Farid Nyak Umar: Gaya Hidup Remaja Banda Aceh Makin Mengkhawatirkan

Ketua Komisi IV DPRK Banda Aceh, Farid Nyak Umar bertemu dengan perwakilan anak muda, tokoh masyarakat dan perempuan Kecamatan Kuta Alam, Sabtu, 21 Juni 2025 di salah satu café kawasan Lampriek, Banda Aceh mendiskusikan kekhawatiran banyak pihak tentang gaya hidup remaja Banda Aceh yang semakin menyimpang.(Foto Humas DPRK Banda Aceh)

PORTALNUSA.com | BANDA ACEH – Ketua Komisi IV DPRK Banda Aceh, Farid Nyak Umar mengingatkan warga mengenai pergaulan remaja di Banda Aceh yang saat ini kian banyak dengan praktik-praktik negatif.

Informasi itu disampaikan Farid saat bertemu dengan perwakilan anak muda dan perempuan warga Kecamatan Kuta Alam, Sabtu, 21 Juni 2025 di salah satu café kawasan Lampriek, Banda Aceh. Pertemuan itu dalam rangka reses Anggota DPRK Banda Aceh.

Di hadapan remaja Banda Aceh, Farid menyampaikan, saat ini pergaulan anak muda kian terkontaminasi dengan hal-hal negatif. Sehingga kondisi itu menimbulkan kecemasan banyak pihak.

Katanya, saat ini anak-anak perempuan yang nongkrong di warung kopi semakin banyak yang terlihat mengisap vape atau rokok eletrik.

“Dulu perempuan duduk di warung kopi saja tabu.Tapi sekarang sudah duduk di warung kopi hingga larut malam, merokok lagi. Jadi instansi terkait perlu turun tangan menyikapi persoalan ini,” ujar Ketua DPD PKS Banda Aceh ini.

Farid mengingatkan warga untuk menjaga anggota keluarganya serta mengawasi kondisi lingkungan di sekitarnya.

Karena sekarang fenomena Open BO (prostitusi) dan hubungan sesama jenis semakin mengkhawatirkan. Bahkan, ditakutkan kondisi itu akan membawa dampak negatif kepada generasi muda Banda Aceh.

“Saya mendengarkan banyak masukan dan keluhan ketika bertemu para ulama, akademisi, tokoh masyarakat dan ibu-ibu pimpinan majelis taklim terkait fenomena pergaulan remaja yang sangat mengkhawatirkan. Dulu yang kayak-kayak gini (Open BO) tidak pernah kita bayangkan, tapi sekarang sudah ada di sekitar kita,” tambah Farid.

Dampak dari pergaulan negatif tersebut adalah semakin meningkatnya jumlah pengidap penyakit HIV/AIDS di Banda Aceh. Padahal, lanjut Farid, yang membawa penyakit ini kebanyakan pendatang dari luar Banda Aceh.

Mengutp data Dinas Kesehatan, ada upaya untuk memperbanyak jumlah komunitas. Trend-nya setiap bulan minimal ada 10 kasus baru.

“Bayangkan jika per Maret 2025 jumlah kasus HIV/AIDS sebanyak 553 kasus, di bulan Juni 2025 sudah tembus 580 kasus lebih. Mereka yang kebanyakan datang dari luar, kesannya berupaya untuk menularkan kepada warga Banda Aceh lainnya,” ujarnya.

Farid mendorong Pemko Banda Aceh melalui Dinas Kesehatan sebagai leading sektor dan didukung penuh oleh instansi terkait lainnya agar segera mengambil langkah pencegahan terhadap kondisi ini. Karena jika terus dibiarkan, maka praktik negatif ini akan terus tumbuh.

“Dari hasil evaluasi Komisi IV DPRK dengan Dinkes Kota diperlukan tim terpadu lintas instansi dan sektoral untuk menangani persoalan ini. Perlu juga adanya regulasi khusus untuk memberikan proteksi bagi petugas yang melaksanakan skrining di lapangan. Kita jangan hanya jadi pemadam kebakaran yang datang saat sudah terjadi kebakaran. Tapi harus dicari akar masalahnya apa dan diselesaikan secara bertahap dan sistematis,” ujarnya.

Untuk penyakit menular seperti HIV/AIDS salah satu upaya pencegahannya dapat dilakukan pemeriksaan untuk calon pengantin, agar tidak menularkan kepada pasangan maupun anaknya.

Di akhir arahannya, Farid Nyak Umar meminta warga supaya menjaga keluarganya masing-masing, menjaga sesama warga, khususnya generasi muda, demi menyelamatkan masa depan Banda Aceh.[]

 

Berikan Pendapat