya juga akan diterapkan di Solo dan Jogja. Dia menyebut tol fungsional ini untuk menghindari penumpukan di Jogja.

“Termasuk tol fungsional di Solo dan Jogja. Solo-Jogja itu ada pintu tol yang exit di Klaten, terus sampai Prambanan, sampai di Taman Martali, ini jadi persoalan di ujung, apabila weekend saja sudah penuh, ini kalu di ujungnya tidak dikelola, ini nantinya di tol exit yang masuk Jogja akan padat, sehingga di Jogja akan dilakukan rekayasa atau mungkin pada saat dikeluarkan exit Tol Prambanan bisa di delay system, bisa dimasukkan ke arah Sleman, sehingga masuk ke Jogja bisa kita kurangi sehingga tidak terjadi kepadatan,” lapor Kakorlantas []

Penulis: AlimangeuEditor: Redaksi