Isu LGBT, Imunisasi, dan Stunting Mengemuka pada Diskusi Kadiskes Aceh dengan Pengurus PWI

Kadis Kesehatan Aceh, dr. Munawar, SPOG bersilaturahmi dan berdiskusi dengan Pengurus PWI Aceh di Kantor PWI Aceh, Selasa, 15 Juli 2025. (Foto Abdul Hadi/PWI Aceh)

PORTALNUSA.com | BANDA ACEH – Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Aceh, dr. Munawar SpOG bersama sejumlah staf termasuk Sekdis-nya, Ferdiyus, SKM, M.Kes bersilaturahmi ke Kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh di Banda Aceh, Selasa, 15 Juli 2025.

Kedatangan dr. Munawar dan rombongan disambut oleh Ketua PWI Aceh, Nasir Nurdin bersama jajaran pengurus dan Dewan Penasihat, Dr. Bustamam Ali dan Muchlis Musa.

Silaturahmi diisi dengan diskusi mengangkat berbagai isu terkini tentang kesehatan masyarakat di Aceh termasuk berbagai program nasional dan daerah. Secara khusus juga dibahas berbagai program kesehatan untuk mempersiapkan generasi Indonesia Emas 2045.

Munawar menjawab berbagai pertanyaan Pengurus PWI yang notabene adalah wartawan bahkan CEO berbagai media, seperti program imunisasi yang masih saja terjadi penentangan di kalangan masyarakat. Ironisnya, penentangan itu justru datang dari tenaga-tenaga kesehatan itu sendiri ternasuk tokoh-tokoh masyarakat.

“Masih ada saja yang melarang anak-anak diimunisasi karena vaksin yang digunakan diisukan berasal dari elemen yang haram seperti babi. Ini masih menjadi isu bahkan ada ulama yang melarang,” kata Muhajir Juli, Pemred Komparatif.id dibenarkan Wakil Ketua Penasehat PWI Aceh, Bustamam Ali.

Diakui Munawar, capaian imunisasi di Aceh masih kurang dan ini harus dicarikan solusi agar berbagai hambatan bisa diatasi, termasuk keterlibatan media untuk melawan berita hoaks dan isu-isu tidak benar mengenai vaksin yang digunakan terhadap anak.

“Kegagalan imunisasi juga bisa berdampak pada kegagalan kita membebaskan anjak-anak Aceh dari stunting. Artinya, kalau imunisasi tidak lengkap maka anak-anak Aceh akan stunting juga,” ujar Munawar.

Angka stunting di Aceh, menurut Munawar juga terjadi penurunan dari sebelumnya 29,4 persen menjadi 28,6 persen.

Terkait program imunisasi, Kemenkes telah membuat imunisasi itu menjadi 14 dari sebelumnya 11.

Ke-14 vaksin imunisasi tersebut yaitu BCG merupakan salah satu jenis imunisasi dasar, DTP (Difteri, Tetanus, dan Pertusis), imunisasi campak, hepatitis B, Hib, Polio, MMR, cacar air, Pneumokokus, Rotavirus, Influenza, Tifoid, HPV, dan Hepatitis A

“Kalau dua tahun lalu masih 11 jenis, kini menjadi 14. Diharapkan dengan imunisasi lengkap akan menjadikan generasi Indonesia termasuk Aceh siap menyongsong Indonesia Emas 2045,” kata Kadis Kesehatan Aceh.

Dinkes Aceh terus mengupayakan peningkatan jumlah anak yang diimunisasi, seperti melalui Pos Yandu dan kunjungan rumah. Namun masih banyak terjadi penolakan.

“Bahkan ada yang melempar mobil Puskesmas sebagai bentuk penolakan masyarakat,” ungkap Munawar sambil berharap adanya dukungan dari berbagai kalangan seperti tokoh-tokoh masyarakat, ulama, dan media.

Munawar juga menginformasikan tentang program unggulan lainnya Presiden Prabowo yaitu makan bergizi gratis (MBG) untuk peserta didik dari PUAD sampai SMA. Program ini ditangani langsung Badan Gizi Nasional (BGN) dan hasilnya terus dievaluasi secara bulanan termasuk evaluasi di Pos Yandu.

“Mengenai MBG, Dinas Kesehatan tidak terlibat langsung namun tetap diikutkan dalam setiap rapat yang terkait dengan program tersebut,” ujar Munawar.

Kasus HIV

Menurut Munawar, salah satu yang jadi kegawatdaruratan di Aceh saat ini adalah kasus HIV. Ini tidak lepas dari makin banyak pendatang dari luar Aceh yang kita tidak tahu keadaannya karena kita tak bisa melakukan skrining karena menyangkut juga dengan hak asasi manusia.

“Salah satu potensi HIV yang paling besar adalah hubungan sejenis laki-laki (gay). Banyak juga kasus terjadi karena suami banyak jajan di luar sehingga menularkan kepada istri bahkan bisa menurun kepada anak,” kata Kadis Kesehatan Aceh.

Siap berkolaborasi

Menyikapi masih banyaknya kendala dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, Munawar merasa perlu keterlibatan berbagai pihak, terutama media untuk mengedukasi dan menyampaikan informasi yang benar kepada masyarakat.

“Media sosial yang sering melemparkan isu yang tidak benar menjadi tantangan tersendiri bagi kami. Di sinilah peran rekan-rekan wartawan di jaringan PWI Aceh sangat diharapkan. Kami siap berkolaborasi untuk suksesnya berbagai program bisdang kesehatan,” demikian dr. Munawar.[]

 

Berikan Pendapat