Sejak Dibangun, ATM Bank Aceh di Pulo Aceh Hanya Pajangan

ATM Bank Aceh Syariah yang dipasang sejak 2024 di Gampong Lampuyang, Kecamatan Pulo Aceh, Aceh Besar, hingga kini belum berfungsi. (Foto Hidayat Pulau)

PORTALNUSA.com | BANDA ACEH – Mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) milik Bank Aceh Syariah yang dipasang sejak 2024 di Gampong Lampuyang, Kecamatan Pulo Aceh, Aceh Besar, hingga kini belum berfungsi.

Ironisnya, ATM yang sedianya bisa digunakan untuk tarik dan setor tunai itu kini hanya menjadi “monumen elektronik” di kantor UPT BPKS –terlihat megah tapi tak berguna.

Mesin ATM tersebut telah menjadi buah bibir sejak dikunjungi oleh pejabat tinggi dari Aceh Besar tahun lalu. Kala itu, dengan penuh keyakinan, mereka menyampaikan kepada masyarakat bahwa ATM tersebut sudah siap digunakan.

Harapan pun tumbuh di tengah masyarakat kepulauan yang selama ini haus akan kemudahan layanan perbankan dan berbagai pelayanan publik yang semestinya diterima masyarakat.

“Sayangnya cakap tak sesuai buat. ATM itu tak lebih dari pajangan mahal. Tak bisa tarik, tak bisa setor, bahkan tak bisa menyala,” ujar seorang warga Lampuyang menyiratkan kekesalan.

Ini menjadi ironi bagi sebuah daerah yang sejak awal kemerdekaan tak pernah menerima layanan perbankan dengan baik. Bahkan, untuk membuka buku rekening pun masyarakat harus ke Banda Aceh.

“Sudah lama kami menunggu, katanya ATM bisa digunakan. Tapi sampai sekarang tidak berfungsi. Ini hanya jadi hiasan di pusat kecamatan,” timpal warga lainnya, Rabu 7 Mei 2025.

Bank Aceh Syariah, sebagai bank utama milik Pemerintah Aceh, seharusnya hadir dengan solusi, bukan sekadar simbol. Apalagi di Pulo Aceh –wilayah terluar yang kerap disebut sebagai ‘serambi sunyi’ dalam peta pembangunan.

Warga mengatakan, Pemerintah Aceh dan manajemen Bank Aceh Syariah patut dikritik keras.

Jika niatnya sekadar memasang mesin untuk pencitraan, lebih baik diganti dengan cermin besar agar bisa melihat bayangan diri sendiri: seberapa jauh sudah berkontribusi pada rakyat yang paling terpinggirkan.

“Saran kami, jangan biarkan ATM ini terus menjadi patung modern tanpa makna. Segera fungsikan mesin tersebut, perbaiki sistem pendukungnya,” harap warga.

“Jika belum siap, katakan terus terang. Masyarakat tidak anti dengan keterbatasan, tapi kecewa dengan janji palsu. Semoga saja pemerintah bisa melihat keluhan warga Pulo Aceh yang mengharapkan pelayanan publik lebih baik di era keterbukaan informasi,” tandas tokoh Pulo Aceh.[]

Berikan Pendapat