Hunian Hotel Terus Menurun, Karyawan Terancam PHK Massal

Bambang Pramusinto dan Budi Syaiful. (Dok Portalnusa.com)

PORTALNUSA.com | BANDA ACEH – Tingkat hunian hotel di Banda Aceh dilaporkan terus menurun sejak beberap bulan terakhir sebagai dampak efisiensi dan pemangkasan anggaran pemerintah.

Anjloknya hunian hotel (okupansi) dibenarkan beberapa pengelola hotel di Banda Aceh, seperti Kyriad Muraya Hotel dan Hermes Palace Hotel.

“Hingga libur panjang Idul Fitri 1446 H ternyata kondisi tetap sepi. Sangat beda dengan tahun-tahun sebelumnya,” kata GM Kyriad Muraya Hotel Aceh, Bambang Pramusinto.

Menurut Bambang, hingga pekan kedua Idul Fitri 1446 H dan hampir memasuki pertengahan April 2025 belum ada tanda-tanda kenaikan okupansi hotel. Tingkat hunian masih berkisar 50% saja.

“Kalau dibilang naik belum ya, masih sepi, okupansi ya secara rata-rata masih 50%. Penurunan pendapatan hotel sekitar 20-30% dari tahun 2024,” kata Bambang, Kamis, 10 April 2025.

Diakui Bambang, sepinya hunian hotel sebagai dampak efisiensi anggaran pemerintah.

Khusus Kyriad Muraya Hotel Aceh, ujar Bambang berdampak sangat serius.

“Sudah ada pengurangan jumlah karyawan mulai Maret 2025. Penerapan cuti tidak dibayar kepada seluruh karyawan untuk menekan biaya gaji,” ungkapnya.

Bambang berharap pemerintah memberikan izin kepada ASN, kementerian dan instansi untuk melaksanakan event di hotel dengan tetap dilakukan kontrol ketat agar tak ada mark up.

“Kalau kondisi terus memburuk bukan mustahil akan terjadi PHK massal,” kata GM hotel bintang 4 tersebut menyiratkan kekhawatiran.

Kondisi Hermes Palace

Hal yang sama juga dirasakan oleh Hotel Hermes Palace, hotel bintang 5 di Banda Aceh.

GM Hermes Palace Hotel Aceh, Budi Syaiful mengakui tingkat hunian hotelnya akhir-akhir ini di bawah 40℅.

Kondisi ini, ujar Budi tak lepas dari kebijakan pemerintah yang melakukan efisiensi bahkan pemangkasan anggaran dan berkurangnya event di hotel. Juga secara langsung berimbas pada mitra kerja hotel seperti supplier, UMKM, dan EO.

“Dampak lebih besar adalah terpaksa dilakukan pengurangan karyawan. Sejauh ini sudah ada lima karyawan yang dirumahkan,” demikian Budi Syaiful.[]