Maemuna Center Indonesia Ziarah ke Makam Laksamana Malahayati

Rombongan dari Maemuna Center Indonesia ziarah ke Makam Pahlawan Nasional Laksamana Malahayati di Gampong Lamreh, Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar, Rabu, 28 Mei 2025.(Dok Maemuna Center)

PORTALNUSA.com | ACEH BESAR – Rombongan dari Maemuna Center Indonesia yang langsung dipimpin ketuanya, Onny Firyanti Hamidi yang sedang berada di Aceh, ziarah ke Makam Pahlawan Nasional Laksamana Malahayati di Gampong Lamreh, Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar, Rabu, 28 Mei 2025.

Ziarah ke Makam Keumalahayati tersebut merupakan rangkaian sosialisasi di Aceh terkait pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Gaza. Doa ziarah dipimpin langsung oleh Ustaz Yusuf Maulana, Sekjen Aqsa Working Group (AWG).

Rombongna Maemuna Center bertemu dengan tokoh masyarakat, ulama, dan cendekiawan di berbagai perguruan tinggi.

“Kami dan seluruh muslimat penggerak Maemuna Center perlu dan harus meneladani Laksamana Keumalahayati sebagai simbol pejuang perempuan dalam melawan penjajah. Malayahati langsung berhadapan dengan penjajah di medan juang,” ujar Onny.

Menurut Onny Firyanti Hamidi, spirit Keumalahayati akan menjadi nafas bagi perjuangan Maemuna Center Indonesia di mana organisasi yang banyak digerakkan oleh kaum perempuan di berbagai tempat di Indonesia dan di dunia.

“Ziarah ini penting karena Keumalahayati merupakan pejuang perempuan Aceh yang langsung mendapat pendidikan militer dari Kesultanan Turki Utsmani di mana para mentornya merupakan pasukan panglima perang dari negeri Palestina yang dikirim kesultanan ke Aceh,” ujar Onny

Dalam kesempatan ziarah tersebut, turut serta Sekretaris Maemuna Center Indonesia, Affifah Tata, aktivis Maemuna Center Aceh Yurdani Ummu Shafa, Site Manager RSIA Ir Edi Wahyudi, Sekjen AWG Yusuf Maulana, dan pengurus AWG Kota Banda Aceh, Teuku Farhan, Irwandi, dan Bang Syeikh.

Siapa Malahayati?

Laksamana Keumalahayati atau Malahayati dikenal sebagai pendiri Inong Balee, pasukan perang pertama yang seluruh anggotanya adalah perempuan yang cukup disegani. Malahayati disebut sebagai laksamana perempuan pertama di dunia.

Perempuan asli Aceh kelahiran 1 Januari 1550 ini menjadi pahlawan dari Tanah Rencong selain Cut Nyak Dhien dan Cut Nyak Meutia dalam melawan kolonialisme.

Ayah Malahayati adalah Laksamana Mahmud Syah, seorang panglima Angkatan Laut Kesultanan Aceh.

Malahayati adalah cicit dari Sultan Salahuddin Syah, raja kedua di Kesultanan Aceh yang memerintah pada 1530 sampai 1539.

Saat baru berusia 35 tahun, Malahayati dipercayakan untuk mengemban jabatan penting. Dia menjabat sebagai kepala Barisan Pengawal Istana Rahasia dan panglima Protokol Pemerintah semasa Sultan Alauddin Riayat Syah al-Mukammil memerintah.

Perlawanan terhadap kolonialisme Portugis pertama kali dilakukan Malahayati lewat pertempuran di perairan Teluk Haru dekat Selat Malaka pada 1586. Suami Malahayati, Laksamana Tuanku Mahmuddin bin Said Al Latief, yang juga Kepala Pengawal Sultan memimpin pertempuran.

Dalam pertempuran tersebut, armada perang Kesultanan Aceh mampu memukul mundur Portugis, tetapi suaminya justru gugur.[]

Berikan Pendapat