LKNU dan UNICEF Fasilitasi Sekolah Nenek Hebat Aceh

Sesi foto bareng nenek-nenek peserta Orientasi Fasilitator Kelas Nenek Hebat Aceh pada 7 Oktober 2025 di Aula Pertemuan Cut Meutia, Bapelkes Aceh, Selasa, 7 Oktober 2025. (Dok LKNU Aceh)

PORTALNUSA.com | BANDA ACEH – Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) didukung UNICEF Aceh menginisiasi Orientasi Fasilitator Kelas Nenek Hebat Aceh pada 7 Oktober 2025 di Aula Pertemuan Cut Meutia, Bapelkes Aceh.

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kemampuan para fasilitator dalam mengoptimalkan peran nenek sebagai pendukung utama dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif, pengasuhan, serta pencegahan stunting di Aceh khususnya pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Informasi yang diterima media ini dari Watie Achmad (LKNU Aceh) menyebutkan, berlanjutnya kegiatan ini setelah melalui FGD pada 2024 dan penyusunan modul yang dilakukan oleh UNICEF, Pemerintah Aceh bersama mitra gizi, yakni LKNU, Aceh Peduli ASI, Flower Aceh, dan AIMI Aceh.

Dalam sambutannya, Andi Yoga Tama, Kepala Perwakilan UNICEF Aceh, menegaskan pentingnya peran nenek dalam membimbing, merawat, dan mengasuh cucu, terutama saat orang tua bayi bekerja.

“Peran nenek dan kakek sangat strategis dalam upaya pengurangan masalah stunting di Aceh melalui penguatan keluarga dalam pemberian ASI eksklusif, MPASI yang tepat, dan imunisasi lengkap,” ujarnya.

Ia menambahkan, imunisasi menjadi salah satu pekerjaan rumah besar di Aceh yang perlu mendapat perhatian.

Menurut Andi Yoga Tama, gerakan sosial kelas nenek ini harus mampu menumbuhkan kebiasaan dan nilai keluarga yang mendukung tumbuh kembang anak agar dapat direplikasi ke berbagai wilayah lain.

Sambutan dan pembukaan acara juga disampaikan oleh Ketua TP PKK Aceh diwakili Staf Ahli PKK, Janiswar, S.Sos.

Dalam sambutannya, TP PKK Aceh menyampaikan dukungan penuh terhadap kegiatan ini sebagai wujud komitmen memperkuat peran nenek dalam pengasuhan anak selama 1000 HPK.

Tantangan terkait pemenuhan ASI eksklusif, terutama di kalangan nenek, menjadi fokus utama. TP PKK Aceh berharap kelas nenek dapat terus berlanjut dan berkembang sehingga dampaknya semakin luas dan berkelanjutan.

Kegiatan ini diikuti oleh 21 calon fasilitator dari tiga kecamatan di Kabupaten Aceh Besar serta kolaborasi dari Pemerintah Aceh dalam hal ini Dinas Kesehatan, DPMG, BKKBN, TP-PKK serta menggandeng universitas seperti Poltekkes Aceh.

Orientasi diisi dengan pelatihan penggunaan modul terbaru kelas nenek hebat yang Bernama RANUPNEK ACEH (Gerakan Nenek Peduli Aneuk Aceh) yang terdiri dari komunikasi antarpribadi, fasilitasi kelompok, serta pengelolaan program kelas nenek 1000 HPK mencakup nenek penjaga 1000 HPK, Nenek ASI, Makan apa yang benar dan Pentingnya ke Posyandu.

Dengan adanya orientasi ini, diharapkan para fasilitator mampu mengimplementasikan kelas nenek hebat secara efektif sehingga nenek sebagai sosok pendukung utama dapat berperan maksimal membantu penurunan kasus stunting sekaligus mendukung kesehatan ibu dan anak di Aceh.[]

Berikan Pendapat