Kasus Kepala SDN 1 Rantau Pauh Hardik Murid dengan Bahasa Kotor, PWI Tamiang Minta Disdik Bertindak Tegas
PORTALNUSA.com | ACEH TAMIANG – Heboh pemberitaan tentang oknum Kepala SDN 1 Rantau Pauh, Kabupaten Aceh Tamiang yang menghardik belasan muridnya dengan kata-kata kotor dan berkonotasi negatif seperti “mamak kalian lo*te, ditanggapi oleh berbagai kalangan termasuk organisasi pers Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh Tamiang.
“Apa yang terjadi di SDN 1 Rantau Pauh sudah menyebar menjadi konsumsi publik dan mencemari dunia pendidikan. Kami minta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Aceh Tamiang bertindak cepat, tepat serta tegas terhadap perilaku oknum kepala sekolah tersebut,” kata Ketua PWI Aceh Tamiang, Erwan dalam rilisnya yang dikirim ke berbagai media.
Sebagaimana genra diberitakan. oknum Kepala SDN 1 Rantau Pauh melontarkan kata-kata kasar, bahkan lebih menjurus ke ucapan kotor yang sangat tidak pantas dilontarkan oleh seorang pendidik.
Erwan menilai, perilaku oknum kepala sekolah kepada sejumlah muridnya sangat tidak wajar. Pasalnya, ucapan teguran dengan nada sangat tidak beretika dan bermoral. Bahkan terkesan seperti orang tidak berpendidikan.
“Apapun alasannya, ucapan itu tidak pantas keluar dari mulut pendidik kepada anak didik. Terlebih, mereka yang menerima ucapan itu adalah anak-anak yang statusnya masih di bawah umur. Parahnya itu keluar dari mulut kepala sekolah,” kata Erwan.
Mestinya, kata Erwan, teguran dilakukan dengan menggunakan bahasa yang baik dan sopan, layaknya seorang pendidik. Jika pun harus memberikan pembinaan akibat kesalahan yang dilakukan siswa, kata dia, berikan pembinaan yang bersifat edukatif.
“Bukan sebaliknya. Apalagi sampai memaki-maki seperti itu. Kan sangat tidak beretika,” ujarnya.
Untuk itu, Erwan mendesak agar Disdikbud Kabupaten Aceh Tamiang segera memanggil dan memberikan tindakan tegas kepada oknum kepala sekolah yang telah mencoreng dunia pendidikan.
Lebih jauh, Ketua PWI Aceh Tamiang menduga kasus seperti ini kemungkinan bukan baru kali ini terjadi.
Berkembang dugaan sebelumnya kasus kekerasan verbal juga pernah dilakukan oknum kepala sekolah, tidak hanya siswa, para dewan guru di sekolah itu pun mengaku pernah mengalami perlakuan tak pantas.
Kadisdikbud membenarkan
Pasca mencuatnya kasus itu, Erwan mengaku sudah bertemu dengan Kadisdikbud Aceh Tamiang, Abdul Thalib dan Sekretarisnya, Muhammad Yani, Senin, 12 Mei 2025.
Kata Erwan, pihak dinas membenarkan kasus Kepala SDN 1 Rantau Pauh menghardik murid-muridnya dengan Bahasa yang tidak pantas.
Pihak Disdikbud Aceh Tamiang berjanji secepatnya mengambil tindakan serta langkah dalam menyikapi kasus itu agar tidak menimbulkan citra buruk pendidikan di Aceh Tamiang.
“Benar (kasus itu). Kami minta waktu untuk menindaklanjuti. Secepatnya ini akan kami selesaikan,” ucap Erwan mengutip pernyataan Kadisdikbud Aceh Tamiang, Abdul Thalib.
Di sisi lain, Erwan juga mendesak agar dinas tidak hanya menindaklanjuti kasus melontarkan kata-kata kotor oleh oknum Kepala SDN 1 Rantau Pauh, namun juga penting dilakukan upaya pemeriksaan yang lainnya terhadap kepala sekolah itu.
“Jika perlu dilakukan audit terhadap keuangan sekolah. Sebab dugaan-dugaan lainnya pun perlu diperhatikan jika melihat dari watak kepala sekolah,” ujarnya.
Kasus Kepala SDN 1 Rantau Pauh viral dalam pemberitaan banyak media di Kabupaten Aceh Tamiang.
Oknum kepsek dilaporkan melontarkan kata-kata kasar kepada 12 murid di sekolah itu. Peristiwa terjadi Sabtu, 10 Mei 2025.
Kasus itu berawal ketika puluhan murid dipanggil ke ruang kepala sekolah karena hasil ujian akhir mereka yang dinilai kurang memuaskan.
Namun alih-alih memberi pembinaan secara edukatif, kepala sekolah justru mengucapkan kata-kata yang tidak pantas diucapkan oleh seorang pendidik.
Salah seorang murid yang ikut dipanggil, dengan didampingi orang tuanya, mengungkapkan kata-kata teguran kepala sekolah. Murid itu menyebut kepala sekolah mengatakan, “mamak kalian lo*te, dan anj*,”* saat menegur murid-muridnya.
Ucapan itu sontak membuat kaget para orang tua murid. Selain kasar, kata-kata tersebut dianggap sangat tidak layak keluar dari mulut seorang kepala sekolah yang seharusnya menjadi teladan di lingkungan pendidikan.
Ucapan perumpamaan
Ketika dikonfirmasi wartawan, Kepala SDN 1 Rantau Pauh membantah apa yang dilaporkan murid dan orangtua mereka. Meski demikian ia mengakui pernah melontarkan kalimat tersebut namun berdalih menyebutnya sebagai perumpamaan.
Tak hanya itu, kepala sekolah sempat mengeluarkan nada yang bersifat ancaman kepada wartawan yang memintai konfirmasi.
Menurutnya, jika kasus ini mencuatdi media, maka Kadisdikbud tidak akan tinggal diam dan akan membantunya.
“Kalau abang naikin pemberitaan ini, Pak Kadis kami juga tidak tinggal diam,” ujar oknum kepala sekolah tersebut.[]