Jalan Berliku Azam Falah Al-Asyi Menembus Universitas di Rusia
Laporan Meylida Abdani/Portalnusa.com dari Humas Aceh
NAMANYA Azam Falah Al-Asyi. Dia anak Aceh lulusan SMAN 10 Fajar Harapan, yang akan melanjutkan pendidikan ke salah satu kampus tertua di Rusia, St. Petersburg Mining University, Rusia.
Baca: Mualem Dukung Pendidikan Putra-Putri Aceh ke Luar Negeri
Pada Senin, 4 Agustus 2025, Falah diterima oleh Gubernur Aceh, Muzakir Manaf dan mendapat apresiasi luar biasa atas keberhasilan Falah menembus salah satu perguruan tinggi terbaik di Rusia.
Data yang diterima media ini menyebutkan, keberhasilan Azam Falah tembus kuliah di salah satu universitas unggulan di Rusia ini setelah melewati serangkaian proses seleksi yang ketat dan kompetitif secara nasional.
Azam menceritakan bahwa proses pertama dalam seleksi kuliah ke Rusia dimulai dari seleksi administrasi melalui jalur daring. Peserta diwajibkan mengunggah berkas-berkas ke situs resmi yang disediakan oleh pihak penyelenggara.
“Berkas-berkasnya kalau yang belum lulus SMA itu kita diwajibkan untuk mengirim berkas rapor semester 5, ada surat pernyataan yang sudah tersedia, termasuk menyiapkan KTP,” ungkap Azam.
Setelah berkas diverifikasi dan dinyatakan lulus seleksi awal, peserta harus melalui tahap paling krusial, yaitu wawancara.
“Wawancara adalah tahapan yang paling menentukan karena bobotnya mencapai 80 persen dari keseluruhan penilaian,” ujarnya.
Wawancara, kata Azam, dilakukan sepenuhnya dalam bahasa Inggris, dan menjadi penyaring utama dalam seleksi. Di mana, dari sekitar 3.000 peserta yang lolos seleksi berkas, hanya 250 orang yang berhasil melewati tahap wawancara.
“Banyak yang gugur di tahap ini karena tidak siap secara komunikasi. Jadi kemampuan bahasa Inggris benar-benar menjadi kunci,” tambah Azam.
Usai tahap wawancara, peserta memasuki tahap penempatan kampus.
Ada enam universitas terkemuka di Rusia yang menjadi pilihan. Azam sejak awal memilih Saint Petersburg Mining University, yaitu universitas teknik pertambangan tertua di Rusia yang didirikan pada masa Ratu Catherine II.
“Dari Indonesia, yang diterima di kampus dan jurusan yang sama dengan saya hanya dua orang,” katanya.
Pencapaian Azam ini turut diapresiasi oleh Mualem, yang secara tegas mendukung terhadap program pendidikan putra-putri Aceh ke luar negeri. []