Dansat Brimob Polda Aceh Silaturahmi dengan Paduka Yang Mulia Wali Nanggroe
PORTALNUSA.com | BANDA ACEH – Dalam suasana penuh kehangatan dan kearifan lokal, Komandan Satuan (Dansat) Brimob Polda Aceh, Kombes Pol Zuhdi Batubara, S.I.K., bersilaturahmi dengan Paduka Yang Mulia Wali Nanggroe Aceh, Tgk. Malik Mahmud Al Haytar, di Pendopo Meuligoe Wali Nanggroe, Aceh Besar, Kamis, 10 Juli 2025.
Dalam kunjungan tersebut, Kombes Pol Zuhdi didampingi oleh Komandan Detasemen Gegana Satbrimob Polda Aceh, Kompol Akmal, S.E., M.M., serta Katibul Wali Nanggroe Aceh, Abdullah Hasbullah, S.Ag., M.S.M.
Silaturahmi ini berlangsung hangat, sarat nilai historis, dan menjadi wadah mempererat tali persaudaraan antara institusi keamanan dan lembaga adat Aceh.
Dalam percakapan santai namun mendalam, Paduka Yang Mulia Wali Nanggroe mengangkat kembali lembaran sejarah perjuangan rakyat Aceh tempo dulu, khususnya bagaimana rakyat Aceh gigih mengusir penjajah kolonial seperti Belanda, Portugal, serta kekuatan Eropa lainnya.
Wali Nanggroe menekankan bahwa salah satu kekuatan utama perjuangan Aceh adalah perlawanan laut yang dipimpin oleh Laksamana Malahayati dengan pasukan Inong Balee yang sangat disegani.
“Berkat keberanian dan kesungguhan para pejuang, Aceh sulit ditaklukkan. Bahkan kekuatan laut kita menjadi benteng pertahanan yang membuat bangsa asing berpikir dua kali untuk menguasai wilayah ini,” ujar Paduka Yang Mulia.
Paduka Wali Nanggroe juga menyinggung pentingnya sinergi antara kerajaan Aceh dengan wilayah-wilayah lainnya seperti Kerajaan Melayu Deli dan Tanjung Balai, yang menjadi cikal bakal musyawarah dan penyatuan kekuatan di wilayah Sumatera.
Dansat Brimob Polda Aceh menyampaikan terima kasih yang mendalam atas sambutan dan wejangan sejarah tersebut.
“Ini menjadi energi bagi kami sebagai aparat negara untuk terus menjaga nilai-nilai perjuangan, persatuan, dan kearifan lokal Aceh dalam menjaga kedaulatan NKRI,” tutur Kombes Pol Zuhdi.
“Pertemuan ini menjadi momen strategis dalam membangun sinergi antara aparat keamanan dengan tokoh adat dan lembaga keacehan, demi terciptanya Aceh yang damai, aman, dan bermartabat,” tutup Zuhdi.[]