Warga Labuhan Haji Meninggal di Pinggiran Krueng Aceh Peunayong
PORTALNUSA.com | BANDA ACEH – Seorang warga yang sehari-hari bekerja di boat pukat yang berpangkalan di Peunayong atau Lampulo, Kota Banda Aceh meninggal di Bantaran Krueng Aceh, Peunayong, Minggu pagi, sekitar pukul 06.00 WIB, 24 Agustus 2025.
Berdasarkan bukti KTP yang ditemukan bersama korban, tercatat warga tersebut bernama Muhammad Nasir, kelahiran Ujung Padang, 01-07-1971 beralamat di Dusun Pendidikan, Desa Ujung Padang, Kecamatan Labuhan Haji Barat, Aceh Selatan.
Kasus itu berawal ketika Ibu Nurhayati, warga Keudah yang berseberangan sungai dengan lokasi kejadian melihat dari kejauhan ada seseorang mengangkat tangan minta tolong sambil memegangi perutnya.
Didorong semangat keikhlasan untuk membantu, Nurhayati bersama dua tetangganya yang lain segera berlarian melewati jembatan Peunayong dan berputar ke pinggiran sungai yang tak jauh di belakang Masjid Peunayong.
Ketika Nurhayati tiba di lokasi, terlihat laki-laki itu sudah terjatuh dalam posisi terbaring. Tak jauh dari lokasi dia terjatuh, di bangku taman pinggiran sungai terlihat topi, sisa rokok dan mancis.
“Waktu itu baru selesai shalat subuh, belum ada orang di lokasi kejadian,” ujar Nurhayati.
Karena tak ada siapapun yang bisa dimintai tolong akhirnya secara spontan Nurhayati menuju ke Polsek Kuta Alam dengan berjalan kaki.
“Saya ketuk-ketuk pintu Kantor Polsek, saya laporkan apa yang terjadi, tak lama kemudian polisi menuju ke lokasi,” ujar Nurhayati yang sehari-hari membuat pulut panggang di rumahnya.
Pihak Polsek Kuta Alam dan Tim Inafis Polresta Banda Aceh melakukan olah TKP dan sekitar pukul 10.30 jenazah Muhammad Nasir dijemput Ambulans PMI Kota Banda Aceh untuk dievakuasi ke RSUZA.
Bercak darah
Belum diketahui penyebab kematian korban namun ada dugaan karena keluhan lambung parah. Di lokasi kejadian terlihat bercak darah bekas muntah sebelum akhirnya korban tumbang dalam posisi minta tolong sambil memegangi perutnya.
Komunitas nelayan yang berpangkalan di Peunayong mengaku mengenali Muhammad Nasir sebagai sosok pendiam yang tak pernah menyusahkan orang lain. Dia bekerja sebagai awak boat pukat yang tidak tetap. Dia tinggal juga tak tetap, berpindah-pindah, kadang di Gampong Mulia namun sering juga di kawasan Peunayong.
“Kalau nelayan di TPI Lambada, Aceh Besar banyak yang kenal beliau karena boat pukat dia bekerja pulang siang dan mendarat di sana,” kata seorang nelayan.
Beberapa relawan, terutama relawan RAPI Banda Aceh terus berusaha menghubungi keluarga almarhum sesuai dengan alamat di KTP.
“Semoga bisa segera terhubung dengan pihak keluarga,” kata Fauzan/JZ01ARU yang terlibat dalam proses evakuasi jenazah bersama pihak kepolisian dan relawan PMI.[]